Bagian 10

197 40 79
                                    

Gazebo berukururan 2x2 yang berada di taman samping rumah Anjani menjadi tempat mereka berkumpul, satu jam yang lalu Salsa terlebih dahulu datang untuk berbicara kepada tuan rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gazebo berukururan 2x2 yang berada di taman samping rumah Anjani menjadi tempat mereka berkumpul, satu jam yang lalu Salsa terlebih dahulu datang untuk berbicara kepada tuan rumah. Walaupun sudah diizinkan, rasanya kurang sopan saja belum bertemu secara langsung.

"Selamat sore, Semua. Aku mau mengucapkan terima kasih banyak kepada kalian karena udah mau datang dan tergabung dalam klub ini, makasih juga untuk Anjani yang menyiapkan tempat berkumpul," ucap Salsa membuka pertemuan pertama mereka.

Mereka duduk beralaskan karbet bulu dan mengelilingi meja bundar yang berada di tengah gazezo, di sisi kiri ada juga lemari kecil yang di atasnya terdapat cemilan dan air putih. Bahkan, mama Anjani sedang menyiapkan makan malam untuk mereka.

Kedua orang tua Anjani mendukung sepenuhnya kegiatan ini, mereka tidak keberatan jika rumahnya digunakan. Apalagi gadis berkaos merah itu anak tunggal, jadi semua kegiatan selama masih positif tetap terus didukung.

Kadang Salsa merasa iri kepada Anjani, gadis itu mendapat orang tua yang sangat baik. Namun, ada saat juga ia merasa kasihan. Di sekolah Anjani sering disindir karena masa lalunya yang kurang mengenakkan, mungkin alasan tersebut yang membuatnya masuk ke klub ini.

"Pertama, kita susun dulu keanggotaan di sini. Gak banyak, sih. Mungkin cuma ketua, wakil, sekretaris, dan seksi perlengkapan. Ada mau mengajukan diri atau mengusulkan?" tanya Salsa.

Fiona mengangkat tangannya. Setelah dipersilakan, gadis ber-hoodie baby blue itu baru angkat suara. "Kayaknya yang jadi ketua kamu aja, Sal," usulnya.

"Iya. Kamu lebih tahu tujuan didirikannya klub ini," sahut Rebecca, sementara yang lainnya mengangguk setuju.

Melihat kondisi tersebut, Fiona kembali mengatakan, "Nah, setuju semua. Salsa yang jadi ketuanya." Sementara Salsa hanya pasrah ketika ditunjuk, sebenarnya ia juga tidak masalah dengan hal itu.

"Terus seksi perlengkapan Anjani aja. Kan, ini di rumah dia. Tinggal pilih satu lagi, tapi gue juga bisa, sih," ujar Ria.

"Boleh, boleh," ucap Anjani setuju. Keduanya memang cukup dekat meski tidak satu kelas. Namun, dulu pernah satu SD hingga SMP.

"Fio, lo aja yang jadi sekretaris. Kan, lebih berpengalaman," kata Selena. Mereka satu sudah satu kelas sejak masuk SMA, setiap tahun selalu saja Fiona yang ditunjuk menjadi sekretaris.

Anjani melihat ke arah teman-temannya, lalu berkata, "Rebecca wakil aja. Rumahnya searah sama Salsa, jadi kalau ada apa-apa gampanglah."

"Gue bisa aja, sih," balas Rebecca santai.

Cukup lama mereka terdiam karena semua yang ingin ditunjuk sudah ditentukan. Namun, tiba-tiba gadis berkemeja kotak-kotak angkat suara. "Bendahara butuh gak, sih?" tanya Zifa.

"Gimana kalau kita buat iuran setiap pertemuan. Gak usah banyak-banyak, lima ribu aja. Biar gue yang jadi bendahara," saran Liana.

"Gue sama Selena apaan? Masa yang lain ada tugas, gue enggak," protes Zifa.

Little Things [END]Where stories live. Discover now