04. Luka Lagi

31 5 0
                                    

"Banyak orang yang mundur dan menyerah karena terluka. Tapi itu nggak berlaku buat gue. Gue harus kuat karena gue terluka. Gue harus tetap berjalan dan berlari sekalipun luka yang ada semakin parah dan bertambah lagi dan lagi",- Kalandra

*

*

*

Seminggu berlalu, kini para siswa sudah disibukkan dengan berbagai macam kegiatan sekolah. Mulai dari yang wajib yaitu kegiatan pembelajaran di kelas sampai berbagai macam kegiatan ekstrakulikuler. Sudah tidak ada lagi kata santai bagi para siswa. Semua sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing

Seperti pagi sebelumnya, Andra kini sedang duduk bersebelahan dengan kakaknya di meja makan bersama dengan ayah dan ibunya juga. Keempatnya sibuk dengan makanan masing-masing.

Andra yang hanya sibuk mengaduk-aduk bubur ayam buatan ibunya. Kavin yang sibuk membolak balik buku pelajarannya sembari menghabiskan bubur ayamnya. Tristan, ayah mereka yang sibuk menggeser layar iPad miliknya. Sedangkan Rania, ibu mereka hanya menggeleng pelan sejenak setelah melihat bagaimana kesibukan suami dan anak-anaknya

"Buburnya nggak enak ya?", tanya Rania tiba-tiba yang mengundang tatapan penuh tanya dari ketiganya

"Kata siapa?", tanya Kavin

"Itu adek kamu buburnya cuman di aduk-aduk enggak dimakan", ucapnya dengan nada candaan

"Gimana sih ndra nggak hargain mama banget lo. Dimakan heh makanan lo itu", bentak Kavin

"Eh nggak ma, buburnya enak kok cuman Andra nya aja yang lagi kurang selera makan. Maaf ya mama, ini Andra habisin deh buburnya", ucap Andra sembari menyendokkan bubur ayam miliknya

"No need to say sorry Kalandra anak mama. Kamu lagi nggak enak badan ya? Atau lagi mau makan apa? Nanti biar sepulang kamu dari sekolah mama masakin", jawab Rania lembut

"Beneran ma?", tanyanya antusias yang disambut anggukan oleh Rania

"Enggak usah manja Kalandra, habiskan makanan kamu terus berangkat ke sekolah bareng abang", ucap Tristan yang seketika membuat senyum Andra hilang

"Papaa",

"Jangan suka manjain Andra. Keterusan dimanjain aku yang susah nanti", ucap Tristan pada Rania

Rania hanya menghela nafas pelan

"Abang udah selesai yah, pamit dulu ya", ucap Kavin sembari berdiri kemudian mengulurkan tangan kepada ayahya

"Abang hati-hati dijalan bawa mobilnya",

Sejak tiga hari lalu Kavin sudah mulai mengendarai mobil sendiri. Dan sejak tiga hari lalu juga Andra pergi ke sekolah bersama kakaknya. Walau sebenarnya agak malas karena sebenarnya dia juga bisa mengendarai mobil dan motor sendiri, tetapi ayahnya memaksanya untuk berangkat bersama dengan kakaknya dengan dalih untuk menjaga kakaknya

'Abang kan udah gede, kenapa si harus dijagain segala. Kek bayi aja', batin Andra

"Berdiri ndra, mau sekolah nggak sih lo", ucap Kavin pada Andra yang masih duduk manis menghabiskan buburnya

"Abang bicaranya pelan aja kan bisa, sama adeknya sendiri masa kasar begitu", tegur Rania

"Kalandra, berdiri dan berangkat bareng abang kamu sekarang", ucap Tristan

Andra masih diam ditempatnya

"Nak",

"Iya ma",

"Itu ditunggu abangnya", ucap Rania

OUTRIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang