Chapter 4

1.3K 87 1
                                    

"Hadeeeh Shinichi pasti telat lagi!" gerutu Sonoko seraya bolak-balik melirik arlojinya.

Hari itu Sonoko-Makoto dan Shinichi-Ran janjian double date.

"Sabar sedikit Sonoko," pinta Ran.

"Itu dia!" Makoto menunjuk.

Shinichi muncul seraya menggandeng Haibara.

"Heeeh... kenapa anak itu ikut juga?" gumam Sonoko seraya mengangkat sebelah alisnya.

"Maaf telat," kata Shinichi pada mereka semua.

"Tidak apa-apa," kata Ran lalu menunduk menghadap Haibara, "Ai-Chan ternyata ikut juga?" tanyanya.

Haibara langsung bersembunyi di belakang Shinichi.

"Otosan dan Okasan sedang ada meeting di perusahaan penerbit. Aku tak mungkin meninggalkannya sendirian di rumah. Tidak apa-apa kan?" tanya Shinichi.

"Tidak apa-apa kok. Ayo Ai-Chan, kita jalan-jalan," ajak Ran seraya mengulurkan tangannya.

Haibara semakin merengut di belakang Shinichi, tangan mungilnya mencengkram celana Shinichi kuat-kuat.

"Maaf Ran, Ai masih takut-takut. Beri dia waktu untuk beradaptasi," ucap Shinichi tak enak hati.

"Tidak apa-apa. Aku mengerti," ujar Ran tetap tersenyum.

"Ayo Ai," Shinichi menggandeng lengannya.

Haibara pun menurut jika digandeng Shinichi.

Hari itu mereka jalan-jalan ke bazar yang baru buka. Ran dan Sonoko yang paling antusias melihat barang-barang wanita yang lucu-lucu. Shinichi dan Makoto hanya mengikuti saja. Haibara sendiri tidak berminat dengan bazar itu, ia terus-menerus menempel pada Shinichi. Ia masih merasa tidak nyaman di antara keramaian.

"Oi Ran," kata Sonoko sewaktu mencuci tangan di wastafel kamar mandi.

"Nani?" sahut Ran yang mencuci tangan di sebelahnya.

"Ngomong-ngomong mau sampai kapan Shinichi jadi pengasuh anak itu?" tanya Sonoko.

Mereka berdua tidak menyadari, Haibara ada di bilik paling pojok.

"Duh kenapa kau bertanya begitu? Kau tidak kasihan padanya? Dia masih terlihat ketakutan," kata Ran.

Sonoko mendengus, "Dia kan sebenarnya penyihir. Hanya karena amnesia di tubuh itu, dia jadi terlihat menyedihkan,"

"Sonoko!"

"Ck Ran! Kau terlalu baik hati. Walaupun dia kecil dan amnesia, tapi aku yakin jiwa iblisnya tidak hilang. Dia akan terus menyusahkan Shinichi. Anak nakal itu jika selalu menempel Shinichi sampai dewasa, bagaimana jadinya nanti? Sungguh merepotkan!"

"Sudahlah Sonoko! Kita lihat saja perkembangannya nanti," ujar Ran menyudahi pembicaraan seraya keluar dari toilet.

Sonoko menyusulnya, "Yang penting sudah kuingatkan,"

Setelah mereka keluar dari toilet, Haibara pun keluar dari bilik toilet. Ia hanya memandang murung pintu toilet di mana Ran dan Sonoko keluar tadi.

Penyihir itu apa? Iblis itu apa? Apa aku anak nakal? Haibara membatin sedih. Kemudian ia mengeluarkan lencana detektif pemberian Shinichi. Ia meletakkannya di wastafel, sengaja meninggalkannya di sana sebelum berlalu pergi.

"Ran, Sonoko. Ai mana?" tanya Shinichi ketika melihat dua wanita itu datang dari toilet.

Ran mengerjap, "Lho? Kan dia bersamamu,"

"Tadi dia minta ijin menyusul toilet, aku kira bertemu kalian,"

"Tidak kok! Tapi coba aku cari lagi di toilet," Ran akhirnya balik lagi ke toilet wanita.

You Are My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang