Typonya Rame!..
“Rei...!” seru Allshandra yang menyandarkan dirinya di bawah pohon. Perlahan tubuhnya beralih menjadi berbaring di atas rumput hujau yang kering akibat bosan menyerang, menatapi ke arah Rei yang ada di atas pohon.
“apa?” terdengar nada malas dari Rei. Dirinya yang tengah berbaring di atas pohon tidak menatap ke bawah, sibuk memandangi langit biru nan cerah di pagi menjelang siang ini. Bahkan rasa kantuk sedari tadi menyerangnya akibat angin sepoi-sepoi yang hangat terus membelainya{cuihh.. bahasanya itu lho!} namun sekuat tenaga di tahan agar tidak menutup mata.
“aku punya pertanyaan, apa kau seorang jenius?”
Allshandra memainkan rambut pirang keemasannya yang terlihat semakin panjang. Di sapuhnya pipinya sendiri menggunakan ujung rambut itu hingga rasa geli menyentuh kulit mulusnya. Sesekali dia menguap karena perbuatannya sendiri.
“mengapa kau bertanya seperti itu?” Elreisho membalikan tubuhnya hingga pandangannya sepenuhnya menoleh ke bawah. Pertanyaan itu terdengar cukup aneh, maksudnya mengapa menanyakan dirinya seorang jenius atau bukan, itu tidak berguna. Jika pun benar jenius terus apa? Bangga? Kagum? Ohh tentu tidak. Tidak perlu di banggakan, cukup tau saja karena semuanya tidak akan selalu seperti yang terlihat.
“entahlah, insting ku mengatakan kau seorang jenius..” tidak!, kau memang jenius, begitu yang di deskripsikan penulis, selain itu kau juga menjunjung tinggi sikap terhomat, dan itulah yang membuat dirimu membenci tokoh utama perempuan. Dan tidak mungkin Allshandra mengatakan seperti itu. Pandangan Elreisho akan aneh kepadanya.
“apa kau seorang yang memiliki insting bagus Alsha?” Elreisho sedikit tidak percaya perkataan gadis itu, tidak tau mengapa gadis itu terlihat sangat tidak jujur untuk hal ini. Perlahan kantuk kembali menyerang dirinya, Elreisho menguap lebar dan segera turun dari pohon, namun naas dia tidak berhati-hati. Kakinya terpeleset saat akan menapak di ranting kecil, membuat tubuhnya tidak seimbang dan terjatuh menimpa tubuh kecil Allshandra.
Rasa kantuk itu menghilang sekejap mata, untungnya jatuhnya Elreisho tidak dari dahan yang sangat tinggi, tangan dan lutut lelaki muda itu menahan berat tubuhnya hingga membuat lecet di beberapa bagian, dan entah itu kesialan atau keberuntungan, Allshandra tepat berada di bawah Elreisho, kedua lutut dan tangan lelaki itu mengurung tubuh Allshandra. Sayangnya posisi mereka kali ini tidak dapat di katakan baik, wajah Elreisho sangatlah dekat dengan Allshandra, dan Allshandra yang semula santai terbujur kaku dengan wajah mulai memerah padam. Jerak mereka sangat dekat!
Sialnya, Allshandra tidak dapat menyuruh Elreisho segera menyingkir. Tenggorokannya terasa di sumbat hingga tidak dapat mengeluarkan suara sedikit pun. Kefokusan Allshandra hilang kala iris mata secerah langit biru itu bersitatap dengan manik hitam gelap Elreisho. Dadanya berdebar-debar kencang tak tertahan menyelami dalamnya iris yang tak terbaca itu. Bahkan, wajah mungil miliknya terpantul jelas di manik mata lelaki itu.
Elreisho tidak tidak jauh berbeda dari Allshandra, dadanya bergemuruh hebat menahan debaran aneh yang tiada henti saat menatap gadis itu dari jarak sedekat ini. Dan dengan bodohnya lelaki itu malah memegang dadanya, berfikir jantungnya akan segera meledak jika tidak di tahan seperti itu. seketika dirinya tersadar ketika gadis itu mulai menutup matanya indahnya. Dia bahkan tidak menyadari hidung mungil itu telah bersentuhan dengan hidung mancung miliknya.
Terkekeh kecil, Elreisho menyingkirkan badannya segera. Dia tau gadis itu sangat tidak nyaman dengan posisi ini. Ekspresi malu yang sangat ketaran tadi menunjukan betapa polosnya gadis itu menunjukan mimik wajahnya. Ingin sekali berlama-lama, namun jantungnya tidak bisa di ajak kompromi.
“maaf...” lirihnya kecil menahan senyuman. Gadis kecil itu kembali membuat dirinya tidak waras, suka sekali menunjukan ekspresi yang membuat Elreisho gemas hingga memiliki niat buruk. Untungnya masih bisa di tahan. Bagaimana pun juga dia lelaki yang baru memasuki masa pubertas. Kau tau itu seperti apa.
Allshandra sontak membuka matanya saat merasa cahaya tidak lagi terhalangi untuk menyinari wajahnya. Kegugupan kembali melanda, mengapa dia menutup mata?!! Apa yang di harapkan dirinya coba!?. Dia tidak mau menoleh ke samping, dimana Elreisho berbaring. Terlalu malu serta gugup. Padahal dulu, tak pernah dia merasakan hal seperti ini. Apa ini! Jangan katakan dia... ah tidak itu terlalu cepat! Tapi mengapa mentalnya terbawa perasaan! Woelahhh, baper gegara bocil, maluu tau!
Debaran di antara keduanya masih tetap ada, Allshandra yang membalikkan tubuhnya ke arah samping, memunggungi Elreisho terus menghela nafas serta memegang dadanya. Itu nyata!
Dengan senyum bodohnya, Elreisho memandangi langit. Menikmati debaran yang sangat menyenangkan menurutnya. Dia menyukai debaran itu, ahh lebih tepatnya seseorang yang menyebabkan debaran itu ada. Waktu ternyata berlalu begitu cepat, kini matahari kian memanas di keheningan yang tercipta.
“Alsha?..” panggil Elreisho yang ingin menyudahi keheningan.
“hm..”
“kau baik-baik saja?” tanyanya, Elreisho tidak terlalu khawatir karena Allshandra sendiri akhir-akhir ini sering bersikap seperti itu.
“ehem... y-ya, aku baik.” Allshandra membuat ekspresinya kembali seperti sedia kala. Terlihat polos seolah tidak terjadi apa-apa barusan, atau lebih tepatnya merasa terbiasa dengan kejadian barusan. Untungnya wajahnya sangat meyakinkan, dia tidak merasa malu atau gugup seperti tadi lagi. Tapi dalam hati, dia masih sangat gugup.
“kau tau... seorang gadis kerap kali membuat diriku merasakan debaran, debaran yang semula membuat diriku merasakan ketakutan, namun di satu sisi membuat diriku nyaman. Debaran aneh yang muncul hingga membuat diriku terbiasa. Ahh... aku menyukai debaran tersebut, terlebih lagi gadis yang menyebabkan debaran itu ada...” ungkap Elreisho menutup matanya, membayangkan wajah gadis yang kerap kali membuat dirinya berdebar.
Jantung Allshandra terasa berhenti mendadak, tubuhnya terdiam kaku mendengar penuturan lelaki itu. Serang gadis yang membuat lelaki itu berdebar? Apa Elreisho menyukai seorang gadis? Entah apa itu, hati Allshandra terasa sakit, ini sangat menyakitkan.
Sebentar! Apa Allshandra cemburu! Tentu iy-tidak bisa menyangkalnya. Perlahan air mata gadis itu mengenangi matanya. Membelakangi Elreisho membuat lelaki itu tidak dapat melihat kondisinya saat ini. Isakan untungnya tidak ada keluar dari bibir mungilnya. Hanya air mata yang entah apa maksudnya keluar itu
Dirinya bertanya-tanya, ada apa dengan emosinya hari ini?|| dasar bodoh!
Menahan suaranya agar terdengar normal, Allshandra bertanya, “apa kau sedang menyukai seorang gadis?” ujarnya kecil, tersenyum kecut menanti jawaban dari sebelah sana.
“hm... ya, mungkin..” mungkin aku mulai mencintainya, lanjut Elreisho dalam hati.
“betapa senangnya...” ujar Allshandra terdengar bahagia, apa kabar dengan hati? Tentu sakit!
Elreisho tersenyum lebar, membuka kedua matanya dengan hembusan angin hangat dia memandang penuh ke arah langit biru yang sangat cerah, warna yang mengingatkannya dengan iris mata seseorang. “ya, kau benar.”
“em.. Rei, apa kau menjunjung tinggi sikap terhormat?” tanya Allshandra teringat dengan Elreisho yang di deskripsikan penulis. Akh... dia lupa tujuannya awal karena emosi bodoh ini. Dia ingin memastikan tidak ada sesuatu yang berubah! Tapi sejauh ini banyak sekali yang berubah, termasuk Elreisho. Lelaki itu tidak terihat benar-benar jenius, bahkan terlihat dingin pun tidak!
“hm... tergantung, melihat bagaimana situasi dan kondisi terlebih dahulu baru aku bisa memutuskan sikap terhormat.”
Ini bisa di katakan ya atau tidak?! Elreisho berbeda dari yang di deskripsikan, entah ini merupakan petaka atau berkat. Bisa saja nanti malahan menjadikan kematian ku menjadi lebih cepat hiks....
Diriku tidak ingin seperti kejadian penyerangan kala itu huaa.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Love The Villain's
FantasyWAJIB FOLLOW AKUN PENULIS SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA;) _________________________________________ Tapi entah kenapa buluku merinding setelah di tinggalkan gadis itu, apakah ia memiliki simpanan...sudahlah terlalu mengada-ada. "sheryll?!!" Ayam terny...