“Stop Comparing Your Self With Other People.”
Kamu hebat dengan cara kamu sendiri. Tidak peduli seberapa banyak yang membaca dan menyukai tetaplah menulis, karena menulis hanya pelampiasan, tetapi itu lebih baik daripada memendam perasaan.Enjoy your reading❤❤
Jangan lupa ramein vote and komen di setiap paragraf ya gaiss🔥🔥
Typo? Tandai gaes aja!!
Alfa menutup matanya menggunakan punggung tangan dalam posisi tubuhnya yang terlentang. Cowok dengan wajah lebam itu memilih beristirahat sebentar di ruang tamu sambil menunggu Gaby selesai mencuci piring setelah mereka selesai makan malam.
“Kamu tuh udah gede jangan suka berantem-berantem kayak anak TK. Emangnya setiap masalah harus pake baku hantam? Kalau udah bonyok-bonyok gini siapa yang repot? Aku juga kan, makanya lain kali setiap ada masalah selesain baik-baik. Awas aja sampai besok di ulangi lagi aku aduin sama Mama.”
Saat gadis yang terkenal galak itu mengomel panjang lebar padanya bukannya takut Alfa malah tertawa bahagia seperti orang gila. Rasanya senang saja jika ada yang memperhatikannya seperti itu terlebih istrinya sendiri.
“Bego, bego! Kenapa gue jadi salting gini?!”
Alfa terus bergumam tidak jelas. Dia tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya jadi jangan heran jika dirinya terlihat seperti anak telat puber.
“Kenapa tidur di sini? Aku nggak kuat kalau mindahin kamu ke kamar,” ucap Gaby tiba-tiba.
Alfa tidak menyahut membuat Gaby merengut lalu memilih duduk di sebelah laki-laki itu. Dia menyandarkan punggungnya dengan santai lantas menyalakan benda persegi di hadapannya agar apartemennya tidak senyap. Dirinya adalah tipe orang yang mudah sekali bosan jika di sekitarnya terlalu sepi seperti kuburan.
“Seng,” panggil Alfa tiba-tiba. Cowok itu memalingkan wajahnya melihat sang istri yang duduk sedikit jauh darinya.
Gaby bergumam tanpa mengalihkan perhatiannya dari acara tv yang sedang berlangsung. Dan hal itu membuat Alfa mendengus karena diabaikan. Dia kembali memanggil istrinya untuk kedua kalinya.
“Sayang.”
“Hm?” Gaby menaikkan dagunya menunggu laki-laki itu bersuara. Namun Alfa tak kunjung menjawab dan malah berpindah tempat. Dia mendekatinya lalu kembali merebahkan diri. Menjadikan pahanya sebagai bantalan kepalanya membuat Gaby mengernyit melihat tingkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFA
Teen FictionGimana jadinya kalau seorang badboy jatuh cinta pada pandangan pertama? Pada seorang gadis yang ternyata adalah adik dari sahabat kakaknya? Ketua geng yang seharusnya sangar di depan anak buahnya malah berubah bucin, sebucin-bucinnya sama si cewek �...