Travis dan Haruto sedari tadi heran melihat Junkyu yang terus termenung sejak sepulangnya dari acara jogging tadi.
"Kamu kenapa?" Tanya Haruto menepuk bahu Junkyu yang menatap kosong dinding kaca kamar mereka yang menampilkan pemandangan sudut kota.
Junkyu tersentak. Ia menoleh linglung ke arah Travis dan Haruto bergantian.
"Eee- itu a-aku gakpapa kok!" Elaknya.
Travis yang diam mengamati dari tadi tentu tak percaya. Ketika netra mata Junkyu yang menyiratkan kekhawatiran dan ketakutan yang begitu besar.
Jari-jarinya saling meremat. Pertanda ia menyembunyikan sesuatu.
"Lo kalo ada masalah cerita ke kita Junkyu" ujar Travis.
Junkyu menatap Travis kemudian menggeleng. "Beneran aku gakpapa. Emang aku kenapa sih?"
Travis menatap Junkyu semakin tajam. "Boong. Keliatan dari mata lo kek orang ketakutan gitu. Dan udah dari tadi lo ngelamun terus. Emang gue segoblok itu lo berani boongin?!"
Junkyu menjadi takut melihat Travis yang berbicara agak tinggi. "Maaf. Gak bermaksud gitu. A-aku belum siap buat ceritain ke kalian"
Travis mengusap wajahnya kasar. Ia agak jengkel dengan kekasihnya yang gemar menutupi sesuatu.
Sedangkan Haruto hanya menghela nafas mencoba untuk memaklumi. "Yaudah gapapa. Kalau udah siap langsung cerita oke?" Tersenyum menenangkan sambil mengelus rambut Junkyu.
Junkyu mengangguk mengiyakan. Kemudian mengigit bibirnya- kebiasaannya jika ia dilanda kegugupan.
"Eum... Kalian nanti jangan tidur bareng aku dulu ya? Aku lagi pengen sendiri" ucap Junkyu pelan.
Travis dan Haruto saling berpandangan. Mereka tahu jika Junkyu sudah seperti ini artinya masalah yang dihadapi bukan hal yang sepele.
ᕙ( ͡◉ ͜ ʖ ͡◉)ᕗ
Travis sedang menyetir mobil. Sedangkan Haruto dan Junkyu duduk dibangku belakang. Kakak-beradik itu sepakat untuk menggunakan mobil karena keadaan Junkyu yang kurang baik.
Mereka sempat kaget ketika Junkyu bersiap berangkat ke sekolah dengan kantung mata yang agak menghitam.
Membuat Travis sempat marah karena Junkyu yang sikapnya berubah drastis tanpa alasan yang jelas. Ia memang memiliki ego yang tinggi, kasar dan tidak sabaran.
Namun disisi lain ia tak suka ketika kekasihnya sedang tak baik-baik saja. Itu membuatnya akan kepikiran terus.
"Eh? Kamu nangis?"
Haruto menatap Junkyu yang mengusap air matanya dengan cepat. Walau Junkyu menoleh menghadap jendela. Ia sedari tadi mengamati raut wajahnya diatas kaca mobil depan.
Travis menghentikan mobilnya dengan spontan. Untung lampu merah sedang menyala didepan jalan raya.
Brak!
Haruto dan Junkyu kaget ketika Travis tanpa aba-aba memukul stir mobilnya dengan kuat. Lalu mencengkeram stirnya dengan erat hingga menimbulkan urat ototnya yang terlihat menyembul.
"LO TUH KENAPA SI KYU?! KENAPA GAK CERITA LANGSUNG AJA? GUE GAK SUKA LIAT LO GINI. HATI GUE JADI SUSAH TAU GAK LIAT LO MEWEK GINI!!" Amuk Travis.
Sumbu kesabarannya sudah habis. Ia tak kuat lagi hingga ia lepas kontrol membentak kekasihnya. Matanya agak merah dan nafasnya yang terdengar terburu-buru.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUE AMICHE [END] ✓
Teen FictionTravis, tingkahnya yang kasar dan semena-mena mampu membuat Junkyu terlena karena sikapnya yang hangat. Namun, berkebalikan dengan sifat kembarannya yang berhati lemah lembut begitu pula dengan tingkahnya. Haruto. Tapi Junkyu akan dibuat kewalahan j...