Risa tak tau harus berbuat apa kala bola voli itu mengenai sosok lelaki bertubuh kekar, Dia adalah Khala.
"Siapa yang ngelempar bola voli ini ke arah gue?"
"Risa tuh!" Ucap teman-teman Risa.
Risa menatap Khala lalu menduduk, "Maaf Kak.."
"Selain tuli ternyata lo juga buta ya." Ujar Khala sambil melemparkan bola voli itu dengan keras ke arah Risa.
"Lo jangan kasar sama cewek bisa gak sih!" Celetuk Gaby sambil menangkap bola voli yang di lempar oleh Khala.
Khala tersenyum sinis, lalu mendekat ke arah Risa dan Gaby.
"DIA YANG NYARI GARA-GARA DULUAN SAMA GUE!" Ucap Khala sambil menunjuk Risa."DIA GAK SENGAJA!"
"BACOT, PASTI DIA MAU BALAS DENDAM KARNA TADI GUE UDAH NAMPAR DIA, YAKAN?!" Ucap Khala menatap tajam ke arah Risa.
Pak Toni dengan cepat melerai pertengkaran tersebut.
"Astaga apa-apaan ini? nampar? Apa yang telah kamu lakukan terhadap Risa, Khala?! Kamu juga, berarti tadi kamu berbohong kepada Bapak?" Ucap Pak Toni tegas.
"Saya yang salah, Pak. Bukan Kak Khala." Ujar Risa yang terciduk berbohong kepada Pak Toni.
Khala melirik Risa dengan tatapan tak suka, "Gak usah sok-sokan ngebelain gue. Emang faktanya gue gak salah. Lo aja yang nyari masalah duluan sama gue."
"KHALA STOP!! kalian berdua ikut bapak ke ruangan BK. Bapak tidak menerima alasan apapun dari kalian, tolong Jelaskan saja di ruang BK nanti." Ucap Pak Toni.
"Yang lain silahkan istirahat, bapak mau ngurus mereka dulu." lanjut nya sambil meninggalkan lapangan.
Semua murid mengangguk paham.
"Aku ke ruang BK dulu ya, Gab."
Dengan berat hati Gaby mengangguk, "Tenang aja, gue selalu ada buat lo. Jangan takut dan ngerasa sendiri ya."
"Lebay, fuck!" Celetuk Khala lalu melenggang pergi meninggalkan Risa dan Gaby.
"Senior dajjal! gara-gara lo sahabat gue kena sial mulu anj-"
"Gaby, gak boleh ngomong gitu ah.
Mau gimana pun dia itu senior kita. Lagian aku fine-fine aja kok, kan emang aku yang salah . Dah ya. Aku mau ke ruang BK dulu, takutnya udah ditungguin Pak Toni."Gaby mengangguk cepat lalu mengelus bahu Risa. Sedikit memberi power untuk Risa.
Risa tersenyum manis lalu meninggalkan Gaby.Ia berlari kecil mengekori Khala. Karna Ia tak tahu dimana letak ruang BK itu.
"Permisi Pak, Bu..." Ucap Khala yang disusul oleh Risa.
"Silahkan duduk." Ucap wanita paruh baya di depan mereka.
Risa mengangguk cepat lalu duduk di kursi yang sudah disediakan. Berbeda hal nya dengan Khala, Ia justru tak melakukan pergerakan apapun. Tetap pada posisi nya.
"Khala, kenapa kamu masih disitu? Ayo duduk!" Ucap Pak Toni kesal.
"Saya gak mau duduk sebelahan sama dia, alergi Bu."
JLEB..
"Kamu pikir Risa apa? Ayo duduk, kalau tidak Ibu akan menelpon orang tua mu!"
Khala mengusap wajahnya kasar, dengan terpaksa Ia duduk di sebelah Risa. Ingat ya, TERPAKSA.
"Ibu tadi sudah mendengar sedikit penjelasan dari Pak Toni, Ibu mau bertanya ke Khala. Kenapa kamu menampar Risa?" Ucap wanita yang ternyata bernama Siska, selaku guru BK di SMA Dirgana.
"Dia yang ngusik saya duluan, Bu."
"Sejak kapan aku ngusik kakak?"
"Lo udah duduk di tempat duduk ternyaman milik gue, dan gue gak suka itu!" Ucap Khala sambil melirik tajam ke arah Risa.
"Astaga, tempat duduk yang di kantin tadi? tapi, itu kan tempat duduk umum kak. Semua murid SMA Dirgana pasti boleh duduk disitu.." Balas Risa dengan gemetar alih-alih takut Khala marah.
"UMUM? LO MURID PINDAHAN TAU APA SIH? LO GAK TAU FAKTA DAN KEJADIAN APA YANG TERJADI DULU SAMA GUE. JADI JANGAN NGOMONG SEMBARANGAN!"
Sudah Risa duga, respon Khala tak akan sesuai ekspetasinya.
"Khala, tolong kecilkan suara mu! jangan membentak wanita seperti itu." Ucap Bu Siska.
Khala terdiam, sedangkan Risa menundukan kepala nya.
"Ibu dan Pak Toni sepakat memberikan kalian sebuah pelajaran berupa hukuman." Ujar Bu Siska yang dibalas anggukan oleh pak Toni.
Khala terkejut, "Tapi, letak kesalahan saya dimana, Bu?"
"Jelas kamu salah, sesalah apapun wanita kamu sebagai lelaki tak berhak main fisik." Ucap Pak Toni.
Khala terdiam, perkataan Pak Toni barusan sangat menampar hatinya. Membuat nya tersadar akan apa yang telah Ia perbuat ke Risa.
"Kalau boleh tahu, hukumannya apa, Bu?" Celetuk Risa.
"Kalian bersihin toilet ya, Risa membersihkan toilet wanita, Khala membersihkan toilet lelaki." Ujar Bu Siska.
"Baik, Bu. Kalau begitu saya sudah boleh keluar dari ruangan Ibu? saya ingin melaksanakan hukumannya sekarang, Bu." Balas Risa sembari izin keluar.
Bu Siska dan Pak Toni pun mengangguk. Risa permisi lalu keluar dari ruang BK itu, meninggalkan sosok Khala.
"Khala, kamu ngapain masih disini? Ayo laksanakan hukumannya!" Ucap Pak Toni menegur Khala yang sedari tadi bengong.
Khala tersadar, lalu izin meninggalkan ruangan tersebut.
Ia berlari mengejar sosok Risa."Tunggu!" Ucap Khala sambil menarik pergelangan tangan Risa.
Risa pun menoleh, "Ada apa, Kak? Saya kan gak nyari gara-gara sama kakak lagi. Terus sekarang mau kakak apa?"
"Lo emang gak nyari gara-gara sama gue lagi, tapi permasalahan yang di kantin jangan pernah lo anggap selesai gitu aja."
Risa tertegun, Kini apa yang akan Khala lakukan padanya? Ia sudah mengakui kesalahannya, apakah bagi Khala itu tidak cukup?
"Terserah kakak.." Balas Risa sambil melepaskan pergelangan tangannya yang di pegang erat oleh Khala.
Find me on ig yuk!
@bertanrynn
KAMU SEDANG MEMBACA
Remarka
Teen FictionIni tentang Marisa Lomaura, yang kerap di sapa Risa. Gadis polos berparas cantik ini merupakan anak tunggal, Ayah nya meninggal tepat pada saat Ia berusia 5 tahun. Risa bertahan hidup dengan Mama nya. Mereka tinggal di sebuah rumah yang jauh dari k...