🍵51| Keinginan🍵

40 11 0
                                    

ASSALAMUALAIKUM, HAII SEMUANYAA! HARI INI AKU BAWAKAN CERITA SHAFIQA UNTUK KALIAN SEMUAAA.

YUK SIAPKAN HATI DAN KOMENAN TERBAIK KALIAN UNTUK PART INI JUGA SEMOGA PART INI MEMBUAT KALIAN TERHIBUR.

LANGSUNG AJAA CUS BACAAAA!

✿✿✿

Part 51
  













•┈┈•┈┈••┈┈•┈┈••┈┈•┈┈•

Gadis berbando pita garis-garis tersebut berjalan mondar mandir memikirkan rencana yang akan ia laksanakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gadis berbando pita garis-garis tersebut berjalan mondar mandir memikirkan rencana yang akan ia laksanakan. Namun ada sedikit keraguan.

Menatap dirinya di pantulan cermin, senyuman tipis terukir di bibir ranumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menatap dirinya di pantulan cermin, senyuman tipis terukir di bibir ranumnya. Lalu menyibakkan rambutnya bak iklan sampo.

"Gue cantik, tapi kenapa Arka nggak jatuh cinta ke gue? Dan justru ke Shasa yang biasa-biasa aja?" monolog Bella.

"Apa coba yang dilihat Arka dari Shasa? Rabun kali ya Arka itu." Bella terkekeh sinis, setelahnya menggeleng miris karena kebodohan Arka.

Hendak kembali berbicara, namun gebrakan pintu mengalihkan atensinya. Kedua bola matanya membulat sempurna mendapati pria paruh baya memancarkan emosi.

"Kenapa nilaimu bisa sejelek ini Bella!" Pria berkepala empat tersebut melempar kertas ke depan wajah Bella membuat Bella tersentak kaget.

"Pa... papa...." Bella memungut kertas tersebut, lalu membalikkan kertas itu. Nilai 20 terpampang jelas di kertas itu, matanya mulai memanas. Hal yang tidak diinginkannya mungkin akan terjadi dalam beberapa detik ke depan.

Bella mendongak dan saat itu juga netranya bertubrukan dengan kedua bola mata yang memancarkan emosi.

Tanpa aba-aba, Papa menendang Bella hingga gadis itu terjerembab ke belakang, punggungnya mengenai ujung lemari. Tentu saja hal ini sudah terbiasa ia rasakan ketika Papanya pulang.

Shafiqa [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang