35: Girl's Fight

23 5 13
                                    

"Shin Nari?" Heejin terkejut saat ia melihat Nari terduduk meringkuk di tangga teras. "Oh, kamu udah dateng, Jin," Nari tersenyum saat melihat sahabatnya itu. 

"Kok mata kamu sembab gini? Sesek lagi?" tanya Heejin sambil memegangi kedua bahu Nari. Ia sibuk melihati dari dari atas hingga bawah. Nari menggeleng, lalu tertawa kecil. Iya juga ya, kenapa akhir-akhir ini dia jadi gampang nangis?

"Tadi... Aku ketemu Chaewon," mendengar Nari, Heejin langsung berhenti bergerak. "Aku, aku bilang ke dia kalau aku gak salah," kata Nari dengan nada bangga. Heejin tersenyum, kepalanya mengangguk. Ia memeluk Nari. 

"Bagus lah. Kamu emang gak salah sedikit pun," Hatinya sedih kalau ingat keadaan Nari yang dijauhi banyak orang saat itu. 

"Mulai sekarang juga, berhenti nyalahin diri kamu," ucap Heejin sedikit tegas. 

Nari mengangguk. 

"Trus dia minta maaf ga?" tanya Heejin. Nari mengendikkan bahu. "Aku gak peduli, yang penting aku udah bilang kenyataannya," kata Nari. 

***

"Halo?"

"Halo, Young. Ini Heejin,"

Jinyoung mengangguk, dirinya pun yakin sudah membaca nama penelepon sebelum mengangkatnya. "Kenapa, Jin?"

"Young, aku butuh ngobrol sama Chaewon. Tapi kayaknya kalau aku ajak ketemuan langsung, dia gak akan mau,"

"Jadi?" Jinyoung kebingungan.

"Aku mau minta tolong. Bisa ajak Chaewon ketemuan gak? Maksudnya kamu bohong gitu ke dia,"

"..."

"Young?"

"Aku ngerti kok, Jin. Cuman kenapa aku harus ngelakuin itu?" Jinyoung menghela napasnya. 

"Kamu juga pasti tau kan? Cerita Nari pas SMP,"

"...Iya,"

"Aku mau ngomongin hal itu,"

"Huft...Okay," Jinyoung akhirnya mengalah. Kalau Heejin sudah menyebut Nari, dia bisa apa?

"Thanks banget, Young,"

***

Sudah 15 menit Chaewon menunggu di cafe yang dijanjikan oleh Jinyoung. Tapi cowok itu belum nampak juga keberadaannya. Baru saja ia hendak menelepon Jinyoung, Heejin datang sambil melipat tangannya di depan dada. Kacamata hitam bertengger di pangkal hidungnya.

Chaewon yang sadar langsung merutuk dalam hati. Sialan, Jinyoung!

"Hai, gue yang gantiin Jinyoung kesini," Heejin berkata datar. Chaewon langsung berdiri. 

"Duduk," titah Heejin dingin. Gadis itu melepas dan melipat kacamata hitamnya.

"Buat apa gue dengerin elu?" Chaewon berlagak. Heejin menatapnya dengan tajam dan benci. 

"Entahlah... Mungkin lu butuh duit, gue mau kok kasih secara cuma-cuma kalau lu duduk," Heejin tertawa merendahkan. "Sialan lu, Heejin! Lu kira gue tuh fakir?!" Chaewon mendorong bahu Heejin. 

Heejin tertawa lagi. Ia mengenyahkan tangan Chaewon dari pundaknya dengan kasar. 

"Bukannya emang lu miskin? Pas SMP juga gitu kan? Duit kelasnya lu pake buat apa?"

"Bitch!" Chaewon menampar Heejin dengan buku menu. "Bagus, gue jadi gak usah tanggung-tanggung mukul elu!" Heejin melayangkan tinjunya pada Heejin. 

"Bangsat lu! Ganggu Nari lagi dan gue bakal bikin pipi lu bolong!" Heejin mencakar wajah Chaewon. Chaewon meringis kesakitan, namun ia segera menarik rambut panjang Heejin. 

NOVEL(TY) - Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang