24. Cici and Fifi berulah

77 37 176
                                    

Chapter dua puluh empat

Happy Reading
🌹

*****

Pagi ini, Alisya datang ke sekolah diantar oleh kakak laki-lakinya. Ia sudah meminta agar diantar oleh Pak Toto saja,tapi Kakaknya kekeh ingin mengantarnya. Kakak laki-laki tidak ingin adiknya kenapa-kenapa.

Ia hanya mengantar Alisya, tidak dengan Bunga. Bunga pagi ini diantar oleh Pak Toto seperti hari-hari sebelumnya.

Dalam perjalanan Gio terus-menerus menyuruh agar adiknya itu tidak masuk sekolah, ia tidak mau adiknya kenapa-kenapa seperti kemarin.

"Udahlah Kak, nggak usah bujuk gue. Disekolah juga banyak sepupu. Nanti kalo gue pusing lagi, gue minta dianter pulang sama Kak Pandu atau Farrel."

"Kakak temenin aja yah, Kakak khawatir sama lo. Gue nggak ada kerjaan kok di kantor."

Alisya melotot tak percaya pada kakaknya itu, "Nggak-nggak," tolak Alisya. "Kaya anak TK aja ditungguin sekolahnya."

"Ya nggak papa, lo kan emang masih kecil."

Gio memarkirkan mobilnya di halaman sekolah adiknya itu dan langsung keluar membukakan pintu mobil untuk adiknya itu.

Alisya menyalami tangan Kakaknya dan melangkahkan kakinya memasuki sekolahnya. Bukannya pulang, Gio malah mengikuti Alisya dan menggenggam tangan adiknya. Ia ingin mengantar sampai depan kelas Alisya.

Gio menjadi pusat perhatian siswi-siswi yang berada di koridor. Mereka semua mengagumi ketampanan kakak laki-laki Alisya itu. Dengan gaya cool nya, Gio menyisir rambutnya dengan tangannya.

'Tebar pesona banget sih, dasar kakak siapa sih ini?!' batin Alisya. Ia jengah melihat tingkah kakaknya.

Tiba-tiba mata Alisya menangkap objek yang selalu berada di pikirannya sejak kemarin. Ia ingin menyapa orang itu, tapi orang itu malah melenggang pergi mengabaikannya.

Gio mengantar Alisya sampai depan kelasnya dan saat ia menoleh ke dalam kelas adiknya itu, ia melihat orang percayaannya. Ia langsung memanggil orang itu dan memberi perintah agar mengawasi gerak-gerik Alisya. Ia juga menyuruh agar orang itu menjaga Alisya.

"Iya, siap Bang. Nanti gue jaga Alisya 7 jam penuh," ucap orang itu pada Gio.

"Pokoknya lo harus jagain adik gue! Kalo nggak ... siap-siap lo keluar dari rumah lo!" ancam Gio.

"Tenang aja, serahkan Alisya pada Kevin mu ini. Kapan sih gue pernah bantah sama perintah lo? Pengikut sejati," ujar orang itu yang tak lain Kevin, teman Gio.

Gio menepuk pundak Kevin, "Gue pegang omongan lo." pemuda itu melangkahkan kakinya meninggalkan Kevin.

Kevin kembali masuk ke kelasnya dan bergabung dengan teman-temannya. Namun, saat ia melewati Alisya, gadis itu menanyai ada urusan apa dirinya dengan Gio. Dan Kevin menjawab dengan kebohongan. Ia sudah berjanji tidak akan mengatakan hubungannya dengan Gio.

Alisya merebahkan kepalanya di meja dengan kedua tangan yang sebagai tumpuhannya. Ia menunggu kedatangan kedua sahabatnya dan ia akan menjelaskan semuanya pada mereka. Ia tidak ingin persahabatan yang telah ia jalin selama ini tidak gara-gara masalah ini.

Tiba-tiba, Alisya ingin buang air kecil. Ia melangkahkan kakinya keluar kelas menuju toilet. Entah kebetulan atau udah takdir, di dalam toilet ia bertemu dengan sahabat-sahabatnya. Alisya langsung memeluk Fifi dan meminta maaf pada gadis itu. Namun, Fifi mendorong tubuh Alisya sampai gadis itu terbentur pinggiran wastafel.

ALISYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang