#
#
#
#
'Tak, tuk, tak, tuk'
Bunyi ketukan kaki kuda menjadi penghantar kesunyian di tempat ini. Ya, saat ini Jenia dan Dean tengah mengelilingi wilayah utara yang dapat di katakan tak lagi berpenghuni, karena sebagian dari warga telah terbunuh oleh para monster ataupun bandit, sementara sebagian warga lainnya telah mengungsi ke wilayah yang lebih aman.
Sekitar dua jam Mereka menelusuri tempat ini, tetapi belum juga menemukan adanya tanda-tanda kehidupan. Sunyi, itulah kata yang bisa menggambarkan tempat ini.
"Ha...! Di mana para hama itu bersembunyi?! mereka pikir aku punya banyak waktu?" monolog Jenia dengan ketus, sembari mengedarkan pandangannya ke segala arah. Nihil---ia tak juga menemukan apa-apa, kecuali pemandangan putih salju itu sepanjang mata memandang.
"Hei! Bersabarlah. Aku yakin mereka pasti ada di sekitar sini" ucap Dean sembari menggenggam pedang esnya berjaga-jaga.
Ya, Jenia memberikan pedang es ciptaanya itu pada Dean, karena menurutnya pedang es ciptaanya lebih tajam dan kuat dari pada pedang biasa. Ah...selain itu, jika tergores atau lebih parah nya tertusuk dengan pedang es itu, maka dapat di pastikan orang Atau makhluk apapun itu akan mati membeku di tempat.
"Kenapa kau terus menggenggam pedang itu? Apa kau begitu menyukainya?" kekeh Jenia sembari menatap tangan Dean yang menggenggam erat pedang esnya.
"Tentu saja aku melakukannya untuk berjaga-jaga" jawab Dean datar, sementara jenia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya seakan mengerti. Kemudian mereka kembali melajukan kudaesnya masing-masing, hingga terdengarlah suara yang sedikit ambigu untuk di dengar.
"Hei apa kau mendengarnya?" tanya Jenia.
"Ya, aku mendengarnya. Ku rasa suara itu berasal dari sana" jawab Dean sembari menunjuk sebuah bukit yang ada di depan mereka. Jenia tak membalas ucapannya, gadis itu memilih untuk mencari sumber suara yang menganggu indra pendengarannya.
sampailah mereka di atas bukit itu. Terlihat sebuah rumah kayu sederhana di tengah-tengah lautan salju, tetapi bukan itu yang menjadi fokus mereka saat ini. hal yang ada di depan mereka benar-benar membuat Jenia bergidik jijik, sementara Dean memalingkan wajahnya yang memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUTRI YANG DITINGGALKAN
Fantasy📌#Rank 1 in Sinis Story 📌#Rank 1 in penyesalan story 📌#Rank 1 in magic story 📌#Rank 1 in isekai story 📌#Rank 1 in cogan story 📌#Rank 1 in kerajaan story 📌#Rank 1 in jutek story 📌#Rank 1 in putrikerajaan story 📌#Rank 1 in datar story 📌#R...