4

27 2 0
                                    

Haii, maaf baru sempet buka. Aku berusaha bakal update lebih cepet lagii. Selamat membaca guysss

**********

Anne PoV

Aku tidak tau harus berkata apa, aku merasa separuh nyawaku menguap setelah melihat kondisi brian yang terbaring di rumah sakit. Selama beberapa jam aku duduk disamping tempat tidurnya. Aku terus memegang tangannya dan mengucap doa tak henti henti. Aku sudah lelah menangis. Sejak mendengar kata kata Daniel, aku sadar. Lebih baik aku berdoa daripada aku harus menangis.

Mengapa dia melakukan ini untukku? Apa ini hanya sebatas rasa iba? Atau dia sedang melakukan pencitraan?

Tiba tiba pintu terbuka, ada laki laki yang selalu setia menemaniku dari dulu.

"Bagaimana keadaan si bodoh ini?" tanya daniel sambil melempar lempar apel yang di tangannya

"Sama saja" jawabku murung

"Hey hey, kau daritadi belum makan kan? Keluarlah dan cari makan. Perutmu itu perlu diisi. Biar aku yang menjaga si bodoh"

"Baiklah"

Saat aku di kantin, ada seseorang yang menyentuh pundakku. Aku menoleh dan ternyata ada marine. Apakah kalian ingat dia? Ya, dialah yang menolong brian.

"Hai, bukankah kau salah satu temanku di kampus?" tanyanya

"Bukan, aku bukan mahasiswi disana. Aku adalah ponakan dari ibu kantin disana" aku mulai memesan makanan dan minuman

"Oh iya? Bagaimana brian bisa mengenalmu?" dia juga terlihat memesan makanan, hanya saja dia lebih mahal

"Ohh... Hmm... Brian, ya. Dia seeing beli makan di kantin bibiku" ucapku gugup

"Oh, benarkah? Baiklah. Bukankah dia lucu? Waktu itu dia di ruang praktekku. Dan dia terburu buru ingin pergi untuk hal yang aku tidak tau itu apa. Padahal ia baru saja sadar" ucap marine sambil sedikit tertawa

"Benarkah? Benar benar anak itu" aku dan marine tertawa. Tidak lama, makanan kita datang dan kita membicarakan banyak hal.

"Emm, marine. Sepertinya aku balik dulu. Aku akan kembali ke ruang temanku" ucapku dan pergi meninggalkan marine

Dikamar rumah sakit

"Hai ian, kau sudah merasa enakan? Kau sudah makan?" tanyaku sambil berjalan ke tempat ian

"Iya, better lah. aku belum makan. Suapi aku ya. Please"

"Baiklah" aku menyuapinya hingga aku menyuapinya buah. Tiba tiba terbukalah pintu kamar ini

"Brian, bagaimana keadaanmu? Apakah kau sudah jera berkelahi? Atau kau seperti ini hanya untuk menarik simpati wanita ini?" ucap Nyonya Plumber Berzk Sturidge. Ya, dia adalah ibu ian.

"Untuk apa kau datang kemari? Adakah wartawan disini? Jangan sekali kali kau menyentuh wanitaku Mrs. Sturidge"

" Oh ya, untukmu wanita kampung mengapa kamu mendekati anak saya padahal kamu seharusnya sadar akan derajatmu. Pergilah aku bisa menjaga anakku sendiri tanpa bantuan mu" ucap nyonya untuk mengusirku

" Hei kau apa yang kau lakukan mengapa kamu mengusir wanitaku seharusnya kau yang pergi dari sini bukan wanitaku" kata ian sambil menunjuk ibunya. Ini tidak boleh terjadi.

" tidak apa-apa ian lebih baik aku saja yang pergi ini sudah malam sebaiknya aku pulang dulu sepertinya Bibi mencariku. Aku pamit dulu. Permisi Nyonya permisi ian. Besok aku akan datang lagi" ucapku sambil mengambil pas dan segera pergi keluar agar tidak terjadi pertengkaran keluarga.

Brian PoV

Aku menatap kepergian anne. Dengan berat hati aku membiarkan dia pergi agar dia tidak melihat pertengkaran ku dengan wanita ini.

"Mengapa kau mengusirnya? Lebih baik kau saja yang pergi dari
pada dia. Aku membutuhkan dia sedangkan aku tidak memerlukanmu" ucapku blak blakan

" Mengapa kau membutuhkan dia? Apa kau mulai menyukainya? Aku harap kau mengerti statusnya. Dia tidak seharusnya bersanding dengan orang seperti kita" lihat, beginilah ia. Selalu memikirkan pencitraan dan kehormatan

"Karena aku membutuhkan wanita untuk merawatku dan memperhatikanku. Dan dialah orangnya" ujarku sambil tersenyum miring

" Oh iya aku lupa menceritakannya kepadamu. Aku memiliki calon istri untukmu dia sangat cantik dan dia sederajat dengan kita. Dia adalah calon dokter dari Universitas yang sama denganmu. Namanya Marine Edelwais Rutcher. Dia adalah putri dari Sony Marinay Rutcher seorang pengusaha terkenal. Tunggu, sebentar lagi dia akan datang" ujarnya tanpa tau malu

"Bagaimanapun cara memisahkan ku dengan anne tetap saja aku akan selalu bersatu dengannya." ujarku dengan penuh keyakinan

Pintu ruangan terbuka menampilkan sosok wanita separuh bule. Tunggu, apakah dia orang yang menolongku di kampus waktu aku pingsan?

"Hai brian, apa kabar? Aku harap kamu tidak melupakanku. Bagaimana keadaanmu Apakah sudah mendingan?" tanyanya sambil memberikan parcel buah pada wanita itu dan duduk di dekat ranjangku.

"Bagaimanapun keadaan ku tetap saja begini" ujarku cuek

Datanglah seorang dokter yang memanggil salah satu kerabatku dan wanita itu langsung menghampiri dokter.

Disepanjang Wanita itu pergi, Marine selalu menanyakan ku berbagai hal dan selalu menceritakannya tanpaku tanya. Ketika aku merasa lelah perlahan-lahan mata ku menutup.

Anne PoV

Saat aku sampai dirumah. Aku ditunggu bibi. Dan kalian bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya. Dia memarahiku dan memperlakukanku kasar tapi selalu ada Pamanku yang selalu membela ku.

Keesokan paginya aku kembali menjenguk ian aku membawakannya berbagai jenis makanan buatan ku sendiri.

Tiba-tiba di tengah jalan aku dicegah oleh sebuah mobil saat orang itu keluar ternyata itu adalah nyonya plumb. Dia mengajakku masuk ke mobil karena ada hal yang harus dibicarakan.

"Dengar aku memohon sebagai seorang ibu. Aku mohon padamu untuk menemani anakku setiap kemoterapi dan membujuknya untuk mengikuti itu. Oh ya, satu hal lagi anakku sudah bertunangan dengan seorang yang pantas disandingkan dengan nya jadi jangan pernah membawa perasaanmu saat ini" ucap nyonya plumb lantang

" Baiklah Nyonya aku bisa melakukan itu. Tapi sebelumnya aku ingin bertanya kenapa ian harus menjalani kemoterapi?"

"Kemarin aku bertemu dokter. dokter itu berkata kalau yang mengidap penyakit...."

*****
Huhu, makasih yang udah baca trus vomments juga. Luv yu pembaca setiaa
-M

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 25, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Irreplaceable WomanWhere stories live. Discover now