3÷3

7K 648 98
                                    

Travis dan Haruto sedari tadi heran melihat Junkyu yang terus termenung sejak sepulangnya dari acara jogging tadi.

"Kamu kenapa?" Tanya Haruto menepuk bahu Junkyu yang menatap kosong dinding kaca kamar mereka yang menampilkan pemandangan sudut kota.

Junkyu tersentak. Ia menoleh linglung ke arah Travis dan Haruto bergantian.

"Eee- itu a-aku gakpapa kok!" Elaknya.

Travis yang diam mengamati dari tadi tentu tak percaya. Ketika netra mata Junkyu yang menyiratkan kekhawatiran dan ketakutan yang begitu besar.

Jari-jarinya saling meremat. Pertanda ia menyembunyikan sesuatu.

"Lo kalo ada masalah cerita ke kita Junkyu" ujar Travis.

Junkyu menatap Travis kemudian menggeleng. "Beneran aku gakpapa. Emang aku kenapa sih?"

Travis menatap Junkyu semakin tajam. "Boong. Keliatan dari mata lo kek orang ketakutan gitu. Dan udah dari tadi lo ngelamun terus. Emang gue segoblok itu lo berani boongin?!"

Junkyu menjadi takut melihat Travis yang berbicara agak tinggi. "Maaf. Gak bermaksud gitu. A-aku belum siap buat ceritain ke kalian"

Travis mengusap wajahnya kasar. Ia agak jengkel dengan kekasihnya yang gemar menutupi sesuatu.

Sedangkan Haruto hanya menghela nafas mencoba untuk memaklumi. "Yaudah gapapa. Kalau udah siap langsung cerita oke?" Tersenyum menenangkan sambil mengelus rambut Junkyu.

Junkyu mengangguk mengiyakan. Kemudian mengigit bibirnya- kebiasaannya jika ia dilanda kegugupan.

"Eum... Kalian nanti jangan tidur bareng aku dulu ya? Aku lagi pengen sendiri" ucap Junkyu pelan.

Travis dan Haruto saling berpandangan. Mereka tahu jika Junkyu sudah seperti ini artinya masalah yang dihadapi bukan hal yang sepele.

ᕙ( ͡◉ ͜ ʖ ͡◉)ᕗ

Travis sedang menyetir mobil. Sedangkan Haruto dan Junkyu duduk dibangku belakang. Kakak-beradik itu sepakat untuk menggunakan mobil karena keadaan Junkyu yang kurang baik.

Mereka sempat kaget ketika Junkyu bersiap berangkat ke sekolah dengan kantung mata yang agak menghitam.

Membuat Travis sempat marah karena Junkyu yang sikapnya berubah drastis tanpa alasan yang jelas. Ia memang memiliki ego yang tinggi, kasar dan tidak sabaran.

Namun disisi lain ia tak suka ketika kekasihnya sedang tak baik-baik saja. Itu membuatnya akan kepikiran terus.

"Eh? Kamu nangis?"

Haruto menatap Junkyu yang mengusap air matanya dengan cepat. Walau Junkyu menoleh menghadap jendela. Ia sedari tadi mengamati raut wajahnya diatas kaca mobil depan.

Travis menghentikan mobilnya dengan spontan. Untung lampu merah sedang menyala didepan jalan raya.

Brak!

Haruto dan Junkyu kaget ketika Travis tanpa aba-aba memukul stir mobilnya dengan kuat. Lalu mencengkeram stirnya dengan erat hingga menimbulkan urat ototnya yang terlihat menyembul.

"LO TUH KENAPA SI KYU?! KENAPA GAK CERITA LANGSUNG AJA? GUE GAK SUKA LIAT LO GINI. HATI GUE JADI SUSAH TAU GAK LIAT LO MEWEK GINI!!" Amuk Travis.

Sumbu kesabarannya sudah habis. Ia tak kuat lagi hingga ia lepas kontrol membentak kekasihnya. Matanya agak merah dan nafasnya yang terdengar terburu-buru.

          

Junkyu yang mengigit bibirnya untuk menahan isak tangis pun akhirnya pecah. Untuk pertama kalinya. Untuk pertama kalinya Travis membentak dirinya.

"Hiks... Maaf. Maafin aku. Aku b-bukannya gak mau cerita. T-tapi hiks..." Ujarnya terbata-bata dengan tangis sesenggukan.

Haruto menarik Junkyu kedalam pelukannya berusaha menenangkan kekasihnya yang semakin keras tangisannya.

"Udah vis, lo sabar dulu. Mungkin Junkyu butuh waktu buat cerita. Jangan kemakan emosi mulu" ujar Haruto menengahi pertengkaran mereka.

"Ck. Serah"

Lalu hening sesaat. Kemudian mobil mereka mulai melaju ketika lampu didepan jalan sudah berwarna hijau.

Junkyu termenung dalam pikirannya. Ia tiba-tiba merasa hatinya sakit kemungkinan terburuk ketika ia menceritakannya suatu saat.

Aku takut kalian gak mau nerima aku lagi. Cukup sekali aja aku dijauhin.

ᕙ( ͡◉ ͜ ʖ ͡◉)ᕗ

Setibanya mereka disekolah. Travis segera pergi menuju kelasnya, meninggalkan adiknya dan Junkyu yang masih tertinggal dibelakangnya.

