Bab 1

46 3 4
                                    

   Keluarga Adinata hari ini akan pindah ke sebuah desa yang sepi akan peradaban Manusia, desa yang masih sangat asri, masih banyak pepohonan dan perbukitan. Randy dan Raja sangat antusias, karena berpindah tempat bukanlah hal baru untuk mereka.

Untuk menyembunyikan jatidiri Para Kesatria, Pak Beni Adinata harus rela berpindah tempat dan sekaligus membuka cabang bisnis baru di sana.

"Randy, Raja...apa kalian sudah siap?" tanya Bu Martha.

"Sebentar, Bunda...Raja masih meneliti lagi, mana tahu ada yang tertinggal," jawab Raja, anak usia 13 Tahun itu.

"Kalau Randy?" tanya Bu Martha lagi.

"Iya, Bunda. Randy sudah ready, kita berangkat sekarang?" tanya Randy balik.

"Kamu semangat sekali, kita tunggu Ayah, Beliau sedang mempersiapkan segalanya," jawab Bu Martha.

"Oke, Raja siap. Kita tunggu Ayah ya, Bun?" tanya Raja.

"Iya, katanya sih...masih OTW semoga gak macet," jawab Bu Martha.

"Memangnya kita mau pindah kemana, Bun? Raja jadi penasaran, tempat seperti apa yang akan kita tinggali saat ini?" tanya Raja.

"Yang pasti tempat itu nyaman, dan sekaligus bertempat di pedesaan," jawab Bu Martha.

15 menit kemudian Pak Beni datang, dan mereka langsung mengangkat barang-barangnya dan memasukkannya kedalam mobil, tak lupa Pak Beni menitipkan Rumahnya kepada bawahannya untuk fi tinggali beberapa waktu, hingga rumah itu terjual.

"Apa, Bapak benar-benar tidak akan kembali lagi kesini, Pak?" tanya Pak Galih.

"Tidak, sepertinya saya akan menetap di Desa itu, kebetulan anak-anak saya memang sangat menginginkan hidup di suasana Pedesaan," jawab Pak Beni.

"Terima kasih atas bantuannya, Pak. Kami permisi berangkat dulu, Assalamu'alaikum," ucap Bu Martha.

"Waalaikum salam, hati-hati di jalan semoga selamat sampai tujuan," ucap Pak Galih.

Mereka berempat menikmati perjalanan yang mungkin akan membutuhkan waktu yang cukup lama, Pak Beni sengaja tidak naik pesawat karena memang Beliau ingin membawa mobilnya ke Desa tersebut. Keluarga Pak Beni memilih menaiki Kapal. Karena memang ini adalah petualangan baru untuk kedua Putranya.

******
Desa Sendang Ayu.

Hari ini adalah hari pengumuman siapa saja yang akan mengikuti lomba olimpiade Sains tingkat Kabupaten. Kebetulan Amara mengikuti seleksi dan sangat ingin mengikuti lomba tersebut.

"Amara, kamu gak akan bisa lolos dalam seleksi ini," tukas Elina.

"Kita lihat saja nanti, oh iya. Jangan mentang-mentang kamu anaknya Pak Kades kamu bisa seenaknya ya," ucap Amara penuh Percaya diri.

Akhirnya hasil keputusan dari Kepala Sekolah menunjuk Elina untuk berangkat mengikuti Olimpiade tersebut.

Dengan tersungut, Amara bergegas kembali ke Ruang Kelasnya.

Hari itu memang hari yang cukup melelahkan bukan hanya untuk Amara tapi juga untuk Randy, Raja dan seluruh keluarganya. Setelah menempuh beberapa Jam perjalanan kini mereka telah sampai pada tempat yang mereka tuju.

"Alhamdulillah kita sudah sampai di Desa Sendang Ayu," tukas Pak Beni.

"Desanya masih asri dan banyak pepohonan ya, Yah. Sepertinya Raja akan betah tinggal di sini," tukas Raja.

Raja dan Randy mulai membereskan segala hal yang mereka bawa, mereka bebas memilih kamar mereka masing-masing. Raja memilih kamar di lantai dua sementara Randy lebih memilih kamar yang ada di lantai satu, karena luas dan sepertinya cocok untuk menaruh perkakas Kedokterannya.

Malam panjang akhirnya pagi menjelang, Randy yang baru saja ingin membangunkan Raja, malah di buat terkejut karena ulah Sang Adik.

"Astogfirlloh. Kamu ini kebiasaan bikin Kakak jantungan ya, Raja," ucap Randy.

"Maaf, Kak. Oh iya kita Sholat berjamaah?" tanya Raja.

"Iya, ayok!" ajak Randy.

Seusai Sholat Subuh berjamaah. Bu Martha langsung bergegas menuju dapur dan memasak, walau persediaan makanan mereka belum lengkap, tapi Bu Martha masih bisa memasak makanan seadanya.

30 Menit kemudian masakan sudah jadi, saatnya mereka sarapan. Tak lupa Raja sudah mengganti pakaiannya dengan seragam yang akan Ia kenakan di Sekolah baru.

"Bagaimana dengan tawaran untuk mengambil praktek di sini, Randy?" tanya Pak Beni.

"Entahlah, Yah. Randy masih ingin belajar, karena memang Randy belum siap untuk menjadi Dokter, Randy masih ingin melanjutkan Studi Randy, agar bisa jadi Profesor dan Dokter Spesialis," jawab Randy.

"Raja dengar-dengar, di sini kekurangan tenaga pengajar, Kak. Apa Kakak tidak tertarik untuk jadi pengajar untuk sementara waktu?" tanya Raja, sambil menyantap sarapan paginya.

"Entahlah, Dek. Mungkin...Kakak akan pikirkan itu terlebih dahulu," jawab Randy.

"Bunda, Ayah...Raja berangkat dulu, Kak. Raja berangkat ya..suasana di pedesaan yang masih asri seperti ini membuat Raja jadi semangat," tukasnya.

"Iya, inikan yang kamu inginkan sejak dulu? Ya sudah sana berangkat," ucap Pak Beni.

Raja berangkat berjalan kaki dengan riang gembira. Tanpa Ia sadari di tengah perjalanannya menuju Sekolah terdengar teriakan yang membuat langkahnya terhenti.

"Tolong.....tolong....tolong...

Teriakan itu semakin dekat mengarah padanya.

"Tolong...tolong Pak Demang...Pak Demang, tolong Ayah saya, saya mohon. Ayah saya... Ayah saya...

Raja melihat perempuan itu berlari menuju rumah salah satu warga, dan Raja mendengar namanya adalah Demang.

"Siapa Pak Demang itu? Kenapa perempuan itu berlari dan meminta bantuan darinya?" Gumam Raja.

Raja melihat sosok keluar dari rumah itu, penampilannya sungguh aneh, orang itu memakai baju khas yang tak bisa di mengerti oleh Raja, tercium aroma wewangian yang sangat menyengat dari rumah itu. Niat hati ingin melihat tapi tiba-tiba Raja terpental dan jatuh tersungkur.

~Bersambung~

Next or No???

Tinggalkan jejak pembaca

Kesatria Yang MenyamarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang