Sebuah Hadiah Part 2

644 29 0
                                    

Sesampainya di istana Raja Joon dan ratu Jang langsung berjalan menuju ruangan mereka berdua dengan Ratu Jang yang menggendong Pangeran Jin dan Raja Joon yang menggendong Pangeran Bin.

Raja Joon meletakkan Pangeran Bin kedalam keranjang bayi disusul kemudian Ratu Jang yang juga meletakkan Pangeran Jin didalamnya. Ratu Jang bergerak menuju ruang ganti yang diikuti oleh Raja Joon dibelakangnya. Raja Joon menubruk tubuh Ratu Jang hingga membentur almari mencium bibir Ratu Jang dengan lembut lalu mulai bergerak nakal.

Raja Joon membawa Ratu Jang menuju bangku kayu panjang memangkunya sembari menanggalkan pakaian yang dikenakan Ratu Jang. Sekejap saja udara diruangan ganti tersebut berubah menjadi panas kala dua insan mulai diliputi oleh kabut gairah.

"Ssh sayang," erang Ratu Jang lembut yang membuat Raja Joon semakin bersemangat.

Raja Joon mulai bergerilya menyerang Ratu Jang dengan sentuhan dan juga cumbuan yang membuat sang empunya dimabuk kepayang. Sebelum menggagahi Raja Joon menggendong sang istri menuju ranjang lalu memulai aksinya untuk menggagahi sang istri dan menyatukan cinta mereka.

Malam ini menjadi malam yang panjang bagi Raja Joon dan Ratu Jang. Serta menjadi awal penyatuan cinta mereka yang mungkin akan membentuk seorang  keturan lagi.

Ratu Jang terbangun dari tidurnya kala memdengar suara tangisan bayi. Baru saja beberapa menit lalu ia beristirahat dari aktifitas panasnya kali ini ia harus terbangun karena tangisan pangerannya. Ratu Jang mengenakan kembali pakaiannya kemudian meraih tubuh pangeran Bin yang menangis.

"Ssh shhh shhh jangan menangis sayang kau lapar hemmm."

Ratu Jang memberi asi Pangeran Bin sembari duduk di kursi. Raja Joon yang menyadari istrinya tak lagi disampingnya pun juga ikut terbangun menuruni ranjang dan berjalan mendekati Ratu Jang.

"Sayang apakah Bin menangis?"

"Iya sayang dia haus."

"Begitu rupanya, bagaimana sengan Jin?"

"Mungkin sebentar lagi juga akan terbangun Joon."

"Baiklah aku akan menemanimu kalau begitu tunggu sebentar aku akan menyuruh pelayan membuatkan teh untuk kita."

"Hemmm."

Raja Joon berjalan keluar ruangan meminta seorang pelayan membuatkannya teh dan mengirim beberapa kue atau buah untuk dirinya dan Ratu Jang. Raja Joon segera masuk kedalam kamar kala mendengar suara tangisan Pangeran Jin terbangun. Ia langsung meraih tubuh sang putra lalu menimang nimangnya agar tenang. Sementara itu Ratu Jang segera meletakkan Pangeran Bin keatas keranjang bayi kembali setelah selesai kemudian meraih Pangeran Jin dan memberinya asi.

Raja Joon tersenyum bangga melihat kesabaran sang istri. Ia mengecup kening Ratu Jang lantas memeluknya dari samping.

"Aku bangga pada mu sayang, aku sangat bersyukur memiliki istri sepertimu. Kau mengurus anak anak kita dengan penuh kasih sayang dan kesabaran."

"Setiap ibu pasti akan melakukan hal yang sama kepada anak anaknya Joon."

"Hemmm tapi kau sangat spesial sayang kau mengurus su bayi sendirian tanpa bantuan siapa pun bahkan dayang Han pun jarang sekali membantumu."

"Itu karena aku ingin putra putraku merasakan kasih sayang yang cukup sayang dan lagi aku tak tega jika meminta bantuan bibi Han ditengah malam begini dia sudah tua dia juga sudah bekerja keras untuk kita seharian kan aku sedikit mengkhawatirkan kesehatannya sayang sepertinya kita membutuhkan seorang dayang lagi untuk membantunya."

"Ya aku setuju nanti aku akan bilang kepada ibu agar dicarikan dayang yang sesuai keinginanmu."

"Jika boleh aku memilih salah satu dayang ibu suri."