Sementara Junkyu hanya menatap sendu punggung Travis. Haruto disampingnya mengelus bahunya pelan dan tersenyum ketika Junkyu menatapnya.

Membuat Junkyu ikut tersenyum. Mereka kemudian berjalan beriringan melewati koridor sekolah menuju kelasnya.

"Napa lo? Muka kusut kek kolornya Jaehyuk. Gak dikasi jatah ya lo. Wkwkwk" Cerocos Jeongwo yang melihat Travis masuk kelas dengan wajah yang ditekuk.

"Bacot"

Membuat tawa Jeongwoo seketika berhenti ketika mendengar Travis berbicara dengan nada dingin. Itu artinya ia tidak mau diganggu.

Jeongwoo mundur perlahan kemudian duduk dibangku sebelah Junghwan yang masih sibuk menghitung donat. Takut berkurang dimakan Jaehyuk sepeninggal ia pergi ke toilet tadi.

Travis memalingkan wajahnya ketika Haruto dan Junkyu masuk ke kelas. Mengabaikan tatapan Junkyu yang terlihat sendu mengarahnya.

Junkyu menghela nafasnya berat.

Ia bukannya tidak mau bercerita. Tapi jika ia menceritakannya, ia akan teringat dengan kejadian dulu. Ia hanya tidak siap jika Travis dan Haruto suatu saat akan meninggalkannya.

Bel masuk sudah berbunyi. Membuat Junkyu memalingkan wajahnya dari Travis dan mulai mengeluarkan bukunya dari tas.

Bu Lisa tidak lama kemudian datang ke kelas mereka. Namun ia tak sendiri. Ada murid berwajah kebule-an yang membuntuti langkahnya.

Junkyu tidak teralihkan atensinya karena ia sibuk menunduk sambil mencoreti buku kertasnya random.

"Selamat pagi. Hari ini ada kedatangan murid baru dari kelas kita. Tolong maju ke depan" Bu Lisa mengisyaratkan murid baru itu untuk memperkenalkan diri.

"Hello everyone. Gue Mark pindahan dari Kanada. Semoga bisa berteman baik" ujar Mark ramah.

Membuat para siswi disana menjerit melihat senyumannya. Sedangkan, Junkyu reflek menoleh kedepan ketika ia mendengar nama murid baru itu.

Dan ketika Mark duduk dimeja seberang kanannya. Ia berusaha acuh.

Ia akan mencoba fokus untuk mata pelajaran hari ini. Meskipun ia tidak yakin karena memori bak kaset rusak berputar terus dikepalanya.

ᕙ( ͡◉ ͜ ʖ ͡◉)ᕗ

"Jun?"

"...."

"Kyu?"

"...."

"Junkyu?"

"...."

"WOY!"

Junkyu tersentak kaget. Menoleh kearah Junghwan yang menatapnya jengkel.

"Lo kenapa sih kyu daritadi ngelamun terus. Lo lagi berantem sama mereka?" Sendok yang ia gunakan itu menunjuk ke arah Haruto dan Travis yang duduk tidak jauh dari mereka.

Tadi Haruto sempat ingin bergabung dengan mereka. Namun Junkyu menyuruh Haruto untuk menemani Travis yang duduk sendirian dimeja seberangnya.

Meskipun Travis marah dengan Junkyu. Bagaimanapun ia tidak bisa berjauhan dengan kekasihnya.

"Enggak kok. Cuman yah, aku sengaja biar mereka gak ganggu aku dulu"

"Kenapa?" Kini Jihoon menimpali.

Junkyu menatap Jihoon dengan lamat. Jihoon menatap mulut Junkyu yang berbicara tanpa suara.

Jihoon paham. Kemudian mengelus bahu Junkyu untuk menenangkan.

"Eh apani? Kok gak dijawab kyu?" Ujar Asahi yang penasaran mendengar jawaban Junkyu yang akan ia lontarkan.

"Udah lo pada fokus makan aja. Junkyunya lagi pusing. Makanya gak mau diganggu" ucap Jihoon.

"Kenapa gak di UKS aja kalo gitu? Gue anterin ya?" Jaehyuk terlihat khawatir.

Ia tadi sempat diberi petuah Travis untuk menjaga Junkyu sementara. Membuatnya mengangguk takut ketika Travis mengancamnya akan membogemnya jika ia tak menurut.

"Gak usah. Aku gakpapa kok. Cuman pusing karena tugas aja" Junkyu mencoba tersenyum agar teman-temannya tidak khawatir.

Namun ketika ia tidak sengaja bertatapan dengan seseorang. Ia langsung mengalihkan tatapannya kedepan.

Reflek meremat tangan Jihoon yang sedari tadi menggenggamnya. Jihoon tahu.

Namun ia berusaha mengabaikan seseorang yang menatap penuh minat pada mereka berdua. Atau lebih tepatnya Junkyu?

Lo kira begitu gue gak tau? Gak bakal gue lepasin lo kek dulu lagi.

Senyum terukir di bibirnya. Atau lebih tepatnya seringai. Yang menandakan itu bukanlah pertanda yang baik.






































To be continued

Kencengin pegangan kalian dikapal gengs!
Ombak mau menerjang merekaaa wkwkwk
Next mau up hari apa lagi?
Jangan sekarang pokoknya

DUE AMICHE [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang