|[10]|

225 36 1
                                    

Sebenernya jadi penulis tuh gaboleh punya rasa iba terlalu besar sama tokoh-tokohnya, akibatnya ya kayak aku gini, mau buat salah satunya hampir mati aja gak tega...

*part ini ada sedikit adegan romance nya (gatau ini termasuk romance apa ga) kalo kalian anti-romantic bisa diskip, terimakasih^^

-happy reading-

DUGH! DUGH! DUGH!!

" BANGUN GAK KALIAN?!! "

" KALO GAK BANGUN GUE BAKAR LHO! "

" WOY KAK HEE! JAY! JAKE! SUNGHOON! SUNOO! JUNGWON! NI-KIIII!!! "

Itu suara Arsey, yang sudah sejak limabelas menit yang lalu berdiri sambil mengetuk pintu kamar milik para lelaki yang kini masih tertidur pulas.

" WOY BANG—mmphhh!! "

Mulut Arsey yang sejak tadi berteriak itu langsung dibekap oleh seseorang yang baru saja membuka pintu dihadapan Arsey. Seorang pemuda berkaos putih oblong yang kebesaran, membuat pundak putihnya terekspos. Jangan lupakan rambut acak-acakan dan muka bantalnya.

" Berisik! " Ujar Sunghoon yang matanya masih setengah terbuka.

Arsey terkejut. Jantungnya berdegup kencang karena—Hey! Gadis mana yang tidak seperti itu saat seorang pria tiba-tiba membekap mulutnya? Apalagi jarak diantara mereka saat ini sangatlah dekat.

Arsey masih diam memandang terkejut kearah Sunghoon yang sepertinya belum sadar apa yang sudah dilakukannya sekarang. Hingga pintu kamar itu terbuka lebih lebar dan keluarlah Jay darisana.

" Kalo mau uwu uwu  jangan ditengah pintu, ganggu! " Ujarnya kemudian menyenggol bahu Sunghoon kesal.

Sunghoon sadar sepenuhnya. Ia buru-buru menarik tangannya kembali dan memberi jarak dengan Arsey. Arsey juga begitu. Ia langsung memalingkan wajahnya yang merah itu.

" Lo abis mandi? " Tanya Arsey pada Jay yang terlihat sudah segar untuk mengurangi rasa gugupnya sedikit.

Jay mengangguk sebagai balasan.

" Trus kenapa tadi gue ketok-ketok gak nyautin Park Jongseong?!! "

" Gadenger, ketutupan suara shower. " Balasnya singkat.

" Lo marah Jay? " Arsey mendekat kearah Jay.

" Ng-nggak lah! Ngapain marah? "

" Trus itu kenapa muka lo kayak orang nahan kesel gitu? Yakan Hoon? " Sunghoon mengangguk setuju dengan Arsey.

" Jangan-jangan..... " Sunghoon mendekatkan wajahnya ketelinga Jay " Lo kepanasan ya liat kita berdua tadi? " Bisiknya pelan lalu tersenyum miring kearah Jay.

" Apa-apaan?! Ngapain gue kepanasan? Lo mah gak ada apa-apanya dibanding gue! " Balas Jay.

" Oh ya? Tapi sejauh ini lo gak nunjukin kemajuan sama sekali tuh! Kalah telak lo sama gue, ngaku aja napa! " Sunghoon semakin memancing emosi Jay.

Jay menggeram tertahan lalu segera pergi darisana dengan wajah memerah.

" Kalian ngapain sih? " Arsey penasaran dengan apa yang dilakukan kedua pria dihadapannya ini.

" Gapapa. Oh ya, tadi lo kenapa bangunin kita? Ada yang penting? " Sunghoon mengalihkan pembicaraan.

" Oh itu... Iya, ini tadi gue nemu surat nyangkut dijendela. Gambarnya bunga Dandelion , kata Daniel dulu kalo dapet surat gambar bunga itu berarti suratnya dari Daniel, gitu. " Jelas Arsey.

World War [EN-]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang