wér

16 2 2
                                    

Pertemuan ketiga
--------------------

Kelas Bahasa lagi-lagi dibuat terdiam oleh keberadaan sosok Haikal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelas Bahasa lagi-lagi dibuat terdiam oleh keberadaan sosok Haikal. Bahkan Kevin sekalipun tak berani mengeluarkan suara apapun. Semua pandang mata menatap Arunika sebal, akan tetapi tak ada satupun yang berani menganggunya.

Bagaimana jika suatu saat Haikal meninggalkannya? Arunika semakin merasa gelisah, bagaimana jika ia menjadi ketergantungan terhadap lelaki itu?

Cepat-cepat ia bereskan peralatannya. Tadi Haikal memintanya untuk pulang bersama, dan karena kebetulan juga Athalla sedang berhalangan. Arunika pun dengan senang hati menawarkan ajakan lelaki itu.

Toh ia tak ingin menunggu Athalla disini hingga malam, dan lagi ia tak bisa meminta tolong kepada siapapun. Ingin naik kendaraan umum, malah dia takut jika diculik. So Haikal merupakan penyelamatnya.

"Yuk pulang" ujarnya begitu berdiri disamping Haikal. Haikal pun mempersilahkannya untuk berjalan duluan.

Sesampainya di parkiran, Arunika berhenti sejenak. Ia menatap Haikal bingung.

"Motor lo yang mana?" tanya nya. Haikal menunjuk motor hijau kesayangannya. Arunika tersenyum tipis.

Selama perjalanan keduanya sesekali melempar tanya tentang satu sama lain, mulai dari membicarakan tentang diri mereka hingga obrolan random dan lainnya.

Namun Haikal tiba-tiba Haikal mengerem mendadak. Arunika bahkan hampir memeluknya karena terkejut.

Haikal menepikan motornya, dan turun. Arunika memandangi gerak-geriknya dengan bingung. Namun yang ia lihat justru Haikal malah berjongkok.

Mau tak mau, Arunika pun ikut turun guna memastikan apa yang dilakukan pemuda itu.

"Kenapa kal?" tanyanya penasaran. Haikal berdiri kembali, dan berbalik.

Arunika melebarkan matanya, merasa excited. Itu seekor anak kucing. Ia mendekat karena ingin mengelus kucing mungil itu.

"Sorry ya, tadi gue liat ini kucing mau nyeberang. Makanya gue stop dulu" jelas Haikal mengendong anak kucing itu seperti memomong bayi.

"Gapapa, kasian juga kalau sampe kucingnya ketabrak" ujar Arunika ikutan mengelus kepala kucing itu.

Haikal pun meletakkan anak kucing itu kembali didalam box yang memang tersedia disitu. Lalu kembali kehadapan Arunika.

"Uhm.. Itu yakin kucing nya bakalan aman disitu?" ragu Arun. Ia juga merupakan pecinta kucing, namun sialnya Athalla justru alergi kucing. Dan ia tak pernah bisa memelihara binatang imut nan lucu itu.

"Iya gapapa, soalnya gue gabisa juga kalau harus ngebawa dia. Apart gue ga ngebolehin ngebawa hewan soalnya" jelas Haikal.

"Ih tapi kasian kucingnya..." sedih Arun. Ia tak tega meninggalkan kucing malang itu disana seorang diri. Namun ia sendiri tak bisa berbuat apa-apa.

H A R K A [Lee Haechan] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang