LEO
Tanah terus bergetar dan aku bergegas menuju tangga. Rasanya gempa ini semakin besar setiap detiknya. Aku naik tangga saja tidak bisa. Setelah bersusah payah menaiki tangga, aku menuju kamar para gadis. Saat aku membukanya Lilith sudah tidak ada. Hanya ada Nana-chan dan Inori yang masih tidur. Aku membangunkan Nana-chan dan berkata ada gempa. Nana-chan yang awalnya masih setengah tidur langsung terbangun dan bergegas membangunkan Inori dan kami segera pergi dari kamar itu.
"Keluarlah terlebih dahulu! Aku akan membangunkan Daleth!" Kataku.
"Dimana Lilith?" Tanya Inori.
"Aku tidak tahu!" Kataku.
Nana-chan dan Inori langsung menuruni tangga menuju pintu keluar. Aku segera masuk dan mencari Daleth. Tetapi Daleth tidak ada. Dimana Daleth dan Lilith? Jangan-jangan...... Gawat!
Aku langsung mengembangkan sayapku dan keluar dari pondok. Di halaman hanya terdapat Nana-chan dan Inori.
"Apa kau melihat Darko?" Tanyaku.
"Tidak! Kukira dia masih tidur." Kata Inori.
"Darko, Daleth, dan Lilith tidak ada. Apa yang terjadi??" Tanya Nana-chan.
"Aku tidak tahu!" Kataku. Seingatku Darko masih ada di sini saat aku masuk ke pondok. Apa yang terjadi saat aku ada di dalam pondok?
Tiba-tiba rantai datang dari segala arah dan mulai menyerang kami. Kekuatan ini..... apakah ini kekuatan Lucid atau Lilith!?!?!
"Aha... ha.... ha.....!!! Sudah lama aku mau membalasmu dasar si setengah Malaikat setengah iblis!" Kata Lucid.
Lucid muncul dari kegelapan. Tangannya yang sudah aku potong diganti dengan tangan robot sedangkan kakinya yang entah dipotong oleh siapa diganti juga dengan kaki robot. Dia lebih mirip cyborg daripada iblis. Bajunya masih tidak modal seperti saat kami terakhir bertemu.
"Lucid.... Lucid..... boleh saja kau bermain dengan si setengah itu..... tetapi..... dua cewek cantik ini buatku ya...." kata seorang pria yang muncul dari kegelapan.
"Lucifer!" Kata Nana-chan. Dia tampak kesal dan gelisah secara bersamaan.
"Wah-wah!!! Nana-chan! Lama kita tidak bertemu ya! Terakhir kita bertemu tuh saat kau mengenggelamkanku ke dalam tanah kan?" Tanya Lucifer.
"Ya! Dan kali ini aku akan memastikan kau mati! Kalau kau sampai menyentuh anakku, kau akan menderita!!!" Kata Nana-chan.
"Wahhh.... aku takut nih..... hahaha.... kalau begitu.... mari." Kata Lucifer.
Tiba-tiba sebuah dinding yang terbuat dari rantai memisahkan aku dengan Inori dan Nana-chan.
"Apa-apaan ini!?!" Tanyaku.
"Dengan begini..... aku bisa bermain denganmu sampai aku puas menyiksamu sampai MATI!!!! HAHAHAHAHAHA!!!!! HAHAHAHAHAH!!!!!" Tawa Lucid.
Dia sudah gila sekarang. Dia pasti akan mengerahkan semua kekuatannya untuk mengalahkanku. Aku harus waspada.
"Ignis mecum choro hostes nostros affectus ad mortem!" Kataku.
Segelku sudah kulepas. Sayapku sudah berubah menjadi hitam. Fokus..... Fokus.... aku harus mengendalikan ini. Api-api biru sudah mulai muncul di sekitarku. Lucid yanenyadari perubahan ini langsung menyerang dengan rantainya. Aku tidak boleh tertangkap! Jika aku tertangkap akan gawat!
Aku mulai mengelak dan langsung memanggil Sabit Kematianku. Aku memerintahkan para apiku untuk menyerang Lucid. Aku terus membuat api baru dan langsung memerintahkan para apiku untuk menyerang Lucid. Lucid mulai keksusahan menghindar dari apiku yang seperti hujan. Apiku tidak akan hilang jika diserang oleh kekuatan musuh. Apiku hanya akan hilang jika dia yang menyerang kekuatan musuh atau musuh sendiri. Jadi sebanyak apapun Lucid menyerang, apiku akan terus bertambah. Aku juga sudah membuat api yang khusus untuk melindungiku. Pertahananku susah sangat kuat. Lucid akan kalah. Pasti!
SYAATTTT!!!!!
Sebuah sinar melesat tepat di sampingku. Jika aku tidak mengelak, aku pasti sudah mati sekarang. Tunggu...... sinar ini kan..... aku langsung berbalik untuk melihat siapa yang menyerangku. Dan......
"Mikael!!! Apa yang kau lakukan di sini!?!" Tanyaku. Dia adalah Mikael. Sang Malaikat Perang. Apa yang dia lakukan di sini!?!
"Oh Mikael..... kau datang tepat waktu.... datanglah kepadaku." Kata Lucid.
"Mikael.... apa yang ka....." kataku.
Aku tahu Mikael tidak akan menuruti perkataan Lucid. Tetapi Mikael hanya terbang menuju arah Lucid. A.... Aku tidak percaya..... mengapa Mikael memihak kepada para iblis? Tidak mungkin!!! Dia.... Di.... Dia pasti dikendalikan! Ya! Tetaplah positif! Dia dikendalikan. Aku hanya harus mencari cara untuk melepaskan Mikael dari kendali ini.
"Mikael..... bantu aku yaaa....." kata Lucid.
"Mikael tidak akan membantumu! Tidak akan dan tidak mungkin!" Kataku.
"Bunuh si setengah itu ya? Mau kan?" Tanya Lucid.
"Baik Nyonya." Kata Mikael. Dia bahkan tidak melawan sama sekali! Dia.... Dia.... Dia.... bahkan menyebutnya nyonya!!!
Emosi mulai memancar di dalam diriku. Ini gawat.... aku harus bisa mengendalikan hak ini. Harus! Harus! HARUS!!!!
SYAAAT!!!
"AAAARRGGGHH!!!!!!" Teriakku. Bahuku tertembak oleh sinar Mikael. Emosiku sudah tidak terkontrol..... perlahan aku kehilangan kendali akan kekuatan ini..... dan.....
SYAAAATTT!!!!!!
Sinar Mikael menembakku tepat di jantungku..... rasanya kesadaranku mulai hilang.....
Brukkk!!! Aku hanya bisa melihat Lucid tertawa dan pergi bersama Mikael....
Inikah akhirnya? Aku akan mati di sini? Di tempat seperti ini? Inikah akhirnya? Aku sudah tidak peduli..... mataku mulai menutup.... kesadaranku sudah tinggal sedikit lagi.... darah sudah keluar terlalu banyak dari tubuhku.... aku akan mati.... aku tidak akan menyesal..... aku sudah mati untuk membela yang baik.... biarlah ceritaku berakhir di sini....
Mataku menutup dan semua menjadi gelap.

BẠN ĐANG ĐỌC
Black and White
Viễn tưởngInori, Sang Malaikat Penyembuh, datang ke Bumi bersama partnernya, Leo, si Setengah Malaikat dan Iblis untuk membunuh Lucifer. Namun Lucifer tidak tinggal diam. Dia memerintahkan Darko, Adik kecilnya untuk memimpin Pasukan Iblis ke Bumi dengan tujua...