Bab 5

6.4K 527 42
                                    

Haii.. Haii.. Haii.. <3
Maaf buat kalian nunggu lama.. Keknya aku bakal tamatin cpt dehh.. Soalnya aku sejarang itu up dsni ㅠ.ㅠ

Maaf ya gaiss buat kalian nunggu lama bettt..

Jangan lupa vote dan komennya yaa yg banyak!

Awass typo!

.
.
.

~happy reading~

.
.
.

Terlalu fokus dengan Taejung, Jungkook hampir lupa untuk mengabari Taehyung disana. Benar saja. Ada 49 panggilan tidak terjawab dari Taehyung. Dia bingung harus memberitahukan kabar ini pada Taehyung atau tidak, karena itu pasti akan menghambat pekerjaannya disana yang baru berjalan selama dua hari.

Jungkook beranjak meninggalkan kamar Taejung, hanya untuk sekedar memberi kabar pada Taehyung, karena demi apapun juga Taehyung berhak tahu kabar anaknya. 

Jungkook duduk disebuah kursi panjang yang ada diluar kamar Taejung, agar dia tidak mengganggu tidurnya.

Belum sempat Jungkook menekan tombol panggilan pada layar ponselnya, detik itu juga Jungkook mendengar suara yang dia kenal dari kejauhan. Seseorang yang akan dia telfon sedang berlari menuju arah dimana Jungkook terduduk.

"Kook.. " Taehyung mengatur nafasnya. Dia berlari saat kakinya menginjakkan rumah sakit ini. Rasa khawatir selalu datang menghantui Taehyung selama penerbangan.

"H-hyung.. " Jungkook mematung dan heran kenapa Taehyung bisa sampai kesini sebelum dia memberitahu kabarnya.

"Kenapa bisa-bisanya kau tidak memberitahuku soal ini kook! " ucapnya dengan nada tinggi.

"M-maaf hyung ak--"

"Aku ini ayahnya, kenapa kau tidak memberitahu, kalo Taejung masuk rumah sakit!" Jungkook memegang kedua tangan Taehyung. Berharap dia bisa meredakan sedikit emosi yang tertanam di hatinya.

"Hyung! " Jungkook sedikit agak meninggikan suaranya juga. 

"Tenanglah, aku paham kau khawatir. Dengarkan penjelasanku terlebih dulu. " Jungkook sedikit melembutkan suaranya, agar dia juga Taehyung sama-sama berbicara dengan kepala dingin.

Jungkook membawa Taehyung untuk duduk. "Maaf, aku lupa mengabarimu. Aku terlalu sibuk dan terlalu takut, fokusku hanya pada Taejung saat itu. Aku berniat menelfon hari ini" Taehyung mengusap wajahnya. "Lalu bagaimana keadaannya? Taejung kenapa? "

Jungkook menghela nafas. "Taejung terkena Leukimia stadium lanjut"

Pada saat itulah pertahanan seorang Taehyung runtuh, seperti ada pisau yang menancap di bagian hatinya. Taehyung bersumpah, jika terjadi sesuatu pada Taejung, dia akan menyalahkan dirinya atas kelalaian semua ini. 

Jungkook mengusap punggung Taehyung, sedikit memberi kekuatan.
"Aku bersumpah. Jika terjadi sesuatu, aku tidak akan memaafkan diriku. "

"Hyung.. Semua ini kehendak Tuhan. Kita hanya perlu berdoa agar Taejung sembuh. " Taehyung memeluk Jungkook. Mereka sama-sama memberi kekuatan untuk hal yang sedang menimpa keluarganya. Tanpa diduga seseorang telah mendengarkan percakapan Jungkook juga Taehyung. Dibalik tembok yang menjadi pembatas dirinya dan orangtuanya. Taegi mendengar semuanya, mendengar bagaimana Jungkook menyebutkan penyakit yang dialami adiknya, seketika ruang di dadanya menghimpit. Taegi cukup pintar untuk mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Jungkook dan ekspresi yang ditunjukkannya, bahwa ini bukan penyakit biasa, kelelahan atau semacamnya. 

Kamu akan menyukai ini

          

Taegi mengurungkan niatnya untuk menghampiri keduanya. Dia memilih pergi dari situ dan memilih tempat yang bisa membuat dirinya merasa lebih tenang. Setidaknya dia harus bisa mengontrol emosinya untuk ini. Taegi berjalan menuju taman rumah sakit. Duduk disalah satu kursi yang ada di sana. Tidak begitu sepi juga, masih ada orang yang berlalu lalang, karena waktu masih menujukan pukul 7 malam. Belum terlalu malam untuk orang-orang berjalan disekitar sini.  Taegi merenungkan beberapa hal yang ada di otaknya. Dia mengeluarkan ponselnya dan mencari sesuatu informasi di alat canggih itu. 

****

Taehyung tidak kuat melihat anaknya memakai beberapa alat pada tubuhnya. "Siapa yang memberitahumu, hyung? " Jungkook bertanya, sedikit mencairkan suasana.

"Taegi. " teringat pada anak itu, Taehyung sedari tadi tidak melihatnya, hanya ada Taera yang sedang tidur di samping dirinya.

"Taegi mana? " tanyanya.

"Mungkin dia dirumah, aku tidak ingin dia berlama-lama disini. Sekolahnya akan terganggu. " Taehyung mengangguk.

"Hyung jangan beritahu anak-anak soal penyakit yang menimpa Taegi, itu akan mengganggu pikiran mereka"

"Hmm.. Aku akan segera kembali" Taehyung keluar dari kamar Taejung, lama-lama melihat pemandangan yang menyakitkan, membuatnya merasa ruang di dadanya terasa sesak.

Taehyung memutuskan pergi ke kantin, sedikit untuk membasahi tenggorokannya yang kering. Tapi, sebelum itu Taehyung melihat sosok yang dia kenal sedang duduk sendirian ditengah angin malam yang menembus kulitnya.

Taehyung menyipitkan matanya, untuk memastikan orang itu adalah anaknya. Benar saja saat Taehyung menghampirinya semakin dekat. Taegi seperti sedang merenungkan sesuatu. Lalu, Taehyung mengambil tempat duduk disebelah Taegi.

"Kenapa jagoan daddy, disini? " Taegi tahu siapa yang datang, tanpa monoleh sedikitpun dia tahu dari sepatu pria ini adalah daddynya.

"Angin malam tidak baik untukmu jagoan. " Taehyung mengusap kepalanya.

"Dad, " barulah wajah itu terangkat dan menatap mata elang milik ayahnya.

"Hmm, ada masalah yang mengganggu pikiranmu? " tanya Taehyung.

"Apa Taejung akan sembuh? " Taehyung terdiam. Apa Taegi mendengar percakapan mereka berdua tadi di lorong rumah sakit?

"Dad, jawab aku." Taehyung membawa Taegi kedalam pelukannya.

"Taejung akan sembuh, percayalah" Taehyung meyakinkan anak sulungnya itu.

"Doakan saja Taejung sembuh dan bisa bermain lagi. "Taegi mengangguk.

"Sebaiknya, kita masuk, terlalu lama disini tidak baik. " Taegi lagi dan lagi mengangguk.

***

Hari demi hari, keadaan Taejung belum ada perubahan. Sudah sepuluh hari Taejung di rawat di rumah sakit selama itu juga alat-alat yang ada di tubuhnya tidak juga terlepas.

Selama sepuluh hari juga Taehyung dan Jungkook selalu menjaga buah hati kecilnya yang sedang melawan penyakitnya.

Malam ini tidak ada pemandangan yang berbeda di ruangan serba putih ini. Ruangan dengan bau obat-obatan yang menyeruak di hidung Jungkook dan Taehyung.

Taejung masih dengan selang infus yang menempel di tangannya, juga wajah pucat yang mulai kurus karena sedikit makanan yang masuk ke mulutnya.

Jungkook merindukan keceriaan anak itu, dia merindukan ocehan dan teriakan Taejung. Tidak terasa satu tetes cairan bening keluar dari pelupuk matanya.

"Taejung akan sembuh. " Taehyung membawa Jungkook kepelukannya. Dia tahu perasaan Jungkook sekarang, dia sedang mengkhawatirkan anaknya. 

Jungkook dan Taehyung sekarang sedang duduk di sofa yang ada di kamar Taejung. Tugas mereka tetap menjaga Taejung.

Taegi dan Taera, Jungkook menyuruhnya untuk pulang, beristirahat di rumah. Agar tidur mereka nyaman.

Seketika telfon Taehyung berdering, nama Taegi tertera di layar ponselnya. "Taegi.. " Tidak butuh waktu lama Taehyung mengangkatnya.

"Dad, Taera demam! " Ucap Taegi di sebrang sana. 

"Tunggu.. Daddy jemput kalian. " Taehyung langsung mematikan ponselnya. 

"Taera demam, hyung? " Taehyung hanya mengangguk. 

"Hyung akan pulang, bawa Taera ke rumah sakit. "

"Hyung tenang, di rumah kan, ada Jimin hyung. Dia pasti bakalan bawa Taera kesini. " benar juga, Taehyung jika sudah panik, dia tidak bisa berpikir jernih.

Jimin ada di rumahnya. Dia meminta Jimin dan Yoongi buat menjaga Taera dan Taegi. Taehyung langsung memberi pesan pada Jimin untuk membawa Taegi ke rumah sakit yang sama.

Di waktu yang sama suara dari alat pendeteksi jantung milik Taejung berbunyi.



Tbc...

Nunggu update an dri crta ini gak kalian?

Gmnaaa kalian masih nunggu crta"dri aku?

Masih ada yg baca crta aku ga yaa:"

Pokonya aku syg kalian!

Jngan lupa vote dan komen 😘

Smpe jumpa part depan 🐣

I Love You Babysitter [Vkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang