"Aku pergi bukan berarti aku lari dari masalah, melainkan aku hanya butuh ketenangan"
-Halilintar-
-
-
-
Seseorang berlari sembari melihat kanan dan kiri mencari seseorang berharap ia tidak kehilangan jejaknya. Ya dia adalah Gempa. Seusai kakaknya pergi dari UKS, Ia segera mengejarnya. Tapi kini ia kalah cepat dan malah kehilangan kakaknya.
Gempa berhenti sejenak untuk mengatur kembali nafasnya "hugh, kak hali pergi kemana sih?"
"Kak Gem!" Gempa menoleh melihat adiknya berlari menghampirinya
"Gimana? Katanya kak Hali pingsan, masih hidup kan?"
Plak!
"Lo tu, kakak sakit malah omong kayak gitu" kesalnya sedangkan yang dipukul lengannya hanya meringis kesakitan
"Aww.. sakit tahu Ice! lo tu gak ada sopan-sopannya sama kakak sendiri" teriak tidak terima Blaze, bisa-bisanya ia diperlakukan seperti anak kecil oleh adiknya bisa jatuh harga dirinya sebagai kakak.
"Itu udah sopan buat kakak yang gak ada akhlaq" cibirnya
"Udah udah! kok malah berantem sih?" Lerai Gempa "kok cuma kalian berdua mana yang lain?"
"Kalau itu..."belum sempat Blaze menjelaskannya terdengar suara teriak yang familiar
"Kakak?" Teriak seseorang melambaikan tangannya dari kejauhan. Gempa menyipitkan matanya untuk melihat siapa yang memanggilnya, dan ternyata Thorn dan kedua saudaranya yang lain.
Kalau ditanya kenapa mereka semua ada disini? karena setelah Gempa membawa Hali ke UKS ia langsung menghubungi saudaranya yang lain dan seketika mendengar kabar Halilintar pingsan mereka langsung meminta izin pergi ke UKS.
"Gem gimana kak Hali?" Tanya Taufan serius, Gempa bisa melihat kekhawatiran dimatanya yang biasanya jarang sekali bicara terserius ini.
Dengan berat hati Gempa harus menceritakannya "tadi tu...." Gempa menceritakan semua kepada kakak dan adiknya. Jika ditanya bagaimana ekspresi mereka? Tentu saja terkejut meskipun kakaknya bilang jika dia hanya kecapean saja.
"Arghh... Ini semua salah gua" teriak kesal Blaze menjambak rambutnya
"Maksud lo apa? Jangan bilang kak Hali kecepatan gara-gara ulah lo, Blaze" sinis Solar, masa bodoh dengan ketidak sopanannya. ia tidak bodoh untuk memahami arti dari teriakan Blaze.
"Sol panggil yang sopan dia kakak kamu!" tegur Gempa yang dibalas endus kesal
"Maaf, coba aja gua gak minta tolong sama kak Hali pasti dia gak akan dihukum terus kecepatan" sesal Blaze, ia benar-benar merasa bersalah walaupun selama ini Blaze sering bertingkat kekanakan-kanakan tapi ia tidak tau kalau itu akan berimbas ke orang lain.
"Sudah, yang penting kamu udah sadar jangan diulangi. Sekarang yang terpenting kita cari keberadaan Kak Hali" lerai Gempa, meski terlihat tenang bukan berarti ia tidak marah tapi melihat keadaan sekarang bukan saatnya ia bertingkat kekanakan-kanakan.
"Biar lebih cepat kita pencar aja" usul solar yang dianggukan yang lain tanda setuju. Setelah mendengar arahan dari Gempa, mereka berenam pun segera bergegas mencari sang kakak dibagian sekolah yang luas ini
>>>>><<<<<
Matahari sudah mulai terangkat tepat di atas kepala tetapi entah kenapa angin meniup helaian raut wajahnya dengan lembutnya. Mata ruby yang biasanya menatap tajam kini terpejam menikmati hembusan angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remaining Time [Halilintar]
FanfictionDisisa waktunya, Halilintar hanya ingin melihat orang-orang yang ia sayangi bahagia. Seketika Halilintar shock saat mendapati diagnosis dokter bahwa ia tidak akan lama lagi melihat dunia ini. Andai ia bisa hidup lebih lama lagi. Andai ia bisa memunt...