01

48 16 40
                                    

Prangg!! Sebuah piring melayang membentur tembok hingga pecahannya berhamburan kemana-mana

Sosok gadis dengan Surai tipis itu sedang bersandar pada tembok. Tersenyum miris merasakan pipinya tergores pecahan beling

“MAU JADI APA KAMU HAH? MAIN TERUS GAK PERNAH BELAJAR. KENAPA GAK BERHENTI SEKOLAH AJA SEKALIAN?!” Teriak seorang wanita paruh baya

“NILAI SEGINI MANA BISA BUAT BANGGA ORANG TUA HAH?! MIKIR!” Bentak wanita tersebut membuat gadis dihadapannya mendongak

“Dina udah berusaha ma. DINA UDAH BERUSAHA MAKSIMAL SAMPAI GILA!” Sahut gadis bernama Dina tersebut tak kalah lantang

“NGELAWAN KAMU SAMA MAMA?!” Tanya wanita yang dipanggil mama itu dengan berteriak

“Dina nggak ngelawan ma! Mama aja yang temperamental.” Ucap Dina

Bakk! Satu tendangan mendarat di tulang kering Dina membuatnya terduduk merintih kesakitan

“BICARA YANG SOPAN SAMA ORANG TUA! BUKANNYA NGELUNJAK.” Teriak wanita yang bernama Fara, mama Dina

Dina tak menjawab, memegangi kaki kirinya menahan sakit

“Entah apa yang akan terjadi sama kamu kalau papa sampai tahu ini.” Fara menetralkan pernapasannya

“Bersihkan semua kekacauan ini. Mama mau pergi.” Ucap Fara lalu melenggang pergi begitu saja

Dina masih duduk terdiam, hanya gara-gara peringkatnya yang turun ia harus mendapatkan siksaan seperti ini dari ibunya

Dirasa sakitnya sudah cukup mereda Dina berdiri, mengambil sapu dan cikrak lalu membersihkan kekacauan yang dibuat oleh mamanya

Dirasa sakitnya sudah cukup mereda Dina berdiri, mengambil sapu dan cikrak lalu membersihkan kekacauan yang dibuat oleh mamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drrt! Drrt! Baru saja Dina menaruh tubuh mungilnya di atas kasur getaran ponsel yang cukup keras membuatnya kembali terjaga

Line

Nasaka Bagaskara:

|Gua didepan.
Read

Dina memutar malas bola matanya melihat pesan dari seseorang bernama saka, lalu berjalan dengan malasnya keluar kamar

Cklek! Dina membuka pintu rumahnya. dan benar saja, saka sudah berdiri didepan sana. Tanpa menunggu persetujuan dari Dina saka langsung masuk begitu saja

Saka berjalan sambil merentangkan tangannya dan sesekali mempertemukan telapak tangannya, seperti tak ada beban

“Ngapain Lo kesini?” Tanya Dina dingin sembari berjalan menuju ke kamarnya, saka membuntuti Dina

“Dih, ada tamu bukannya di tawarin minum malah sinis,” Ucap saka membuntuti Dina

Dina tak menjawab, sampai di kamarnya ia kembali merebahkan tubuhnya di kasur. Saka ikut berbaring di samping Dina

Double ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang