Chapter 23

1.1K 287 51
                                    

Sekali lagi, aku minta maaf karena kekeliruanku yah 🙏 Pokoknya anggap aja cerita ini dibolehin nikah 2 kali dan punya istri dua, begitu 🤣 Maksa banget ya, gapapalah toh cerita kan wkwkwk. Viss ✌️

Extra part sabar yah. Nanti pasti dikasih kok kayak yang biasanya juga. Nggak usah diteror akunya 🤣 Masih baru kelar 1 part soalnya aku ada kesibukan lain dan belum bisa lanjutin nulis. Kalo mau yang extranya 1 part aja boleh nanti aku kirimin, tapi gk dapat lagi sisanya 🤣🤣

*

**

Hari pernikahan Arden dan Liora telah tiba. Akhirnya pasangan itu sudah resmi menjadi suami istri setelah melakukan pemberkatan nikah di gereja dan melangsungkan resepsi pernikahan di hotel ternama. Acara resepsi mereka cukup meriah karena dihadiri banyak tamu yang merupakan kerabat para orang tua, kenalan Liora dan Arden itu sendiri, atau bahkan perwakilan dari stasiun televisi untuk meliput.

"Maafin aku ya, Yang."

Arden baru saja keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada dan langsung memeluk Liora. Wanita yang sudah menjadi istrinya itu tengah duduk di atas kursi nan berhadapan langsung dengan cermin rias. Liora terlihat sedang menyisir rambutnya yang basah usai mandi tadi.

"Hm."

Liora membiarkan saja Arden mengecup pipinya. Sekarang ini Liora telah resmi menjadi istri Arden. Namun, status istri satu-satunya hanya akan bertahan sekejap mata. Sebab, Arden akan menikahi Alena juga nantinya. Jujur, Liora masih tak terima akan hal itu.

Bolehkah Liora berlaku licik dengan tidak membiarkan Arden menikahi Alena? Kalau boleh, ia akan melakukan segala cara untuk menahan Arden agar selalu berada di sisinya.

"Sampai kapan pun, aku bakal selalu cinta sama kamu, Yang. Sama anak kita juga," ujar Arden seraya mengelus perut Liora dengan penuh kasih sayang. Anak mereka mungkin hadir lebih dulu tanpa keduanya rencanakan, tapi mereka tetaplah membuatnya dengan penuh cinta. "Sekali lagi maafin aku."

Arden sedikit menjauh dari Liora karena berniat mengambil baju dari lemari. Namun, langkahnya terhenti ketika tiba-tiba Liora memeluknya dari belakang.

"Aku juga cinta kamu."

Arden tahu Liora mencintainya. Kalau saja tidak, mana mungkin Liora bisa menyerahkan diri untuk dirinya gauli sementara mereka belum nikah.

Lelaki itu membalikkan badan lantas balas memeluk Liora. Ia mengecup puncak kepala sang istri seraya mengelus rambutnya. Arden menundukkan wajah lalu menyapu lembut permukaan bibir Liora menggunakan bibirnya. Awalnya ia hanya berniat mencium sekilas, tapi ternyata Liora meladeni ciumannya. Istrinya itu bahkan sudah melingkarkan tangan di lehernya seraya mendorong dirinya agar melangkah mundur menuju kasur.

BRUK

Liora mendorong Arden hingga terbaring di atas ranjang dengan dirinya berada di atas.

"Pelan-pelan aja, Sayang. Kamu lagi hamil," tukas Arden memperingati. Meskipun begitu, Arden tak menolak perlakuan Liora dan malah membalas kala sang istri kembali mencium bibirnya. Ia membiarkan saja ketika Liora mengelus dadanya. Sementara sebelah tangannya sudah berada di tengkuk Liora untuk memperdalam ciuman mereka. Sedangkan sebelahnya lagi sibuk meremas pinggul istrinya dan menekankan pada kepunyaannya di bawah sana yang sudah mengeras.

Keduanya melepaskan ciuman sekadar untuk melucuti pakaian yang melekat di tubuh masing-masing. Hingga setelah sama-sama telanjang, Liora pun duduk di atas perut sang suami dan mulai membuka diri ketika milik Arden menyelinap masuk.

"Ugh," desah Liora dengan bibir yang sengaja dirinya gigit. Sudah lumayan lama mereka tidak bercinta seperti ini dan rasanya masih saja nikmat. Ia memejamkan mata dikala Arden bergerak perlahan untuk memompa dengan tangan lelakinya itu yang berada di dadanya dan meremasnya lembut.

Our MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang