06

4 2 1
                                    

"dari mana kamu?"sial baru saja Jisung kembali ke rumah namun sudah ada yang membuat mood pria itu turun.

tanpa menoleh Jisung berjalan seoalah menutup telinga saat pria itu terus memanggil nya.langkahnya terhenti saat sebuah tangan mencekal tangannya.

"budek kamu!"teriak pria itu.

"maaf sebelum nya,apa kita pernah kenal?"Jisung menatap seorang yang kini berdiri dihadapannya.

plak.

satu tamparan mendarat di pipi kiri Jisung "ck"

"beraninya kamu berkata seperti itu Jisung!"dapat dilihat kini wajah pria itu memerah namun Jisung seoalah tak melihat kemarahan pria didepannya.

"siapa anda?mengapa saya harus takut?"

"anak kurang ajar"kini badan Jisung terjatuh saat laki-laki didepannya dengan mudah mendorongnya.

"siapa yang ajarin kamu?ayah ga pernah ngajarin kamu seperti itu"maki orng itu lalu menginjak perut Jisung.

"hahaha memang ayah saya tidak pernah mengajarkan saya,karna dia juga udah MATI!PUAS ANDA?"saut Jisung dengan penekanan diakhir kalimat.

"Jisung gak boleh gitu nak"wanita anggun perlahan berjalan kearah Jisung yang menahan sakit di kepala dan perutnya.ah sebelum terjatuh dia sempat terbentuk.

"kamu juga, jangan keras ke anak ku"

Mina Sharon Myoi sosok ibu yang ingin Jisung jaga,lindungi dan bahkan dengan nyawanya sendri wanita pertama yang membuat Jisung bertahan dengan dunia ini.

"Bun"panggil Jisung,Mina hanya tersenyum.

terkadang yang membuat Jisung bingung mengapa wanita itu bisa tersenyum dengan manis saat keadaan nya memburuk.

"siapa yang ajarin hah!"lagi-lagi pria itu menendang Jisung,andai Jisung tak mengingat ucapan bundanya mungkin dia kini sudah melawan.

kamu g boleh kasar sama ayah yah nak,bagaimanapun dia ayahmu sosok yang pernah kau kagumi,sosok yang pernah melindungimu~(ingatan ya,cuman ingetan,oke lanjut ke cerita)

"mas,kamu gak dengar aku?aku sudah bilang JANGAN KASAR DENGAN ANAKKU"ujar Mina dengan air mata yang kini jatuh membasahi pipinya,bagaimana dia tak sedih kepala anaknya baru saja diinjar setelah pria itu menginjak perut nya.

"diam kamu"dinginnya.

"kamu yang diam kamu hanya tamu, TAMU ini rumah ku dan aku berhak akan apa yang aku ucapkan"Daebak baru kali ini Jisung melihat bundanya marah,

"kamu.."

"pergi,awalnya aku cuman izinin kamu bertemu dengan anakku dengan alasan kau rindu bukan?namun lihat anakku sekarang apa ini yang dimaksud dengan kata RINDUMU?"keadaan Jisung memang tak baik Tamun tak buruk juga hanya memar dibagian kaki,perut dan tak lupa pelipisnya yang terluka akibat benturan keran.

dapat dilihat pria itu hanya diam,Mina memutuskan membawa Jisung kekamar dan membantunya mengobati lukanya.

"bunda"Mina hanya tersenyum saat anak laki-laki nya memanggilnya.

"bunda gapapa?"Mina lagi-lagi menganggukkan kepala pertanda dia tak apa-apa.

"Jisung gak suka liat dia ada dirumah Bun"Mina membelai rambut Jisung dengan lembut.

"bukan bunda gak pernah ngajarin kamu buat gak suka sama orang atau benci sama orang lain?"lagi-lagi senyum manis selalu menampak dibibir Mina "jangan dendam nak,apalagi dia ayahmu sendri"

"ingat dulu kau selalu memujinya bukan?ayah yang selalu kamu kagumi...."

"setiap saat"lanjut wanita itu.

Kamu akan menyukai ini

          

"ck sosok ayah yang Jisung kagumi sudah mati Bun,bunda sendiri pasti tau"Mina hanya tersenyum.

"yaudah mending sekarang kamu istirahat"Mina jalan keluar kamar Jisung,setetes air mata turun dari kelopak matanya.

"maaf nak"

Mina berjalan kearah ruang tamu dan mendapati sosok sun ho yang masih dirumahnya,perlahan tapi pasti Mina berjalan menuruni anak tangga.

"kenapa masih disni?"

"aku butuh Jisung"alis Mina naik keatas,

"aku butuh satu ginjal Jisung"

jleb.

"aku kira kau sudah tau bukan jawabanku?"Mina menatap sang mantan suami nya.

"aku tak perduli jawaban mu Mina,aku hanya butuh satu ginjalnya"

"belum puas kah kau menyakitinya?bahkan kau juga melukai perasaan putraku"

"anakku sekarat Mina!"

"lalu jika aku memberi izin apakah Jisung tak akan sekarat?apakah Jisung akan bertahan dengan satu ginjal?apakah Jisung akan kuat dengan apa yang dia rasa?"

"itu urusan belakang Mina,sekarang xiaojun lebih membutuhkan ginjal"

"mengapa tak kau berikan ginjalmu?bukan kah kau ayahnya?mengapa harus Jisung anakku yang memberinya"tanya Mina dengan senyum diwajahnya kini kedua tangannya berlipat didepan dada.

"aku tulang punggung keluarga,aku tak bisa memberikannya"

"lalu kau pikir Jisung bukan tulang punggung keluarga?"

"bukankah aku selalu mentransfer uang?apa uang itu kurang"

"oh uang itu,kita tidak menggunakannya sama sekali,asal kau tau aku dan Jisung berkerja untuk hidup kami dan kami tak mau bergantung dengan uangmu"ujar Mina "dan sekarang aku bahkan mendapat apa yang sudah ku usahakan"

"jangan sok muna Mina,pakai lah jika kau butuh aku masih banyak uang bahkan untuk membeli kau dan Jisung pun aku mampu"

"membeli ya?oke baik lah bahkan aku bisa membeli perusahan satu-satunya yang kamu miliki,maaf ku ralat bahkan aku bisa mengambil perusahaan ku yang kau rebut itu"

plak.

satu tamparan mendarat dipipi Mina,

Jisung tak bisa tidur sejak tadi,dia hanya melihat interaksi bunda dan ayahnya dari atas secara diam-diam.

jangan kalian fikir dia takut dengan ayahnya,Jisung bahkan tak takut mati saat dihadapkan oleh nya.namun kata-kata bundanya lah yang selalu jadi penghalangnya.

dia ayahmu, jangan menaru dendam padanya~

benar apa yang bundanya bicarakan sejak sd hingga kelas 1 sma dirinya selalu bekerja entah itu jadi pelayan,atau yang lain hingga 1 sma semester dua bundanya berhasil dan menyuruhnya berhenti untuk melakukan pekerjaan pekerjaan itu.

plak.

mata Jisung melebar saat melihat pria itu menampar bundanya,dengan segala kekesalah dia menuruni anak tangga.

"jaga bicaramu,kau bahkan gak punya apa-apa lagi selain rumah ini, bersyukur lah aku masih mau bertanggung jawab"ujar sun ho.

"PARK SUN HO"pandangan keduanya kini tertuju pada Jisung,

"jangan pernah sentuh bunda saya"datarnya.

"Anda fikir dengan menyentuh bunda saya akan memberi satu ginjal saya?"ujar Jisung "TIDAK BAJINGAN"

"beraninya kamu"tangan sun melayang namun tangan Jisung dengan cepat mencekam tangannya lalu memelintir kebelakang.

"harus kah saya patahkan tangan ini"bisiknya

"saya diam bukan berati anda berwenang akan semuanya,saya rela anda pukuli bukan berarti anda berhak menyakiti bunda saya"pilintiran ditangannya semakin dikencangkan kemudian menendang denkul ayahnya.

"Jisung"panggil mina.jisung hanya menoleh lalu tersenyum.

"lepas nak"

"Jisung bakal lepas kalo bunda nampar pria ini dengan keras"Mina membelakkan matanya tak percaya,bagaimana dia menampar laki-laki itu.

"nak"

"cuman tamparan Bun,bahkan menurut Jisung tamparan itu belum seberapa"jujur Mina takut Jisung kembali seperti dulu.

dia sangat takut jika Jisung akan berbuat yang tidak-tidak Mina memutuskan untuk menampar pria yang kini statusnya mantan suaminya.

plak.

benar sesuai dengan kesepakatan Jisung melepaskan tangannya dan mendorong tubuh pria didepannya.

"pergi"park sun ho hanya pergi namun sebelum pergi dia berucap.

"liat kalian yang ingin bermain-main dengan saya"








Dorrrr.
nah udh ku ungkap tuh sedikit masalahnya biar kalian paham sama mksd aku ini.

ahay

eh boleh minta promosiin ga kalo emng ini cerita seru?tapi klo ga juga g masalah karna ku tak mau maksa.

eh boleh minta promosiin ga kalo emng ini cerita seru?tapi klo ga juga g masalah karna ku tak mau maksa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


gila ganteng bngt jodoh orng 😭

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Ags 25, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ditunggu lanjutan ceritanya 😉
btw apakah ada sosmed yg dapat di follow?

3y ago

Sang fajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang