Malam hari telah tiba, Naya sudah sampai di tempat yang diberitahu oleh Reina lewat chat. Reina memilih sebuah cafe dengan suasana yang tidak terlalu ramai sehingga masih cocok untuk dipakai belajar.
Tak lama setelah Naya datang, Haikal pun datang. Dengan memakai kaos hitam yang di tutupi dengan jaket berwarna putih, lalu memakai celana jeans hitam membuat Haikal terlihat tampan di mata Naya. Saat itu Haikal juga terlihat memakai sebuah kalung yang berbentuk huruf 'H'.
Haikal duduk di depan Naya lalu bertanya dimana Reina. Naya tidak tau dimana Reina karena sejak tadi chat Naya juga belum dibalas olehnya, dan saat di telfon pun Reina juga tidak mengangkatnya.
Kemudian Naya bertanya mengenai kalung yang dipakai oleh Haikal.
"Kalung itu... inisial dari nama lo ya?"
"Iya, ini dari nama gua"
"Terus kalung yang waktu itu mana? Masih lo simpen?"
"Masih. Gua bakal simpen kalung itu sampai kapanpun. Cuma itu yang bisa gua simpen setelah Glenn meninggal"
"Bagus deh. Jangan sampai jatuh lagi ya kalungnya. Lo harus jaga terus!"
"Thanks udah ingetin gua"
"Oh iya. Lo sama Glenn kan punya kalung yang pake inisial nama kalian. Kalau Kenzo gimana? Ada juga?"
"Ada. Dia juga masih pake kalung itu kalau di luar sekolah"
Haikal menceritakan kalau sebenarnya kalung itu di beli berdasarkan ide dari Glenn sendiri. Glenn adalah tipe orang yang hangat dan periang. Meskipun laki-laki, tapi Glenn benar-benar menganggap persahabatan adalah segalanya. Dia juga tidak ragu untuk menunjukkan kalau dia sayang pada sahabatnya.
Awalnya, Haikal dan Kenzo menolak untuk memakai kalung seperti ini. Tetapi Glenn meyakinkan mereka dengan berkata kalau kalung ini akan menjadi simbol persahabatan mereka dan akan membuat mereka bertiga selalu terhubung meski berjauhan.
Haikal juga mengatakan kalau selain kalung, Glenn juga menyuruh mereka menggunakan sebuah cincin sebagai simbol lain persahabatan mereka. Dan mereka setuju dengan Glenn.
Cincin yang mereka bertiga pakai sebenarnya hanya cincin biasa, hanya saja di bedakan dari sedikit motif dan warna pada motifnya. Glenn memakai warna biru tua, Kenzo memakai warna hitam, dan Haikal memakai warna putih. Naya merasa kalau warna cincin Haikal dan Kenzo sesuai dengan julukan mereka berdua saat berada di sekolah.
Saat sedang asik bercerita, tiba-tiba saja HP Naya berbunyi. Naya melihat kalau Reina menelfon dirinya. Setelah di angkat, ternyata Reina tiba-tiba tidak bisa datang karena ada urusan lain yang sangat mendesak. Lalu Naya menjawab kalau dia tidak keberatan.
Naya pun menutup telfon dari Reina.
"Umm kalau lo mau pulang, pulang aja ya. Soalnya Reina bilang dia gak bisa datang kesini malam ini"
"Kenapa gua harus pulang?"
"Siapa tau lo gak nyaman kalau belajarnya cuma berdua doang"
"Kenapa lo bisa mikir kayak gitu?"
"Soalnya anak-anak bilang kalau dari dulu lo itu selalu nolak setiap di ajak belajar bareng sama mereka, jadi..."
"Gua nyaman selama orang itu lo"
Naya dibuat tidak bisa berkata-kata karena omongan Haikal barusan. Dia langsung teringat perkataan temannya saat pulang sekolah tadi yang mengatakan kalau mungkin saja Haikal memiliki rasa pada Naya.
Karena tidak ingin terlihat canggung, akhirnya Naya mengajak Haikal untuk mulai belajar. Setelah meletakkan buku di atas meja, Naya mengambil ikat rambutnya dari dalam kantung jaketnya. Tiba-tiba saja Haikal memegang tangan Naya.
"Jangan! Biarin aja rambut lo diurai"
"Eh? Kenapa emangnya?"
"Gua lebih suka di urai"
"Tapi..."
"Rambut lo bagus. Gua suka itu"
Naya berterima kasih karena Haikal memuji rambutnya. Setelah itu, Naya dan Haikal pun mulai belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Sahabatku
Teen FictionNathalia Athaya, atau biasa di panggil Naya adalah seorang murid pindahan di SMA Harapan Raya. Pindahnya Naya di sebabkan karena dia sering diganggu oleh banyak orang karena penampilan nya sangat culun dan memakai baju yang lusuh dan kusut. Setelah...