18

1K 68 12
                                    

Pukul sepuluh tengah malam. Seorang gadis terbangun dari tidurnya. Masih membekas tamparan sang ayah dipipinya. Dilihatnya sekeliling, ah kamar Ziel rupanya. Pria itu sedang tertidur lelap diatas sofa diujung kamar dekat jendela.

"Kebiasaan"

Gadis itu kemudian beranjak dari kasur dengan selimut ditangannya.

"Selamat tidur ganteng, maaf ya aku ngerepotin kamu terus" kata Zeline mengusap lembut rambut Ziel, mengenakan selimut pada tubuhnya, kemudian menutup jendela.

"Aku pergi sebentar ya, nanti aku balik lagi" kata Zeline pamit. Gadis itu lupa memberikan hadiah untuk Raffael. Segera Ia ambil box hadiah berukuran kecil dari tasnya, dalam box itu terdapat gantungan boneka salju yang sangat berharga bagi Zeline.

"Raffael udah dirumah belum ya?" monolognya. Gadis itu mengurungkan niatnya untuk menelfon Raffael. "Kejutan deh!" katanya, saat ide itu terbit dikepalanya.

Gadis itu kemudian berjalan pelan, takut Ziel terbangun. Ia membuka pintu dan menutupnya perlahan. Rumah tampak sepi, tentu saja penghuninya sedang tertidur. Zeline kemudian mengambil kunci motor matic milik Ziel, tentu saja gadis itu tidak akan dimarah karena Ziel selalu mengizinkannya.

Zeline kemudian menyalakan motor itu dan berlalu pergi. Semoga kamu suka kejutan dari aku Raf.

Jalanan masih ramai, saat itu memang malam minggu. Ditengah perjalanan gadis itu tak henti-hentinya tersenyum membayangkan ekspresi apa yang akan ditunjukan Raffael. Gadis itu seakan lupa ingatan bahwa Raffael hanya menjadikannya taruhan, pria itu tidak benar-benar mencintainya.

Sampailah gadis itu dirumah Raffael, gerbang rumahnya terbuka. Gadis itu kemudian memarkirkan motornya, dan berjalan masuk dengan box hitam didalam pelukannya.

Zeline PoV

"Ha-" kataku tertahan.

"RAFFAEL! UDAH! YANG AKU SAYANG ITU ZIEL RAF! BIARKAN AKU USAHA!"

"Mereka sedang bertengkar? Jadi Zira suka sama Ziel?" batin Zeline, Ia memutuskan untuk tidak mencampuri masalah mereka. Namun kakinya menolak bergerak beranjak dari tempatnya.

"Lalu karna itu lo ninggalin Zeline berduaan lagi sama Ziel! Raf, kamu tau kan orang yang Ziel sayang itu Zeline!"

Perkataan Zira membuatku terjekut, Ziel? Tidak. Aku akan segera menjadi adik Ziel, bagaimana mungkin.

"Trus hubungannya sama gue apa Zira!" Kalimat Raffael membuat jantungku berdetak lebih cepat, perasaanku mulai tak enak.

"Dia pacar lo Raf!" bisa ku dengar Zira mulai terisak

"Gue sayangnya sama lo Zir! Lo tau itu!" katanya.

DEG!

"Gue harap dia cepat pergi dari kehidupan gue! Gue harap dia gada Zir! Gue risih dengan semua chatnya, gue risih dengan tingkah lakunya, cantik? Lo masih lebih cantik Zir! Gue capek harus pura pura suka sama dia. Gue benci banget sama dia Zir!"

"Jadi lo-"

"Apa? Iya Zir, gue sukanya sama lo. Lo kan yang minta gue untuk jadian sama Zeline! Gue turuti mau lo! Tapi gak bisa Zir. Gue gak ada rasa sama Zeline" kata Raffael. Bisa ku dengar jelas, pria itu terdengar marah, kesal, kecewa, entahlah.

Aku sudah tau, tapi kenapa rasanya semakin sakit? Aku cuman butuh kasih sayangmu Raf. Ingin rasanya aku pergi dari tempat ini namun kakiku menolak, entah kenapa kakiku mulai bergerak sayangnya kaki ini malah bergerak menuju pintu. Nafasku mulai tak teratur, aku harus pergi, perasaan aneh ini semakin menjadi-jadi.

ZELINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang