July 2023,
Cerita dimulai di hari kelulusan anngkatan ke LXXIV Universitas Hankuk, Korea. Banyak insan manusia yang berstatus lulusan fakultas hukum Hankuk itu berpesta di luar aula. Mereka mengenakan baju wisuda dan toga yang sudah berserakan di lantai aula, karena mereka baru saja selesai melempar benda tersebut, tanda lulus dari gedung hukum yang mereka tempati untuk berilmu. Tempat itu sangat ramai, di penuhi para dosen, keluarga dari mahasiswa yang juga menghadiri kelulusan itu. Tentu saja, hari itu hanya suara tawa, pelukan dan tangis bahagia yang menetap di sana.
Han Joon-hwi memegang toga miliknya dengan kedua tangannya, menatap lekat benda itu, matanya terlihat berair, seakan ada rasa sedih yang mendalam. Bagaimana tidak, sang paman yang dicintainya sudah tiada, keluarga satu-satunya yang ia punya di Korea. Namun, kini posisi tersebut sudah diisi oleh orang-orang yang berada di kelompok belajarnya. Beberapa saat lalu, dirinya dinyatakan sebagai mahasiswa terbaik di Universitas Hankuk angkatan LXXIV, juga direkrut untuk langsung bekerja di kantor Kejaksaan Pusat di Seoul.
***"Setelah ini aku akan jadi pengacara HAM seperti yang aku impikan," ujar Min Bok-gi. Laki-laki dengan gaya rambut bob ikal sebahu itu melirik Ye-seul, dirinya tengah mencari atensi atas primadona di kelompok belajarnya itu.
"Tentu, tiga tahun bukan hal yang sebentar untuk mendapatkan pengalaman berharga seperti ini." Han Joon-hwi menatap Kang Sol yang mengatakan hal itu. Kang Sol A lebih tepatnya. Gadis itu merangkul Bok-gi yang sudah seperti adiknya, seakan memberikan super power untuk mimpinya.
"noona, bagaimana denganmu?" Ye-bum bertanya pada Sol A.
(*noona: panggilan dari adik laki-laki untuk kakak perempuan)Sol A melepaskan rangkulan tangannya pada bahu Bok-gi, ia menatap Ye-bum tajam. "Aku akan bergabung dengan Firma Hukum Pengacara Park," tandas Kang Sol A.
Semua anggota kelompok belajar, termasuk Han Joon-hwi memasang wajah tak percaya mendengar perkataan gadis yang cinta makanan gratis itu. Sejak kapan Sol A memiliki hubungan baik dengan Pengacara Park, karena setahu mereka, gadis itu selalu saja adu mulut hingga bertengkar jika bertemu dengan Pengacara Park yang ternyata juga senior mereka di fakultas yang sama.
"Ini getaran baik, eonni." Kata Ye-seul yang mendapat anggukan dari Sol A.
(*eonni: panggilan dari adik perempuan untuk kakak perempuan)"Bagaimana dengan Hyeongseol, Ji-ho?" Tingkat keingintahuan Ye-bum ini tidak bisa hilang meski sudah tiga tahun lamanya, malah semakin meningkat sekarang. Ji-ho hanya mengangguk, kalau firma hukum itu memang akan merekrutnya.
"Mungkin akan aku terima, mungkin juga tidak," jawab Seo Ji-ho dengan wajah dan suara yang terdengar begitu datar. Semua mengangguk. Semua orang disana ingat bagaimana firma hukum itu menjanjikan akan merekrut Ji-ho apabila dia mau mengatakan kebohongan untuk sidang Ye-seul beberapa tahun lalu.
Sekumpulan teman belajar itu menatap meja panjang yang ada di hadapan mereka. Jjajangmyeon, tteokbokki, dan banyak lain makanan dan minuman yang diletakkan di sana. Ketujuh orang itu mulai membasmi makanan lezat di depan mereka. Ruangan terpencil di tempat fotokopi kampus adalah tempat persembunyi favorit kelompok itu selama beberapa tahun belakang.
***"Kudengar kamu akan pindah ke Busan, apa itu benar?" Sol B diam.
"Di Seoul sekalipun kamu bisa menjadi hakim," Ucap Joon-hwi menyemangati, tanpa menoleh ke arah Sol B.Sol B tersenyum sinis, "Aku harus melupakan soal perasaan, aku ingin meninggalkannya dan memulai hal baru untuk tidak mengingatnya lagi
"Bagaimana bisa seorang plagiat menjadi hakim." Lanjut Sol B.Han Joon-hwi menatap Sol B dari samping tanpa berkomentar, mungkin gadis itu menyindir soal perasaan karena Han Joon-hwi yang terlihat tidak terlalu menanggapi kalau Sol B menyukainya. Memang benar Sol B terlibat dalam plagiarisme, tapi pada kenyataannya dia melakukan semua itu karena Ibunya yang terlalu terobsesi agar anaknya bisa menjadi hakim, padahal tanpa menang dalam perlombaan tesis itu pun Sol B sudah dipastikan lolos untuk menjadi hakim pengadilan.
"Aku kira kamu sudah melupakannya. Itu hal buruk, tidak cukup untuk dikenang, sebaiknya kamu lupakan. Kita manusia, kita berevolusi." Tutur Han Joon-hwi. Ia mencoba memberikan support system pada Sol B.
Hening. Gadis itu tidak menjawab. Selain perasaannya pada Han Joon-hwi, dia juga ingin membangun wilayah hukum di Busan. Katanya di sana banyak para imigrasi ilegal yang kabur melalui jalur laut untuk tinggal di Korea menggunakan tanda pengenal palsu. Bisa jadi kriminalitas yang terjadi di sana lebih berbahaya dari yang terjadi di Seoul.
Sol B menoleh ke samping kanan, matanya menangkap laki-laki yang duduk di sampingnya. Dalam hatinya berkeras ingin bertanya, apa yang akan dilakukan Joon-hwi setelah hari ini, dia akan pergi kemana, apa dia akan tetap di Seoul dan menerima bekerja di Kejaksaan Pusat di sini? Semua pertanyaan itu terus saja berkecamuk di hati Sol B, tapi perempuan itu tetap diam dan memilih mengalihkan pandangannya dari laki-laki yang dia sukai itu.
"Aku,
Sol B melirik ke samping tanpa berniat mengalihkan pandangan."Aku akan tetap di Seoul, dan bekerja di kejaksaan," ujar Han Joon-hwi seraya tersenyum kecil. Sudut bibirnya bergetar ketika mengatakan itu pada Sol B.
"Tentu, kamu harus menjadi jaksa seperti yang kamu impikan dari pamanmu."
Han Joon-hwi tersenyum sinis, "Aku mau jadi jaksa seperti yang aku inginkan, bukan seperti pamanku," tegasnya.
"Semoga beruntung." Keduanya saling menjabat tangan, diiringi senyuman manis dari Han Joon-hwi.
Semua orang di Fakultas Hukum Hankuk tentu tidak akan melupakan hari-hari kelam yang terjadi pada fakultas itu. Beberapa tahun belakang ada banyak hal yang tidak disangka-sangka bisa menjadi sesuatu berharga bagi kampus itu; mulai dari kasus pembunuhan Prof. Seo, kasus Jeon Ye-seul, terbongkarnya Seung Jae dalam kasus pembobolan informasi, kasus plagiarisme disertasi oleh Kang Sol B, dan banyak kasus lainnya yang di dalangi oleh Ko Hyeong Su. Tapi satu hal yang tidak luput dari masing-masing mahasiswa adalah mereka yang terus bersama dalam hal sulit dan mencari jalan keluar untuk menang.
***Malam semakin larut, tapi Seoul seolah tidak mau tidur. Banyak orang yang masih sibuk berbincang dengan teman, ada juga yang sendirian untuk menenangkan diri. Di balkon sebuah apartement terdapat sepasang kekasih sedang memadu cinta, saling memeluk seraya menyalurkan rasa sayang. Si gadis meletakkan kepalanya di dada sang lelaki, kenyamanan, hanya itu yang si gadis rasakan saat ini. Menyembunyikan hubungan ini sudah cukup membuat keduanya menderita. Bagaimana tidak, mereka berdua harus bersikap netral dan kooperatif saat bersama orang lain, namun di saat hanya berdua saja mereka lebih merasa bebas.
Keduanya kembali bersama-sama ke apartement tadi sore, pasalnya mereka selesai dari acara kelulusan. Awalnya si lelaki mengajaknya untuk menghabiskan sore bersama sambil melihat sunset dari balkonnya, namun dia merindukan kekasihnya itu dan memintanya untuk tinggal.
"Sebaiknya kamu menginap saja malam ini." Si gadis menggeleng sebagai jawaban dari ajakan si lelaki.
"Ayolah, kita jarang menghabiskan waktu berdua," lelaki itu mencoba merayu si gadis. Gadis itu ingin bangkit dari sandarannya pada dada si lelaki, namun tangan kirinya ditarik oleh si lekaki, dan ia terjatuh di atas tubuh lelaki itu.
"Tidak bisa, besok pagi aku harus menemui Park sunbae di kantornya." Si gadis mencoba memberi pengertian pada sang kekasih.
(*sunbae: panggilan untuk senior/kakak tingkat)"Kenapa kamu tidak beri tahu aku kalau mau bekerja di sana, hm?"
Dengan segera si gadis bangkit dari tubuh si lelaki. Ia berdiri, lalu meraih tasnya yang tergeletak di lantai.
Namun lagi-lagi sang lelaki menghalangi gadisnya itu pergi, ia memeluk si gadis dari belakang, menahannya untuk tetap tinggal di sana bersama, "Kalau seperti ini, aku akan menuntut kamu atas pasal pidana pemaksaan" ucapnya penuh penekanan.
"Sejak kapan kamu mulai berbicara tentang pasal denganku, hm?" si lelaki menggoda si gadis.
Sepertinya si gadis mulai jemu, ia tidak menjawab si lelaki. Si gadis melepas paksa pelukan itu, kemudian beralih menatap si lelaki yang setia dengan senyumannya setelah mendapat perlakuan tidak menyengkan darinya.
"Iya, aku akan mengantarmu," ucap si lelaki sambil mencubit pipi si gadis.
Jangan lupa vote dan komen. Kasih kritik dan saran bila perlu. Terima kasih sudah membaca. Stay safe and stay health.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr & Mrs Law (ft Law School) ON GOING
RandomKetika dua petugas hukum (jaksa dan pengacara) tinggal satu atap. Tertarik? Yuk mampir, langsung di tambah ke library. Jangan lupa vote dan komen. Spin off fake from kdrama Law School •bahasa baku dan non baku