❈ 06 ❈

12 12 13
                                    

Yuu klik bintang terlebih dahulu:)

"HAPPY READING"

╰☆╮

"letoy banget neng."celetuk via saat melihat nisa yang hanya menelengkupkan kepalanya diatas meja,tidak dikelas tidak dikantin seperti tak ada semangat hidup saja.

"woy!."teriak via tepat ditelinga nisa. Nisa berdecak kesal."bisa gak sih gausah ganggu gue,berisik!."

Via tercengang mendengar lontaran dari temannya itu, betulkan ini nisa?,atau mahluk yang menjelma sebagai nisa?, baru kali ini ia mendengar gertakan dari nisa tepat didepannya, kan yang biasanya marah-marah itu dirinya.

Wah! Tidak bisa dibiarkan seperti ini.dengan gerakan perlahan ia mengusap punggung yang terbalut seragam sekolah tersebut sesekali menepuknya."sabar yah."hanya itulah yang mampu ia ucapkan, jika ia berucap lagi maka dipastikan kelas akan pecah dan ia tak mau disalahkan atas itu.

"makan dulu nis, kasihan gue dah beliin nih buru dimakan."ucap via menyodorkan sepiring batagor didepan nisa.

Nisa mendongak dan mengambil piring itu lalu memakannya tanpa mempedulikan tatapan siswa/siswi yang berlalu lalang memesan makanan, tak ayal banyak yang berbisik menatap kearah dirinya dan via. Muka yang sembab akibat menangis terlalu lama mengakibatkan rona merah dihidung dan bagian matanya.

Via hanya menatap sekilas saat nisa memakan makanan yang ia pesan sebelumnya, dan melanjutkan memakan makanannya sendiri. Sebenarnya ia kurang suka dengan situasi seperti ini menjadi bahan perbincangan, bukan ia saja tapi banyak murid-murid yang terlalu ikut mencampuri urusan orang lain.

Sampai sekarangpun ia belum berkenalan dengan teman sekelasnya, entahlah, rasanya seperti kurang nyaman saat berdekatan dengan mereka, ketika mencoba membahas sesuatu yang selalu menjadi bahan perbincangan tak jauh dari kata berbelanja.

Sejenak ia meneguk air,bangkit dari duduknya tak lupa mengajak nisa agar berdiri, setelah menghabiskan makanannya mereka berjalan menuju kamar mandi sejenak untuk membasuh wajah lusuh nisa dan merapihkan tataan rambut mereka.

"sebenernya lu kenapa sih, kok tumben banget lu gak kaya biasanya njirr."pertanyaan yang lebih tepatnya pernyataan dari via membuat lamunan nisa buyar. Buru-buru nisa membasuh wajahnya menatap bayangan wajahnya dari cermin. Mengapa ia selemah ini hanya karna soal lelaki?

"sa, nisa"panggil via kembali. Nisa menatap kearah via,mendongak sejenak agar air matanya tak kembali menetes."gu.. Gue diputusin sama aji."selepas mengucapkan itu nisa tak mampu menahan tangisnya kembali dan berjongkok menutup wajahnya dengan kedua tangan miliknya.

"hiks..hikss sakit bang...nget ternyata,"ucap nisa disela isak tangisnya. Via berjongkok menyamakan tingginya dengan nisa memeluk tubuhnya yang segera dibalas dengan sang empu. "cup...cup dah ya jangan nangis lagi, mending kalo itu gausah sekolah dulu aja biar tenang oke."

Via melerai pelukannya,memegang bahu yang masih bergetar. "dah gausah nangis jelek banget muka lu kalo nangis kegitu." ucap via yang dibalas tepukan dibahunya. "udah ayu bangun, malu loh diliatin kakak kelas."

Merekapun bangkit dan membasuh wajahnya kembali mengelapnya dengan tisu yang selalu mereka bawa kemana-mana, setelah kejadian tadi akhirnya nisa kembali tersenyum walaupun belum sepenuhnya.

"aus gak sih?,"tanya nisa seraya menggandeng tangan via.

Via menggeleng."enggak."

Nisa cemberut mendengar jawaban dari temannya itu."tapi gue aus beli minum dulu ya?,"pintanya yang diangguki oleh via.merekapun kembali berjalan kearah kantin untuk membeli minum.

"gausah banyak bengong nis gue takut tiba-tiba lu kesurupan kan bahaya."celetuk via.

"yehh enak aja, ya enggaklah yakali."jawab nisa cepat.

Via mengadihkan bahunya."siapa tau kan." dengan cepat nisa menimpuk pala via dengan botol minum digenggamannya.

Via menatap nyalang kenisa dengan santainya nisa membuang botol tersebut yang sudah kosong.

Dug...

Kalo ada typo maklum yah, gak sempat buat revisi lagi:)



OliveWhere stories live. Discover now