25

20.6K 1.4K 250
                                    

"Gak, gue gapapa. Gue ga mungkin cemburu." Ucap Gracia di depan cermin kamar mandi setelah dirinya selesai mengganti pakaiannya.

Ia menarik nafasnya pelan dan meyakinkan dirinya sendiri, setelah itu ia keluar dari sana.

"Gre kamu dari mana?." Tanya Shani lembut sesaat Gracia sudah keluar dari kamar mandi. Gracia sudah mengganti baju sekolah nya dengan baju tidurnya.

Gracia tidak menjawab pertanyaan Shani, ia sama sekali tidak memperdulikan Shani.

"Aku nungguin kamu dari tadi, aku udah masakin makanan kesukaan kamu. Kamu udah makan belum?." Tanya Shani lagi dengan nada yg sangat lembut, ia ingin membujuk Gracia.

Gracia masih saja diam dan mengacuhkan Shani.

"Gre plis jangan diemin aku kaya gini" Ucap Shani dengan sedih karena di acuhkan oleh Gracia seperti ini sangatlah menyesakkan dadanya.

"Gue udah makan, gue mau kemana pun itu bukan urusan lo." Akhirnya Gracia bersuara tapi dengan nada dingin dan ketus.

Shani ingin marah karena jawaban Gracia yg seperti seolah tidak menganggap dirinya tapi ini bukan saat yg tepat untuk marah. Karena ia takut Gracia juga akan terpancing emosinya seperti kemarin lalu membentaknya. Shani lebih memilih untuk mengalah dan mengalihkan pembicaraan mereka.

"Gre, temen aku yg di depan mau nginep disini." Ucap Shani pelan dengan takut-takut, sikap Gracia yg dingin seperti ini membuat dirinya takut dan bingung harus menghadapinya dengan cara yg bagaimana.

Gracia tiba-tiba saja terkekeh mendengar ucapan Shani barusan, Shani langsung mengerutkan keningnya.
"Ini kan rumah lo, ngapain ijin sama gue." Ucap Gracia dengan nada yg terdengar sedikit menyindir.

"Nggak Gre." Shani menggeleng cepat.
"Ini rumah kita. Kamu berhak larang aku kalo kamu gak suka." Lanjut Shani

"Bukannya cuma gue yaa yg ga boleh bawa orang lain ke sini? Kalo lo kan bebas ga ada perjanjiannya." Nyeesss ucapan Gracia begitu tajam kepada Shani.

Gracia mengambil bantal dan selimut.

"Gre kamu mau kemana?." Tanya Shani sambil menahan lengan Gracia.

"Lamar kerja! Ya mau tidurlah. Gak liat gue bawa bantal sama selimut ini?." Ucap Gracia mengangkat bantal dan selimut di tangannya.

"Iyaa maksud aku, kamu mau tidur dimana?." Tanya Shani lagi, sebenarnya ia sedikit senang karena nada bicara Gracia sudah balik seperti biasa.

"Di sofa lah, gue ga mau jadi nyamuk antara lo sama TEMEN lo itu." Ucap Gracia dengan penuh penekanan.

"Biar dia aja yg tidur di sofa, kita di kamar." Tahan Shani dan ingin menarik Gracia untuk segera tidur di ranjang.

Gracia tidak memperdulikan ucapan Shani, ia menepis tangan Shani lagi dan ia memilih untuk keluar saja daripada meladeni Shani yg sudah pasti tidak akan ada habisnya.

















"Mau kemana lo cil?." Ucap Vinny saat melihat Gracia keluar dari kamar mereka.

"Cal cil cal cil, gue punya nama. Gracia! G R A C I A." Ucap Gracia dengan kesal, ia tidak mengerti kenapa hanya dengan melihat wajah Vinny membuatnya semakin kesal.

Vinny terkekeh karena menurutnya tingkah Gracia sangat lucu.
"Ok Gracia, mau kemana?."

"Buta mata lo! Ya mau tidurlah." Jawab Gracia dengan nada yg sedikit ngegas.

"Ngegas amat nih bocil." Batin Vinny. Namun ia tersenyum miring itu berarti Gracia membiarkannya tidur berdua dengan Shani.

"Gre ayuk tidur di kamar." Ucap Shani yg baru keluar dari kamar.

Nikah Paksa ( END ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang