55

1.2K 39 0
                                    

💕happy reading💕

Lelaki dengan pahatan yang sempurna berjalan menuruni tangga untuk menghampiri keluarganya yang sedang bercanda ria di meja makan

"Morning all" Sapa atlaka setelah duduk di sebrang sarah

"Morning boy" Jawab sarah

"Morning!" Balas arman

"Atlaka langsung pamit ya!" Ucap atlaka setelah meneguk sedikit susu yang di siapkan sarah

Sarah menatap heran atlaka "sarapan dulu sayang, kok buru buru"

"Iya, ada tugas pagi ma, ya udah atla pamit, assalamualaikum" Pamit atlaka dengan mencium punggung tangan sarah dan arman

Sekitar 20 menit atlaka telah sampai di mandala dengan wajah yang tetap terlihat tampan walau di lihat dari sisi mana pun. Keempat temannya sudah setia menunggu di parkiran

"Wihh tumben lo berangkat pagi, ada apa gerangan kawan?" Ucap baben dengan nada

"Lagi males aja sarapan di rumah!" Jawab atlaka tetap tenang

"Kuy kantin lah" Sahut arden yang baru saja turun dari motornya. Mereka berlima berjalan di Koridor mandala dengan vibesnya masing masing

"Ya udah kantin kuy" Tatapan dari siswa siswi mandala sudah menjadi rutinitas setiap hari bagi kelimanya

"Mang bakso lima ya sama es teh lima!" Teriak ojan memasan pada penjual

"Gue gak makan" Sahut atlaka "minum aja!"

"Lah tla!". Ojan mendapat tatapan tak bersahabat dari atlaka, akhirnya ojan menuruti ucapan atlaka

"Mang gak jadi lima, empat aja!"

"Siap atuh den"

"Lo kalau ada masalah cerita" Ucap sarkan tiba tiba

Atlaka menatap sarkan dengan tenang, seperti tidak berniat untuk meladeni ucapan temannya

☃☃☃

Gadis cantik nan mungil sedang mengadaptasikan pencahayaan pada netranya. Kemarin ia terlalu lelah dengan masalahnya dan Gallen, sampai dia bisa lupa jika ia meninggalkan anak gadis orang di markas diamond. Segera ia bergegas memasuki kamar mandi untuk membersihkan seluruh tubuhnya, setelah selesai dengan seragam rapinya ia menuruni tangga dan mendapati banyak makanan di meja makan. Ia mengernyitkan dahinya bukannya bi asih lagi pulang kampung terus siapa yang masak?.

Kedua netra indah milik jaziya meneliti setiap ruangan. Shit kenapa ia bisa lupa jika eisha tinggal di rumahnya sekarang

"Pagi eis!" Sapa jaziya

"Pagi zy, maaf ya aku lancang masak di dapur kamu!" Ucap eisha tak enak hati

Jaziya tersenyum hangat "gak pa pa anggap aja kayak rumah sendiri, gue kira gua bakalan sarapan di sekolah lagi!"

Eisha tertawa sangat manis "ya udah sarapan yuk, biar kamu gak telat ke sekolah nya"

Hening, hanya ada suara dentingan piring dan sendok yang bersahutan.

"Zy kamu tinggal sendiri?" Tanya eisha ragu

Jazy menggeleng sedih kemudian menatap eisha "sama nyokap"

"Terus sekarang di mana?"

"Gue belum tau keberadaan mama gue sekarang dimana, hampir dua minggu gue gak dengar kabar dari mama gue!" Ucap sendu jazy

"Maksud kamu?"

"Mama gue di culik" Eisha membekap mulutnya sendiri karena kaget dengan penuturan jaziya "terus kamu udah cari?"

"Setiap hari gue cari, tapi dengan liciknya mereka nyembunyiin mama gue" Jaziya mengepalkan tangannya

"Gue benci sama mona" Lirih jaziya yang masih bisa di dengar eisha

"Kamu bilang mona kenapa tadi?"

"Mona yang udah bikin gue sama mama gue pisan eis!". Eisha mengingat ngingat tempat ia di sekap eisha dulu. Kemungkinan mama jazy juga di bawa je tempat yang sama

"Kemungkinan mama kamu di bawa mona ke tempat waktu dia nyulik aku dan khiana!" Ujar eisha. "Pulang sekolah coba kita kesana!" Lanjutnya

"Beneran? , gue akan balas mona dengan lebih kejam dari pada ini"

Eisha hanya memandang jaziya iba. Kemudian ia tersadar dengan jam skolah jaziya "zy, cepat berangkat udah jam 7!"

"Ha? Ya udah gue berangkat dulu" Tanpa mengucapkan apa pun lagi ia langsung berjalan menuju pengendara motor yang ada di depan rumahnya, jaziya tadi memang memesan ojol karena hari ini ia malas untuk berkendara sendiri

Tak butuh waktu lama jaziya telah sampai di mandala sedikit lagi jika ia tidak berlari cepat mungkin ia akan terlambat dan berakhir di luar gerbang. Sekarang tujuannya untuk ke kelas dan menghindari geng begajulan yang di ketuai lelaki brengsek siapa lagi kalau bukan atlaka. Dari kejauhan jaziya dapat melihat segrombolan geng yang baru ia pikirkan tadi dengan cepat jaziya memasuki kelasnya dan duduk di samping mitha

"Kenapa baru datang, gue pikir gak masuk lo" Tutur mitha

"Masih ada urusan sedikit tadi" Balas jaziya yang masih menetralkan nafasnya

"Untung bu sekar belum masuk" Sahut rani

"Atlaka tu!" Senggol mitha sedikit pada jazy

"Ngapain di depan?" Sahut jani acuh

Kelima lelaki tampan yang berjalan di depan kelas IPA 2 masih menyempatkan untuk berhenti dan menatap ke dalam kelas

"Ngelehatin lo zy" Bisikan Rani dari belakang

"Bodo"

Suara kebisingan dari luar kelas menyita perhatian anggota kelas IPA 2

"Ngapain kalian di sini, bukannya masuk kelas malah jadi patung di sini!" Tegur bu sekarang

"Pagi bu sekar" Sapa arden

"Bu sekar tambah leb_ eh maksud saya tambah cantik aja" Sahut baben. Bu sekar yang di puji menjadi malu malu kucing namun ia tetap harus terlihat tegas

"Hallah kamu itu mau ngelabuhi saya kan, gak mempan baben"

"Beneran ibu itu makin tambah tambah deh pokoknya" Sahut atlaka yang mendapat tatapan tajam dari bu sekar

"Apa maksud kamu makin tambah tambah?" Bu sekar mulai emosi dengan mereka

"Ibu jangan marah marah nanti keriputnya nambah lo bu" Ojan tersenyum ke arah bu sekar

"MAKSUD KAMU SAYA UDAH KERIPUTAN, DASAR KALIAN YA!" bu sekar sudah bersiap akan melayangkan sepatunya

"KABURRR"

"AWAS YA KALIAN!"

I LOVE YOU❤

Terima kasih udah mau baca cerita aku❤tetap dukung aku ya, tinggalin jejak ya🥰❤

JAZIYA (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang