Benci

59 18 1
                                    

Keesokan harinya, dikediaman  Gadodia sedang dilangsungkan ritual terakhir untuk Neil. Semua keluarga terlihat sedih dan diringi oleh tangisan Sharmishta, Swara dan Avni yang sangat kehilangan sosok Neil. Disisi lain terlihat Sanskar yang sudah bangun tidur. Kamar Sanskar seperti kapal pecah. Seorang pelayan datang ke kamar Sanskar. Sanskar lalu menyuruhnya masuk.

"Ada apa kau datang kemari?"tanya Sanskar.

"Tuan, Nyonya Sujata ingin berbicara dengan Tuan karena ada hal yang penting. Nyonya menyuruh Tuan untuk datang ke kamarnya sekarang," kata pelayan.

"Baiklah aku akan kesana sekarang. Tolong kau bersihkan kamarku karena aku tidak mau sampai Ibu tau ini," kata Sanskar.

"Baik Tuan," kata pelayan lalu mulai membereskan kamar Sanskar.

Sedangkan Sanskar pergi ke kamar Ibunya. Sanskar sampai dikamar Ibunya dan melihat Ibunya sedih. Sanskar segera menghampiri Ibunya yang sedang duduk diatas ranjang.

"Ada apa Bu? Kenapa kau menangis?"tanya Sanskar khawatir.

"Kakaknya Swara yang bernama Neil sudah tiada," kata Sujata membuat Sanskar terkejut.

"Itu tidak mungkin Bu," kata Sanskar tidak percaya.

"Swara sendiri yang menelpon Ibu tadi. Ayo kita kesana sekarang," kata Sujata.

"Aku yang akan pergi ke sana sendiri karena Ibu terlihat kurang sehat," kata Sanskar.

"Tidak Sanskar. Ibu harus ikut ke sana," kata Sujata.

"Aku mohon untuk kali ini saja, turuti apa yang ku katakan," kata Sanskar.

"Baiklah," kata Sujata terpaksa.

"Sanskar tapi kenapa kau masih memakai baju yang tadi malam dan kau terlihat seperti ada masalah. Apa kau ada masalah?"kata Sujata.

"Tidak Bu. Aku baik-baik saja. Sekarang Ibu berbaringlah dan istirahat," kata Sanskar dan Sujata menuruti apa yang dikatakan Sanskar.

Sanskar lalu pergi dari sana dan pergi ke kamarnya. Sanskar lalu menyuruh pelayan pergi dan juga menyuruhnya untuk menjaga Sujata saat dia pergi,  setelah pelayan itu membereskan kamarnya. Sanskar mengambil surat yang ada disakunya yang kemarin dia temukan di rumah Swara.

"Aku rasa Swara tak mungkin menghianatiku. Lebih baik aku tanyakan langsung padanya tentang surat ini," kata Sanskar lalu menaruh surat itu di meja.

Sanskar pergi ke kamar mandi dengan membawa baju ganti. Sanskar keluar dari kamar mandi setelah mandi dan juga mengganti bajunya. Sanskar mengambil surat yang ada dimeja lalu memasukkan surat itu ke dalam sakunya. Sanskar lalu pergi ke rumah Swara. Akhirnya Sanskar sampai dirumah Swara dan disaat bersamaan keluarga Swara dan juga Swara beserta keluarga Avni baru saja kembali setelah  melakukan ritual terakhir untuk Neil. Sanskar melihat Swara yang sedih dan dia tak tega melihat itu. Semua orang masuk ke dalam rumah. Sanskar turun dari mobil lalu segera masuk ke dalam rumah. Di dalam terlihat semua orang masih sedih. Avni menghampiri Swara lalu mencekik leher Swara dengan tangannya. Semua orang terlihat terkejut melihat itu.

"Kau harus mati karena Neil pergi dariku untuk selamanya karena dirimu," kata Avni.

Harsh yang berada disamping Swara langsung melepaskan cekikan Avni. Swara masih tak percaya kalau Avni telah mencekiknya dan juga menyalahkan nya atas kematian Neil.

PLAKK

Sanskar menampar Avni karena dia tak terima Avni telah mencekik Swara. Melihat kedatangan Sanskar, Harsh sangat marah lalu menarik kerah bajunya.

"Berani-beraninya kau datang kemari setelah kau membuat Kakakku tiada. Itu semua gara-garamu Sanskar jika tadi malam kau tak mengusir Swara dan Kak Neil tidak pergi, semua ini tidak akan pernah terjadi," kata Harsh marah.

MAAFKAN AKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang