"Tunggu!"
Suara Hermione kembali memerintah.
Draco, Harry, dan Ron Dewasa berhenti tepat di depan pintu masuk tenda. Tetesan air dari jubah bepergian mereka yang basah kuyup menimbulkan genangan di dasar kanvas. Hermione mendecak sebal dan menghantam mereka menggunakan Mantra Pengering secara tiba-tiba, lalu melakukan hal yang sama kepada dirinya sendiri setelahnya.
Seketika kehangatan memancar dari hawa di sekitaran mereka. Pakaian mereka kering sempurna. Aroma khas hujan bercampur bau gosong ikan yang telah samar turut menyambut. Bagian dalam tenda ukurannya jauh lebih luas dibandingkan penampakannya dari luar, begitulah cara kerja tenda milik penyihir. Tenda itu cukup menampung hingga delapan orang atau lebih, jika beberapa perabot di tengah ruangan dihilangkan.
Sosok Harry Remaja yang tampak murung memandang mereka dari dekat ranjang tingkat. Horcrux masih berada dalam genggamannya. Pemuda itu menatap horor ke arah tiga orang yang masuk tanpa permisi. Ditambah lagi salah satu dari tiga orang tersebut mirip sekali dengan dirinya. Dia tidak menyadari sosok Hermione yang berdiri menghadang pintu masuk karena tertutup oleh tinggi badan ketiga pria asing itu.
"Hermione!" Harry Remaja memanggil dengan suara waspada.
"Aku di sini!" Hermione langsung menjawab. Suaranya masih sesak penuh kesedihan.
"Apa kau baik-baik saja?" Harry Remaja mulai mencabut tongkat sihirnya, mengira jika tiga orang misterius itu telah menyandera Hermione.
"Aku oke," seru Hermione. "Mereka ingin bertemu denganmu, Harry."
Kebingungan yang luar biasa melanda Harry Remaja. Dia menatap tiga orang asing—yang sebenarnya tidak asing jika dilihat dari bentuk fisiknya. Sosok yang mirip dengannya tengah tersenyum gugup, satu lagi yang mirip Ron menatap takut-takut tongkat sihir di tangan Harry Remaja, dan sosok terakhir yang mirip dengan Draco benar-benar membuat Harry Remaja ketar-ketir.
"Siapa kalian?" Kali ini tongkat sihir Harry Remaja terang-terangan teracung ke arah mereka. "Siapa yang mengirim kalian?"
"Wow, respons yang bagus, Potter!" bisik Draco kepada Harry Dewasa.
Hermione, yang tanpa sengaja mendengar Draco berkata demikian, sontak menoleh ke arah pria tersebut. Tanpa sadar dia mengamati. Jelas ini bukan Draco yang pernah dia kenal di sekolah. Tubuhnya lebih jangkung, suaranya lebih berat, dan aura yang dipancarkan lebih ke arah kedewasaan. Sama seperti dua orang lainnya yang mirip dengan Harry dan Ron.
Namun, sosok Ron Dewasa di hadapannya justru membuat keadaan hatinya semakin memburuk. Hermione ingin memeluk pria itu, menganggapnya sebagai Ron yang baru saja pergi meninggalkannya. Tapi saat Hermione memandang lekat-lekat wajah pria berambut merah itu, dia tahu bahwa mereka berbeda meski sama.
"Kami akan mulai berbicara jika kau mau menurunkan tongkat sihirmu," kata Harry Dewasa. "Tak perlu parno begitu! Hermione telah mengamankan tongkat kami, seperti yang bisa kau lihat!"
Harry Dewasa agak menggeser posisinya, sehingga sosok Hermione yang tadinya hanya terlihat rambut sebagian, sekarang tampak jelas. Gadis itu tengah mengacungkan tongkat sihir seperti yang Harry Remaja lakukan, sementara tangan satunya menggenggam tiga buah tongkat sihir yang diduga milik tiga pria tersebut.
Hermione mengangguk samar, memberi isyarat kepada Harry Remaja untuk menuruti permintaan Harry Dewasa. Maka dengan berat hati dan perlahan dia menurunkan tongkat sihirnya. Ketiga orang misterius tersebut tampak menghela napas lega.
"Accio tiga kursi!" seru Harry Remaja, sembari mengarahkan tongkat sihirnya ke arah salah satu sisi tenda.
Tiga buah kursi piknik berbahan ringan nun kokoh langsung melayang menghampiri si pemanggil. Harry Remaja menata ketiga kursi tersebut di tengah ruangan dengan sedikit menggeser meja panjang yang di atasnya memuat tumpukan buku milik Hermione.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harry Potter and The Time Turner
Fanfiction[ON-GOING] Empat tahun berlalu seusai Pertempuran Besar Hogwarts, Draco Malfoy mendatangi kantor Harry Potter dengan membawa informasi yang mengejutkan. Prototipe baru Pembalik Waktu telah dibuat oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk tujuan yang...