"Siapa? "

"Dayang Ryu, entah mengapa aku mempercayainya yang membantuku menjaga putra putraku. Dia masih muda namun sifatnya sangat lembut dan juga sabar  aku lihat kerjanya juga bagus dia seauai kriteria yang aku butuhkan."

"Baiklah aku akan bicarakan ini kepada ibu besok."

Usai memberikan asi kepada kedua pangeran Ratu Jang dan Raja Joon meminum teh dan memakan kue yang telah disiapkan oleh seorang pelayan. Mereka mengobrol kecil hingga rasa kantuk kembali menyerang mereka.

"Sayang sepertinya aku ingin tidur karena mataku lelah sekali," ucap Ratu Jang yang sudah tidak tahan menahan rasa kantuknya.

"Baiklah aku juga mengantuk. Ayo kita tidur sayang."

Raja Joon dan Ratu Jang kembali membaringkan tubuh mereka keatas peraduan karena rasa kantuk yang amat sangat menyerangnya.

Mentari sudah bersinar terang namun Ratu Jang dan Raja Joon baru terbangun. Ratu Jang segera meminta dayang Han untuk membantu memandikan kedua pangetan mereka. Lalu meminta seorang pelayan untuk menyiapkan makanan.

"Bibi Han tolong bantu aku memandikan pangeran Bin dan Pangeran Jin."

"Baik yang mulia."

"Pelayan," seru Ratu Jang.

"Hamba yang mulia."

"Siapkan makanan untukku dan Raja Joon."

"Baik yang mulia."

Raja Joon lebih dulu masuk kedalam ruangan mandi untuk membersihkan diri. Sementara Ratu Jang dan dayang Han sibuk mendandani kedua pangeran. Ratu Jang meletakkan kedua pangeran yang sudah tertidur kembali kedalam keranjang bayi meminta dayang Han untuk menjaganya sementara dirinya menuju ruang ganti menyiapkan pakaian untuk Raja Joon. Ia membantu sang suami mengenakan pakaian setelahnya baru masuk kedalam ruang mandi untuk membersihkan diri.

Raja Joon menunggu Ratu Jang diruang ganti ia tak sabar memberikan hadiah ditangannya kepada sang istri. Tak lama kemudian Ratu Jang masuk kedalm ruang ganti mengenakan pakaiannya kemudian bersolek.

Raja Joon menyodorkan aebuah kotak kepada Ratu Jang yang membiat Ratu Jang mengernyitkan dahinya.

"Apa ini?"

"Buka saja itu hadiah untukmu."

Ratu Jang membuka kotak yang diberikan oleh Raja Joon ia ingat betul jika kotak tersebut adalah kotak yang sama dengan kotak yang diberikan oleh tuan Hyul kemarin sore. Ratu Jang membuka perlahan kotak tersbut ia membelalakan mata ketika melihat satu set perhiasan dengan batu tiara berwarna merah menyala yang sinarnya sangat indah. Ia menatap sang suami lalu memeluknya sembari mengucapkan terimakasih.

"Terima kasih Joon."

"Itu tak seberapa dengan semua kesabaran dan kasih sayang yang kau berikan untukku sayang."

"Kau membuatku malu Joon."

Raja Joon memnantu Ratu Jang mengenakan perhiasan tersebut. Cahaya yang berkilauan dari tiara merah tersebut sangatlah indah. Sangat cocok dikenakan oleh Ratu Jang. Raja Joon mengajak Ratu Jang menuju ruang makan untuk makan bersama.

****

Pangeran Dong saat ini sedang bernegosiasi dwngan Panglima Hyul tentang giliran kepulangan mereka karena ini sudah ada satu pekan.

"Kak Hyun."

"Hemm."

"Ini sudah sepekan kan?"

"Lalu?"

"Kak kenapa kau menjadi menyebalkan seperti kak Joon sih... huhh!"

"Kau saja yang terlalu berlebihan cepat katakan apa maumu."

"Bolehkah aku pulang duluan?"

"Kalau aku bilang tidak memangnya kau akan menurut kepadaku?"

"Mana bisa kan sudah satu pekan jadi harus dapat giliran pulang."

"Itu kau tahu pulang lah dan cepat kembali."

"Kakak memang yang terbaik terima kasih kak," ucap Pangeran Dong sembari tersenyum kegirangan.

Pangeran Dong meminta seorang prajurit untuk menyiapkan sebuah kuda untuk dirinya. Ia berpamitan kepada Panglima Hyun dan kepada seluruh rombongan lainnya kemudian memacu kudanya sengan dua orang pengawal menuju istana Moon.

Ratu Jang (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang