Welcome Back

894 97 54
                                    


Saat tahu sang Daddy akan kembali tinggal bersama dirinya dan sang Dadda, Chaka senang bukan main tentu saja.

Bahkan di hari itu, hari dimana Xiaojun kembali pada Mark dan ia menginap di apartement Mark, paginya Chaka terkejut mendapati dirinya terbangun dengan posisi di tengah-tengah antara sang Dadda dan Daddy.

Tapi Chaka tentu sangat bahagia bahkan ia tak ingin beranjak dari kasur hari itu.

Berita ini sudah sampai pada kedua belah pihak keluarga Mark dan Xiaojun. Mereka tak keberatan sama sekali karena itu adalah keputusan Mark dan Xiaojun, mereka hanya memberi wejangan agar hal buruk di masa lampau tak terulang kembali.

Ini adalah hari minggu di pagi hari yang tentunya cocok sekali untuk family time. Kalau biasanya minggu pagi Chaka hanya akan menghabiskan waktu bersama sang Daddy dengan bermain PS, maka hari ini Chaka dengan rajin membantu sang Dadda beres-beres rumah, saat ini keduanya sedang menjemur pakaian.

Mark di dalam tengah mengepel ruang tengah, juga ia merapikan kembali barang-barangnya untuk di tata dalam kamar lamanya dengan Xiaojun.

"Daddy udah selesai?" Chaka memasuki kamar orang tuanya dan bertanya pada sang Daddy yang sedang mengatur pakaiannya dalam lemari.

"Sebentar lagi. Chaka sudah selesai bantu Dadda?"

Chaka mengangguk lalu mendudukan dirinya pada sebuah sofa kecil di ujung kamar.

"Daddy, jangan pergi-pergi lagi ya"

Mark tersenyum kecil lalu menghampiri sang putra dan berjongkok untuk menyamai posisi Chaka yang sedang duduk. Dengan lembut ia mengelus rambut Chaka.

"Daddy janji ga akan pergi lagi. Daddy bakalan terus disini sama Chaka dan Dadda"

Mark mengecup kening sang anak, sedangkan Chaka tersenyum gembira.

"Oh ada apa ini? Dadda ga diajak?"

Xiaojun masuk dengan nampan berisi tiga gelas orange juice. Ia sedikit keheranan dengan Chaka dan Mark yang tampaknya sedang mesra-mesraan.

"Rahasia!" ledek Chaka pada sang Dadda sehingga membuat sang Dadda mengerucutkan bibirnya.

.
.
.
.
.
.

Kini hari mulai siang, sejak tadi ketiganya menghabiskan waktu di ruang tengah. Mulai dari menonton acara TV, menonton film anak-anak, hingga kini Mark dan Chaka sedang bermain PS.

Xiaojun sendiri hanya memperhatikan sejak tadi. Ia sungguh rindu suasana ini, suasana yang sejak lama tak ia dapatkan. Kini ia menemukan celah di hatinya yang selama ini kosong, inilah jawabannya.

Xiaojun melirik jam dinding besar yang berada di atas TV, tepat pukul 1 tandanya Chaka harus tidur siang.

"Chaka ayo bobo siang dulu nanti sore main lagi"

Chaka mengangguk lalu meletakkan stik PS nya, begitupun Mark yang mematikan layar TV juga PS tersebut.

Chaka mendekati sang Dadda, lalu meletakkan kepalanya pada Paha Xiaojun.

"di kamar aja yuk?"

Chaka menggeleng, matanya memang mulai sayu pertanda ia sudah sangat mengantuk.

"yaudah gapapa disini aja, nanti Daddy gendong Chaka ke kamar"

Mark mengelus rambut Chaka dan tak lupa mengecup keningnya. Xiaojun pun mulai menina bobokan Chaka dan tak sampai sepuluh menit dengkuran halus mulai terdengar dari mulut sang anak.

"mirip kamu, gampang tidurnya"

Xiaojun terkekeh mendengar ucapan Mark karena itu memang sebuah fakta.

"Sini biar aku pindahin Chaka ke kamarnya, gantian Dadda harus kelonin Daddy sekarang"

Mark lantas membopong Chaka menuju kamar sang anak, membiarkan sang anak tidur siang dengan nyaman dalam kamarnya yang sejuk karena pendingin ruangan.

Tak lama, ia langsung kembali ke ruang tengah dan mendapati sang pujaan hati tengah memainkan ponselnya sambil bersandar di sofa.

Mark pun menjatuhkan dirinya pada paha Xiaojun, seperti Chaka tadi. Refleks Xiaojun menoleh menatap Mark.

"kamu berat tau, gakaya Chaka"

Mark tak peduli, ia malah memeluk perut Xiaojun dan menenggelamkan wajahnya disana.

"Daddy lebih manja dari Chaka"

Xiaojun menyugar rambut Mark dengan lembut sambil tertawa kecil melihat tingkah Mark.

"Karena Daddy udah lama ga dimanjain Dadda"

Mark mengecup perut Xiaojun yang tertutup kaos kebesaran milik Mark.

"Adik bayi apakabar di dalam sana?"

Xiaojun terdiam, menatap Mark tak percaya. Mark sendiri kini mendongakan wajahnya untuk menatap Xiaojun.

"aku nemuin testpack di kamar mandi, garis dua. Punya kamu kan?"

Xiaojun masih terdiam, Mark pun bangun dan merangkul pundak Xiaojun.

"Kenapa kamu takut banget sayang? kamu mau rahasiain ini dari aku?"

Xiaojun menunduk dan menggeleng.

"Aku emang niat ngasih tau kamu, tapi tadinya mau aku cek dulu-"

"-aku takut kejadian dulu.."

Mark menggeleng dan merengkuh Xiaojun membawanya ke dalam pelukan hangat.

"aku disini sayang, aku gaakan mengulangi kesalahanku dulu. Kamu jangan takut ya, aku selalu ada di samping kamu begitu juga Chaka yang pasti seneng banget kalo tau bakalan punya adik"

Xiaojun meneteskan air matanya, tidak ia tak sedih justru sebaliknya dirinya sangat bahagia. Apa lagi yang harus ia takutkan ketika ia punya Mark dan Chaka di sisinya?

Mark menunduk lalu menghadapkan wajahnya pada perut Xiaojun yang masih rata.

"Dek, sehat-sehat disana yaa! Daddy dan Dadda disini menanti kehadiran kamu, abang Chaka juga"

Xiaojun tersenyum bahagia melihatnya. Benar, ia tak perlu mengkhawatirkan apapun lagi sekarang karena kini ia punya segalanya.

Suami yang baik dan pengertian, seorang putra yang sangat penurut, juga calon anak keduanya.

Dalam hati Xiaojun berharap dan berdoa semoga keluarganya selalu dilimpahi kebahagiaan.

END

Wah ganyangka ini cerita beneran berakhir padahal berawal dari iseng aja dan ganyangka banyak yang baca :")
Aku mau ucap makasih sama kalian semua yang sudah dengan setia membaca dan menunggu ceritaku ini 😘

Semoga kedepannya aku bisa menulis lebih baik lagi hehe

bonus chapt ga? :p

After Divorce (MarkXiao)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang