44.🌸

249 47 25
                                    

Kicau burung berpadu dengan suara alarm yang sengaja ia pasang pada jam wekernya diatas nakas.Matanya mengerjap pelan dengan menyipit ketika rasanya begitu berat untuk bangun disaat ia masih mengantuk seperti ini. Mematikan alarmnya cepat,tubuh tegap itu bersandar pada headbed memperhatikan hordeng jendela kamarnya yang masih tertutup dengan samar-samar cahaya matahari yang menembus melalui kaca.

Tangan besar itu menyugar helaian rambutnya gusar ketika pikirannya kembali teringat pada Sunoo. Lagi lagi ia melakukan kesalahan yang memperkeruh keadaan. Berdebat dan berdebat hanya membuat dirinya semakin berada dalam keadaan emosi hingga tak bisa mengontrol diri.Tidak tahu sejak kapan ia mulai merasakan dirinya berubah seperti ini.

Rasa terbakar dan marah begitu terasa dalam dirinya saat tahu jika Sunoo dekat dengan laki-laki lain.matanya tak bisa melihat barang sedikitpun wanita itu berdua dengan laki-laki selain dirinya. Meski ia tahu jika Sunoo tak memiliki hubungan dengan siapapun kecuali dirinya,namun pikiran buruk selalu datang menggerayang,tak terima saat seseorang mendekati apa yang menjadi miliknya.

Dirinya sepenuhnya sadar ketika seharusnya ia bersikap lebih tenang dan sabar,saat pikiran buruknya datang. Namun api cemburu sudah terlalu menguasainya tanpa menerima apapun penjelasan dan kalimat yang Sunoo ucapkan meskipun itu adalah sebuah kebenaran sekalipun.

Ketika bibirnya melontarkan kalimat kasar dan juga sebuah bentakan,sesungguhnya ia merasa sangat bersalah.Tapi lagi-lagi egonya begitu jauh lebih kuat . Baginya melarang Sunoo untuk dekat pada laki-laki lain adalah sesuatu yang harus dilakukan. Sebenarnya ia hanya ingin wanita itu tahu jika ia tak suka dengan kedekatan apapun itu antara Sunoo dengan orang lain. Meski sebagai teman atau sahabat sekalipun ia tak perduli. Menurutnya semua yang tidak mungkin bisa terjadi kapanpun jika sering bertemu dan terbiasa.

Semua masalah ini ia simpulkan jika dirinya terlalu takut untuk kehilangan sosok Sunoo. Kedekatan dengan Sunghoon tak bisa ia terima karena ia takut jika wanita itu perlahan-lahan nyaman dengan laki-laki lain sama seperti awal dirinya yang bukan siapa siapa Sunoo dan pada akhirnya mereka saling nyaman seperti sekarang. Itu alasan utama yang membuatnya seperti ini.

Terlebih lagi ia juga tahu jika wanita itu masih sering berbincang dengan Heeseung semenjak mereka makan malam bersama. Menaruh rasa curiga dan pikiran buruk karena sebelum dirinya masuk kedalam hidup Sunoo,bahkan Heeseung sudah lebih dulu mengenal wanita itu daripada dirinya. Membuatnya semakin was-was ketika ia sadar jika diantara Heeseung dan Sunoo pernah terjalin hubungan lebih bahkan hampir pada ke jenjang pernikahan walalu dalam waktu singkat mereka mengenal.

Pikiran-pikiran itu membuat benaknya semakin memikirkan hal buruk hingga tak sadar beberapa kali ia sudah menghela nafas gelisah pagi ini.
Ia mulai kehilangan rasa percaya dirinya hingga selalu berpikir negatif.

Menyugar sekali lagi rambutnya,kemudian beranjak dari ranjang untuk segera mandi. Pagi ini di hari minggu ,ia sengaja bangun pukul enam untuk segera ke apartemen Sunoo. Berharap wanita itu bisa memaafkannya dengan kejadian kemarin dan bersikap normal seperti biasanya.

Mengusap-usap rambutnya dengan handuk putih,tubuh tegap yang masih dilapisi dengan bathdrobe itu melangkah menuju samping ranjang. Satu tangannya terulur meraih ponsel dari sana. Melihat apakah ada pesan dari Sunoo atau tidak.

Menarik bibirnya tipis ketika tak ada satupun pesan. Yah,,setidaknya wanita itu akan memaafkannya nanti dan dengan sengaja ia tak mengirim pesan agar tidak membuat Sunoo menghindar ketika tahu ia akan datang.


_______________________________

Berdiri melirik jam tangannya untuk yang kali kedua saat bel yang ke empat kali ia tekan juga tak menandakan ada orang didalam sana. Wajahnya yang semula santai mulai terlihat datar. Sepagi ini bahkan ia sudah tak menemukan Sunoo di apartemen.Kemana wanita itu pergi pagi-pagi begini?

          

Awalnya ia ingin menekan bel agar Sunoo membukakan pintu untuknya pagi ini,tapi setelah menunggu cukup lama akhirnya ia memutuskan untuk masuk sendiri. Bisa jadi wanita itu masih tidur berhubung ini hari libur.

Namun rasa kecewa menghampirinya saat tak ia temukan juga wanita itu disetiap sudut apartemen. Melangkah keluar dengan hembusan nafas kesal,ia mengeluarkan ponselnya untuk mencoba menghubungi Sunoo. Tapi nihil,ponsel wanita itu tidak aktif.

Entah kemana perginya ,ia sendiri sama sekali tidak tahu. Memasukkan lagi ponselnya lalu melangkah pergi untuk segera mencari Sunoo ketempat-tempat yang biasa wanita itu singgahi.

________________________________________

Hari ini Sunoo sudah bangun pagi-pagi sekali ,ia sengaja pergi untuk mengunjungi sebuah cafe dog's untuk menghibur dirinya sendiri. Sembari membaca buku dan menikmati segelas kopi rasanya begitu rileks. Beruntung sepagi ini sudah ada cafe dog's yang buka sehingga ia tak harus susah payah mencari tempat yang menenangkan.

Membaca dan membaca,memesan makan serta minuman membuatnya lupa jika jam berlalu begitu cepat. Tak ia sadar waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. Begitu nyaman rasanya bisa santai dibebaskan dari semua masalah yang ia pusingkan beberapa waktu belakangan ini.

Tapi rasanya ia juga harus segera pulang karena hari semakin larut. Saat menutup pintu mobil,baru ia sadar ternyata ponselnya tertinggal diatas dashboard. Mungkin ia akan merasa kehilangan jika teringat,tapi nyatanya ia begitu lupa dengan ponsel karena terlalu asik dengan membaca.

Matanya menyipit melihat beberapa panggilan dari Niki dan sebuah pesan singkat yang menanyakan keberadaannya. Menghela nafas pelan,Sunoo membiarkan semua itu dengan perasaan gusar. Jika saat ini ia masih belum bisa bertemu laki laki itu setelah mengingat bagaimana sikap Niki terhadapnya kemarin sore.

Tak bisa dibohongi,jika semalam ia menangis karena hal itu. Tak menyangka jika Niki kelewat berubah menjadi lebih menekan. Entah itu disadari atau tidak oleh laki-laki tersebut.Tapi yang jelas ia merasa berpikir lagi dan terus menepis pikiran buruknya untuk Niki secepat mungkin saat rasa ragu datang sama-samar.

Mata Sunoo teralih kembali pada ponsel saat dering terdengar pelan dari sana. Ketika pikirannya menebak jika itu Niki,tapi matanya membaca jelas nama lain dilayar ponselnya dengan kerutan didahi.

Berpikir sejenak ,sebelum akhirnya mengangkat telepon. Dahinya semakin berkerut mendengar suara sangat riuh dari seberang sana hingga ia tak bisa tahu apa yang laki-laki itu ucapkan karena terlalu berisik.

"Sunoo?" Suara serak diseberang sana terdengar rendah.

Mengernyitkan dahinya,bertanya ada apa ,tapi tiba tiba telepon terputus. Sunoo menatap layar ponselnya bingung hingga beberapa detik kemudian ada sebuah pesan yang mengirim alamat masuk dari nomor yang sama.

Menimang-nimang lagi pikirannya untuk pergi pada alamat tersebut karena terselip rasa ragu dari dalam dirinya,tapi ia juga merasa jika ada sesuatu yang terjadi.Bisa jadi ini adalah hal penting.

Satu detik,dua detik,tanpa berpikir lagi Sunoo menancap gas untuk menuju pada alamat. Ia tak mengira jika ia tiba di sebuah club. Kakinya melangkah ragu untuk masuk sampai langkahnya terhenti ketika bahunya ditarik cukup kuat oleh seseorang yang kini memeluk tubuhnya erat.

Wajah Sunoo menegang dengan tubuh kaku menerima pelukan erat tersebut dengan bertanya-tanya. Dahinya berkerut dalam mencium aroma alkohol menguar tajam dari laki-laki yang memeluknya. Sudah ia duga jika laki-laki itu mabuk.

Sebisa mungkin ia melepaskan tangan besar yang semakin erat memeluk punggungnya agar menjauh. Kaki kecilnya beberapa kali melangkah mundur karena menahan berat tubuh laki-laki yang seakan dengan sengaja menumpukan tubuhnya pada tubuh Sunoo.

🤦‍♀️

9mo ago

1
Sebenarnya agak jengkel jg ama sunoo. Bagmn kira2 perasaannya klu Niki dekat dan care sama cewek lain, trs ceweknya perna dekat sama niki pasti dia jg sakit heart. Hurhuee

2y ago

2
Look At Me( SunKi) Enhypen /END (Switch) Where stories live. Discover now