Markas tempat berkumpulnya kenan dkk, biasanya tempat ini dijadikan tempat briefing soal tanding basket, atau tempat cuma sekedar kumpul untuk menghilangkan penat mereka setelah ujian, kenan terlihat kutu buku pun masih ikut kumpul-kumpul ko,
Harum semerbak mie di ruangan ini, tampak deni dan jaki sedang memakan mie soto dan mie goreng rendang, Tio yang sedang memainkan gitar sambil bernyanyi dan putra sedang bermain Mobil L*****,
Pintu markas terbuka menampilkan fino dan ragil disana sambil membawa bungkusan gorengan lalu meletakkan diatas meja depan mereka
"Wedeee santuy amat rakyatku." Ujar Ragil
Hening
Tak ada sorakan untuk menyoraki Ragil, biasanya rame, tetapi sekarang tak ada suara semuanya membisu, baik itu dari Tio yang sekarang berhenti memainkan gitar di pangkuannya
Semua menatap tajam kearah Ragil dan Fino yang masih terheran sambil berdiri, saling memandang satu sama lain, sebenarnya ada apa dengan mereka, biasanya rame,
"Dari mana lo. " Ucap Deni yang selesai memakan popmie nya
"Dari ini, umm kita abis beli makanan, tuh gw sama Fino bawa makanan, ga liat apa lo pada haha. " Lagi dan lagi ucapan Ragil garing.
"Fin?" Tanya Zaki
"Kenapa?" Jawabnya agak gugup
"Lo cuma beli tu makanan doang?" Fino mengangguk akan pertanyaan yang dilontarkan oleh Zaki
"Ko cuma gorengan doang sih, yang lain kek." Ucapan Zaki membuat Fino dan Ragil menghela nafas
"Beli dimana?" Tanya Putra sambil melahap tempe goreng ditemani cabe hijau
"Di Sempur. "
"Bukan di jalan Sentul?" Sergah Tio
"Hah?" Tubuh Fino menegang
"Kenapa tu muka tegang gitu, beli di Sempur kan? " Ujar Tio menatap fino dan ragil
"Ah e-enggak ko, kalian ini apaan sih, udahlah makan aja, abisin, tar dingin ga enak, iya itu beli di Sempur." Jawab Ragil gelagapan
Zaki mengambil gorengan didalam bungkus plastik putih dilapisi kertas yang dibentuk seperti mangkuk
"Wah enak anjir, Den makan, enak masih anget." Padahal dirinya baru saja memakan 1 mangkuk mie plus 2 butir telur, sekarang ditambah makan gorengan, tak memperhatikan berat badan ataupun kolesterol wkk
Putra menggeplak tak kencang lengan jadi, sedangkan sang empu hanya tercengir menampakan deretan gigi tapinya
"Makan aja lu." Geram putra
"Lu aja udah nyamber duluan, miror pleaseee" Tanggal Zaki
"Jujur aja sih Fin, lo juga Gil, jujur aja." Intimidasi Tio
"Jujur apa? G-gw aja gak tau, apa yang kalian maksud." Kata Fino berusaha mencairkan suasana
"Gak tau apa-apa hah?, MAKSUD LO APA?"
BRAKKK
Gebrakan meja itu membuat suasana semakin mencekam, putra dan zaki yang sedang memakan gorengan melonjak kaget sampai tersedak
"LO SEMBUNYIIN INI DARI KITA MAKSUDNYA APA BANGSAT!" murka Tio, membuat Fino dan Ragil menatap kaget
"DARI KAPAN KALIAN TAU HAH?! DARI KAPAN GW TANYA!"
"Yo tenang yo. " Ucap Dani
"Lo diem, gw lagi ngomong sama mereka" Kata Tio murka sambil menunjuk wajah Ragil dan Fino.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR STORY : kenan renjana
Teen FictionSalahkah mencintai seorang sahabat? Salahkan egois terhadap diri sendiri, dengan menyembunyikan rasa dengan dalih tak ingin ada perpisahan? Bagaimana jika persahabatan itu sendiri yang menciptakan perpisahan yang begitu menyakitkan ??? 🌻🌻🌻🌻🌻�...