05

91.4K 9.8K 212
                                    

Happy Reading!
____________________________

🍂🍂🍂🍂

"DEVAN.... AWASS"-teriaknya membuat devan dan beberapa orang lainnnya melihat kearah Maura yang menghalangi orang itu, dan alhasil jidat mulusnya sedikit tergores karna kepalanya mengenai ujung balok yang langsung diambil dan dibuangnya.

Maura yang merasakan kepalanya sedikit perih pun menatap tajam orang itu, dan langsung menerjangnya.

" Heh! Kalau tawuran jangan curang dong, nggak malu apa? Badan segede gaban juga! "-bentuknya dengan menarik kerah orang itu.

Brummmm brummm

Suara riuhnya sepeda motor membuat semua orang mengalihkan pandangannya, Maura mengerutkan dahinya, aegreo ternyata.

Maura melihat geo-inti aegreo menolong salah satu orang berseragam garuda itu, ah rupanya mereka adalah anggota aegreo.

Inti aegreo pun maju, mereka juga masih belum menyadari keberadaan maura, karna devan menutupi gadis itu dengan tubuh tegapnya.

" Mental patungan lo! "-ucap devan sambil terkekeh pelan membuat inti aegreo mengeraskan rahangnya.

Althar maju dan mengepalkan tangannya dan siap menghantam wajah devan, maura yang melihat itu langsung saja menghalanginya dengan mencengkram tangan althar.

Anggota aegreo pun terkejut apalagi dengan aron, althar dan ketiga abangnya? Apa lagi saat melihatnya membela devan yang notabenya adalah musuh aegreo.

" Lo ngapain disini? "-tekan althar dengan melepaskan tangan Maura yang masih mencengkram tangannya.

" Kalian juga ngapain disini Ha? "-tanya Maura balik menatap althar berani, membuat semua orang memandangnya terkejut dengan keberanian gadis itu yang dengan tenang menghadapi ke lima singa aegreo.

Devan yang melihat althar dan inti aegreo lainnya terlihat sangat marah, apalagi aron yang sudah menatapnya sengit, devan pun  menarik pelan tangan Maura agar kembali kebelakang punggungnya.

Tapi yang namanya maura, tentu gadis itu tidak akan mau dan akan kembali maju menghadapi althar, devan pun menatap Maura, Maura pun mengangguk kesal dan akhirnya berhenti dan berdiri disamping devan.

" Lo udah diapain aja sama dia? Nurut banget"-celetuk geo yang membuat devan menoleh kearah lelaki itu, semua temannya pun sudah bersiap menghancurkan mulut lemes lelaki itu.

"Lo juga udah diapain aja sama ketua lo? Nurut banget, di santet ya? Atau di pelet? Ngeri deh"-ucap Maura dengan nada yang terkesan mengejek membuat geo merasa malu.

Devan tersenyum singkat dan menggenggam tangan Maura membuat aron mengepalkan tangannya dan mentap tajam devan tak jauh beda dengan althar dan ketiga abang Maura.

" Dahlah van balik yok, mainnya nggak asik, keroyokan"-ucapnya menarik tangan devan.

Devan pun menatap ke arah teman-temannya yang dibalas anggukan oleh mereka. Devan pasrah saja saat di tarik oleh gadis itu.

Althar pun semakin kesal dibuatnya, dia pun mengarahkan anggotanya agar Segera pergi dari tempat itu.

🍂🍂🍂🍂

Diperjalanan Maura menyuruh devan untuk menghentikan mobilnya di supermarket.

Maura kembali dengan kantong kresek yang dibawanya.

Maura mengambil obat merah dan pembersih luka, kemudian meneteskan nya pada kapas dan menempelkan nya ke arah kening devan yang sedikit tergores.

"Shh, pelan-pelan ra, sakit bego"-ucap devan sambil menjauhkan wajahnya, membuat Maura menarik kembali kepala devan agar mendekat kearahnya.

" Tadi aja tonjok-tonjokkan nggak sakit, giliran gini aja ngadu mulu, lebay lo"-ucapnya sambil menekan luka devan membuat pria itu lagi-lagi merintih.

"Gue obatin sendiri aja sini, makin bonyok kalo lo yang nangangin"-ucap devan kesal dan menarik kapas dari tangan Maura dan mengobati sendiri lukanya.

Maura mendumel dan mengalihkan pandangannya ke arah jendela dan menatap jalanan yang cukup ramai.

Devan menatap gadis itu, bukankah dahi gadis itu juga ikut terluka saat menyelamatkan nya tadi? Devan memegang kepala Maura dan menghadapkan kearahnya.

Dan benar saja dahi gadis itu sedikit memar dan luka, devan mengambil kapas dan meneteskan pembersih dan menempelkan nya di dahi Maura.

" Obatin luka lo dulu sebelum lo ngobatin luka orang lain. "-kata-kata devan membuat Maura terdiam mengingat kenangan masa lalunya saat ia menjadi zoeya.

Hah Maura sungguh lemah saat mengingat semua itu, lihat saja matanya tiba-tiba mengembun padahal tidak ada mendung. Membuat devan gelagapan.

" Eh, eh sakit ya? "-ucap devan meniup pelan kepala gadis itu, semakin mengingatkannya pada seseorang dulu.

Hah air matanya malah semakin deras saja.

" Kenapa makin kenceng anjir"-ucap devan menghapus air yang mengalir di pipi gadis itu.

"Ra, jangan nangis dong nanti gue beliin permen"-ucap devan membuat Maura sedikit terkekeh.

" Dih malah ketawa, lo kerasukan ya ra? "-ucap devan bergidik ngeri membuat Maura semakin tertawa bak orang kesurupan sungguhan.

Membuat sosok berbaju putih yang terduduk diam di bangku pengemudi itu ikut bergidik ngeri.

Setan saja rasanya tidak ingin merasuki tubuh gadis itu.

🍂🍂🍂🍂

"Thanks"-ucap Maura saat akan turun.

" Gitu doang? "-tanya devan berniat menjahili gadis itu.

" Heh! Nggak ikhlas banget lo nolongin orang" -ucapnya dengan mata melotot, membuat devan terkekeh.

"Hari gini mana ada yang gratis"-balas devan santai membuat Maura semakin melototkan matanya.

" Ckk, dasar lo! Peritungan! Nih gue bayar"-ucap Maura sembari menyodorkan selembar uang berwarna merah membuat devan mengerutkan keningnya.

"Lo pikir gue ojek? "

" Mirip sih"-ucap maura menatap devan yang sekarang dibuat kesal oleh gadis itu, Kurang ajar sekali gadis satu ini, apa mukanya ini tidak kurang mencerminkan bahwa dirinya ini seorang Sultan?

"Udah lah sekarang lo maunya apaan? "-tanya Maura, membuat devan berfikir ada untungnya juga menjahili gadis itu.

" Kapan-kapan gue pikirin, sekarang mending lo keluar dari mobil gue, atau? Mau ikut gue ke apart"-ucap devan disertai kerlingan jahil, membuat Maura yang sudah sangat dongkol dengan devan pun segera keluar dari mobil dan membanting keras pintu mobil itu kemudian memasuki rumah dengan kaki yang dihentak -hentakkan. Membuat devan pun terbahak.

'Memang manusia sekarang lebih setan dari setan'-ucap sosok berbaju putih tadi.

"Anjir, kenapa jadi merinding gini"-ucap devan menggaruk tengkuknya dan bergidik ngeri, dan langsung menyalakan mobilnya dan segera pergi dari rumah Maura.

🥀🥀🥀🥀🥀
________________________

Lanjutt?????
Sorry, masih banyak typo.... Kalau ceritanya udah tamat bakal aku revisi ulang.

Jadi enjoy ya.... Jangan lupa Like, Comment, And share ke temen-temen kalian yaaaa
Thankyouu
Sayang readers banyak-banyak ❤❤❤❤

Follow ig:
@dibatriyasa_

 EXHAUSTING(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang