Sebulan telah berlalu. Kondisi hyunjin sudah banyak kemajuan. Dia udah ceria kayak semula dan mulai masuk sekolah lagi.
Tapi hyunjin masih sangat menghindari keberadaan bangchan. Karena dia belum bisa menghadapi orang yang dia cintai sekaligus penyebab trauma yang ia derita sekarang.
Lalu gimana dengan chan?
Bangchan diem-diem merhatiin hyunjin dari jauh. Kayak sekarang dia lagi liatin hyunjin yang lagi bercanda sama teman-temannya.
"Cantik..."
"Kena karma kan lu.."
Changbin nepuk pundak chan. Dia ikut merhatiin apa yang lagi chan liat.
"Gua harus gimana sekarang.. Dia bener-bener gak mau ngeliat gua.."
Chan menghela nafas lesu. Baru sekarang ia menyesal telah melakukan hal itu ke hyunjin.
"Ya semua butuh waktu chan... Kita gak tau berapa lama yang hyunjin butuhin sampe dia bisa lagi nerima keberadaan lu. Tapi saran gue lu harus tetep berjuang. Inget sama tanggung jawab."
Chan natap changbin...
"Iya gua pasti tanggung jawab."
"Liat tuh si lonte lewat"
"Masih berani masuk sekolah ternyata kirain udah malu"
"Halah bocah lonte macem dia mana tau malu, paling makin menjadi jadi pengen di sentuh kak chan."
"Cih gua gak rela kalo kak chan harus sama dia. Nurunin level tau gak."
Begitulah bisikan-bisikan yang hyunjin dengar sepanjang perjalanan dia ke ruang kelas. Hyunjin berusaha bersikap tak perduli walaupun tubuhnya kini mulai bergetar. Ini betul-betul bukan salah hyunjin tapi kenapa dia harus menderita seperti ini.
"Hyunjinnn..."
Han berlari kearah hyunjin.
Hyunjin tersenyum, syukurlah jisung menyelamatkannya.
"Bisa gak sih lu gak usah teriak teriak . gua gak budeg han jisung."
Omel hyunjin pada jisung. Sementara yang jadi sasaran omelan cuma cengengesan.
"Tumben lu gak di kawal yeji?"
Mereka berjalan menuju ruang kelas.
"Yeji kan ada olimpiade keluar kota seminggu ini. Gua dirumah sendirian"
Hyunjin merengut. Dia gak suka sendirian apalagi dirumah. Tapi gak mungkin hyunjin minta yeji buat gak pergi. Olimpiade ini juga sama pentingnya untuk yeji.
"Yaudah santai aja ntar gua ajak yang lain nginep dirumah lu."
"Beneran?"
Jisung mengangguk. Hyunjin langsung tersenyum.
"Aaaa makasihhh emang lu paling top yang lain beng beng " hyunjin memeluk han sampai han meronta karena hyunjin terlalu kuat memeluknya.
--
Sekarang jam pelajaran olahraga. Hari ini ada jadwal pengambilan nilai permainan bola tangan.
Semua anak-anak sudah berkumpul dilapangan. Hyunjin masih tertawa seperti biasa, sampai titik pandang nya menuju seseorang yang sangat ia hindari .
Sial untuk hyunjin, jam olahraga kali ini kelasnya dan kelas chan digabung menjadi satu. Mau tak mau mereka pasti bertemu.
Jisung melihat raut muka tak mengenakan hyunjin langsung peka kalau sahabatnya ini sedang tidak baik-baik saja. Gitu juga felix sama seungmin. Mereka udah memperkirakan ini.
