Terasa sangat aneh kembali mengenakan seragam serba hitam ala Scarlet. Tapi cewek itu bangga, karena hari ini ia akan menggemparkan seisi sekolah "tercintanya" itu."Maaf mba cuma bisa nganter hari pertama aja, besok saya kembali nganter pak Yuda."
"Gak apa-apa pak. Kia bisa naik bis kok, eh..nggak. Kia naik taksi aja."
"Semoga mba bisa adaptasi lagi ya di sini."
Kiara mengangguk. Matanya fokus pada motor besar yang baru saja masuk ke parkiran.
"Kia tau pasti susah, tapi semua juga harus di hadapi kan pak."
Pak Heru membalas senyum Kiara.
Sudah 10 tahun ia mengabdikan diri di keluarga Ayuda. Berawal dari pertemuan tidak di sengajanya dengan istri sang pemilik perusahaan saat dirinya melamar kerja, yang ternyata adalah sahabat karibnya saat di kampung halaman.Lantas dia di tawari sebagai sopir pribadi keluarga tersebut. Meski awalnya menolak, tapi nominal yang di tawarkan sangat menggiurkan di banding ia harus bekerja sebagai pegawai biasa. Apa lagi ini keluarga sahabatnya. Sudah pasti ia mempunyai kepercayaan yang tinggi.
.
Gadis dengan rok di atas lutut itu melepas kaca mata hitamnya saat mobil yang dikemudikan Heru melaju cukup jauh dari parkiran. Ia sudah siap menjadi pusat perhatian.
Semua jawaban dari pertanyaan pun sudah ia siapkan matang-matang selama di kamar kosnya. Sejujurnya Kiara tidak bisa tidur semalaman karena suasana baru yang sangat berbeda dari rumahnya.
Benar saja...baru beberapa langkah ia berjalan dari parkiran, semua mata sudah tertuju ke arahnya. Bisik-bisik mulai ia dengar mendengung seperti sekumpulan lebah. Beberapa ponsel yang diam-diam memotret dirinya pun ia tau walau tak bersuara, dan sudah pasti, dirinya langsung menjadi perbincangan di forum diskusi sekolah.
Tak ada yang berubah dari Scarlet, masih tetap megah dan indah, bahkan ada pondasi gedung baru tak jauh dari parkiran yang bisa ia lihat sedang dalam pengerjaan. Ia mendengus kesal. Pasalnya ia selalu mengharapkan sekolah ini rubuh atau paling tidak terbakar habis sampai isinya.
Harapan yang liar.Prok prok prok....
Langkahnya terhenti tepat setelah ia berbelok ke arah ruang guru, oleh seorang cewek rambut panjang yang mengenakan cardigan merah. Entah untuk apa dirinya bertepuk tangan dan mendekatkan dirinya pada Kiara.
Tapi, ia adalah orang pertama yang menyapanya setiba di Scarlet."Kia sayang...gue seneng banget lo masuk sekolah lagi," ucap cewek itu yang tiba-tiba memeluk Kiara.
"Bullshit"
Bahkan mengunjunginya di rumah sakit pun tak pernah.
Lantas mereka berdua langsung menjadi pusat perhatian disepanjang koridor yang sudah ramai di datangi anak-anak dari berbagai kelas. Kiara merasa Dejavu jika situasi seperti ini.
Tanpa membalas pelukan fake dari cewek itu, Kiara justru menjauhkan tubuhnya dan lanjut berjalan menuju kantor guru.
Sorakan anak-anak di koridor pun terdengar mengeras. Bodo amat dengan orang-orang, untuk saat ini Kiara akan menjadi sosok yang lebih dingin dari sebelumnya. Sudah tak ada lagi Kiara si baik hati, si pemaaf, dan si lemah sampai tak sadar semua kebaikannya malah di manfaatkan oleh orang-orang terdekatnya. Ia benar-benar di bodohi.
Saat ini dirinya sudah di anggap gila oleh teman-temannya, jadi, mari jadilah orang gila sungguhan untuk mereka.
Sepeninggal Kiara memasuki ruang guru, dua cewek dengan dandanan "lumayan" heboh, berlari menghampiri cewek bercardigan merah yang bergeming di tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiara's Secret
Teen FictionDitemukannya seorang siswi tak bernyawa di lab kimia setengah tahun lalu, kembali menjadi topik hangat setelah keluarnya sang "juru kunci" dari tempat "pengasingan". ----- Kiara Rachel Ayuda. BUKAN!! Cukup Kiara Rachel. Gadis itu sudah membuang sen...