Returned To The Dorm(8)

496 178 36
                                    

     Lorong yang temaram membuat penglihatan Yoonbin, Doyoung, Mashiho,  dan Haruto tidak bisa menangkap dengan jelas. Alhasil, mereka terjebak di antara lorong-lorong yang semakin menyempit, sepertinya mereka tersesat lagi. Apalagi, sekarang sudah malam hari, tidak ada penerangan yang cukuplah yang membuat mereka lagi-lagi tersesat. Mata mereka masih terjaga bahkan, tidak merasa mengantuk dan lelah sedikitpun.

  Bekas darah yang belum di bersihkan di pipi Doyoung mengering dan menempel utuh. Serta wajah putih dan bersih milik Haruto yang sekarang sudah kusam dipenuhi debu yang menempel sedangkan, Mashiho sesekali menggaruk beberapa bagian tubuhnya yang memerah dan menimbulkan benjolan kecil karena digigit nyamuk. Ini bukan nyamuk biasa, melainkan nyamuk jenis Armigeres subalbatus; Jenis nyamuk yang tidak terlalu berbahaya dan tidak membawa penyakit,  hanya saja gigitannya menyakitkan, ciri-cirinya hampir sama dengan jenis nyamuk yang lain yakni warna tubuh yang coklat kehitaman dan suka menggigit di malam hari, serta hinggap di dinding. Ya seperti sekarang.

  Mashiho berkali-kali mengusir nyamuk yang menyerangnya. Ia mengibaskan tangannya tapi, tidak membuahkan hasil. Malahan semakin banyak Mashiho bergerak, maka semakin banyak pula nyamuk yang datang untuk menyantap dan menghisap darahnya.

"Berbalik, lorong di depan sangat sempit." ucap Yoonbin berbalik dan memberi tahu teman-temannya.

  Mashiho yang sibuk menggaruk-garuk tangannya terdiam beberapa detik. Tapi, kemudian ia berbalik arah saat Haruto mendorong pelan tubuhnya.

"Mungkin lorong buntu, berarti kita harus belok ke kiri yang tadi kita lewati 'kan?" sahut Doyoung berbalik, kali ini Doyoung yang memimpin perjalanan.

"Iya, semoga itu jalan yang benar." jawab Yoonbin dari belakang, Yoonbin saat ini berdiri paling belakang.

  Mereka berempat terus melangkah walaupun, disertai dengan cahaya yang sangat minim, mereka berempat sudah sangat lelah. Kaki mereka terasa pegal karena, sudah berjalan berjam-jam lamanya, yah walaupun, mereka belum berhasil tapi setidaknya mereka sudah mencoba mencarinya. Karena, sejatinya jika kamu ingin mendapatkan apa yang kamu inginkan, maka jalan utama dan satu-satunya cara adalah berjuang.

  Karena, penerangan yang minim ini mereka berempat tidak tahu ada bahaya yang mengincar, ya, tepat di ujung sana di belakang mereka seonggok manusia melangkah cepat mengintai mangsa terbarunya. Orang itu sangat misterius, ia berjubah hitam dan menggunakan topeng untuk menutup wajahnya. di lengan kirinya terdapat rantai dan lengan kanannya memegang sebuah pisau tajam yang terlihat mengkilap di kegelapan, semakin lama orang itu semakin dekat.

  Tidak membutuhkan waktu yang berjam-jam atau ber—menit-menit, sosok misterius itu melemparkan pisaunya ke depan. Dalam hitungan detik pisau itu tepat sasaran.

  Yoonbin menghentikan langkahnya, ia tahu ada sesuatu yang menusuk kakinya. Ya, tepat di pergelangan kakinya. Yoonbin duduk ke lantai. Ia tidak berani mengerang kesakitan atau membuka suara, ia tidak ingin adik-adiknya cemas dan mengkhawatirkan keadaanya.

  Yoonbin memeriksa kakinya, dan benar ia melihat pisau dapur berukuran kecil menancap di pergelangan kakinya. Rasa ngilu dan nyeri menjadi satu, Yoonbin hanya terisak sambil memegangi kakinya dengan kedua tangannya.

   Merasa ada yang aneh dan mendengar ada yang mencurigakan, Haruto menoleh kebelakang. Ia hanya ingin memastikan Kakaknya ada melindunginya di belakang tapi, Haruto tidak melihat Yoonbin ada di belakangnya. Yang membuat Haruto curiga, biasanya setiap menit Yoonbin selalu menanyakan keadaan dirinya. Tapi, ini sudah lewat satu menit, Yoonbin tidak bersuara lagi.

ASTERISMA | Treasure✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang