BAB I - Pertemuan Pertama

0 1 0
                                    

SEMARANG - KOTA LAMA

Di keramaian taman kota ini aku melihat seorang gadis dia berambut hitam,mata yang indah dan senyuman yang indah...
Di balik teriknya matahari ia menawarkan barang dagangannya kepada orang-orang akan tetapi hanya beberapa yang membelinya saat sesampainya di depanku...
"Permisi kakak saya mau menawarkan barang dagangan, kakak mau beli."tanyanya dengan senyuman yang indah.
"Tentu saya borong semua dan jangan panggil kakak karena kita seumuran."kataku.
"Sungguh."katanya dengan nada tidak percaya.
"Ya kenapa tidak, ikut denganku sekarang masukkan semuanya ke mobil baru setelah itu akan..."dia memotong ucapanku lalu pergi begitu saja saat akan mengejarnya hpku berbunyi.

Drrt drrt drrt
"Iya Bunda aku pulang sekarang."kataku lalu ke mobil sambil membawa buku gambar dan lainnya.
Di perjalanan aku termenung saat mengingat gadis tadi tanpa sengaja kutersenyum saat mengingatnya...
"Jhon anakmu pulang tahan dia jangan sampai kabur lagi."Bunda berteriak ke ayah dan akhirnya aku lari ke kamar dengan terburu-buru.

Duduk di lantai lalu membuka hasil karyaku tadi yaitu gadis yang tadi bersamaku ya aku menggambarnya..

"Hayoo lihatin apa tuh ?."ayah mengagetkanku.
"Ayah apaan sih ?, cuman gambaran biasa aja."kataku lalu menaruhnya di meja belajar.
"Kayaknya ayah pernah lihat dia deh."ayah mengucapkan itu.
"Oh ya,ayah kan sibuk mana mungkin punya waktu di jalan."kataku sambil membuka lemari dan mengambil handuk.
"Ga tau sih tapi wajahnya seperti familiar gitu."setelah ayah mengucapkan itu aku duduk di sampingnya.
"Masa aku ga percaya,ayah itu sesekali pulang karena pengen menghindar dari kakek lagian nih ya kita sudah 5 tahun tinggal di Semarang lalu kapan balik ke Jakarta ?."tanyaku santai.
"Selesai kamu lulus SMK 2 tahun ke depannya."jawabnya dengan santai juga.
"Issh biasa ya udah kalau gitu aku mau mandi ayah jangan lupa soal janji ayah."kataku kemudian berlari ke kamar mandi.

Jhon hanya terdiam mendengar apa di maksud anaknya segeralah ia ke balkon yang berada di samping kamar anaknya...
"Ayah masih di sini aku pikir pergi."anakku mengucapkan itu sambil mengeringkan rambutnya.
"Ayah pengen ngomong sesuatu tentang kakek tapi jangan sampai kamu salah paham sama ayah."Jhon mengucapkan itu dengan tatapan teduh.
"Apa yah, kayaknya penting banget."tanyanya dengan hati-hati.
"Kakek minta kamu untuk menikah dengan seorang gadis yang kakek jaga selama ini."ayah mengucapkan itu dengan nada lirih.
"Gadis, menikah ? Tidak mungkin umurku saja baru saja 17 tahun."aku tidak terima dengan perkataan itu langsung menidurkan badan di kasur.
"Ayah juga ga tau,siapa gadis yang di maksud."Jhon mengucapkan itu lalu keluar dari anaknya.

Malam harinya

Setelah keluarganya selesai makan malam.
"Bunda,ayah aku mau belajar dulu."kataku kemudian berdiri saat akan sampai di tangga pertama.
"Anterin makanannya di kamar adikmu,dia daritadi ngambek."kata Bunda sedangkan ayah hanya fokus ke HP-nya.
"Kebiasaan tuh anak terimakasih Bun."kataku kemudian agak berlari ke kamarnya karena beda 2 kamar.

Tok tok tok
"Arya buka pintunya atau gue dobrak."sambil berteriak.
"Bentar napa kak, orang lagi belajar juga."Arya sambil membuka pintu.
"Tumben belajar biasanya main game."kataku dengan meremehkan.
"Kak tuh wih bawa apaan tuh ?."Arya di akhir katanya tersenyum.
"Makanan kucing,sudah tau dari Bunda malah nanya."ketusku.
"Ya in."Arya lalu memakannya aku duduk di kasurnya.
"Mana kembaran lo."tanyaku.
"Weits walaupun begitu adik lo juga kali kak nih ya gue sebutin namanya yaitu Ryana."Arya mengucapkan itu lalu turun kebawah untuk mengembalikan piringnya.

5 menit kemudian
"Lah belum balik,gue kira ke kamar."Arya sambil membuka buku.
"Perlu bantuan kagak."tanyaku.
"Ga bentar lagi Ryana juga ke sini ngasih jawaban."Arya.
"Kebiasaan kalau lo gitu terus ya Lo yang ga pinter-pinter tau."kataku lalu memukulnya menggunakan penggaris.
"Issh sakit kak tau ah sana ga gue usir Lo."Arya sambil dorong tubuh gue.
"Iya-iya gue pergi,ga usah dorong-dorong segala, Lo juga Ryana ga usah nyontoni Arya meneh ben sinau dewe."kataku pas di depan kamarnya dan kebetulan ketemu.
"Okay kak matur suwun."kata Ryana lalu pergi begitu saja ke kamarnya.
Gue segera ke kamar dan berlari jika ketahuan oleh Arya.

Stay or Go Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang