18. KORIDOR

2.2K 254 64
                                    

Ara berangkat sekolah hari ini dengan wajah sumringah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ara berangkat sekolah hari ini dengan wajah sumringah. Tak seperti biasanya kali ini Ara ingin segera bertemu dengan pacarnya. Walaupun tadi malam sudah sempat chatingan.

Tetapi rasanya seperti kurang saja, dan entah mengapa hari dengan cepat berganti. "Mamaaaa Araaa berangkat yaaa!" teriak Ara setelah selesai sarapan.

Ara keluar ke halaman dengan mata yang berbinar-binar. Bagaimana tidak seseorang berseragam dengan motor merahnya terparkir dihalaman Ara.

Tak menyambut Ara tetapi sebaliknya Dermaga menuju ke perempuan paruh baya yang berdiri diambang pintu. "Kenalin tante saya Dermaga, temennya Ara." ucap Dermaga mencium punggung tangan Kirana.

"Tante Boleh kan saya anter Kiara pagi ini?" izin Aga.

Melihat Dermaga bertingkah ramah, dengan senyum manisnya Kirana mengizinkan Ara untuk diantar Dermaga pagi ini. Mendengar Kirana mengizinkan Ara seketika jingrak-jingkrak ditempat.

Dermaga melambaikan tangannya ke Kirana, dan dengan kecepatan sedang Aga melajukan motornya. "Aga bisa banget ambil hati mama," ujar Ara.

Dermaga hanya terkekeh mendengar ucapan Ara barusan. Sudah biasa bagi Dermaga untuk melakukan hal itu. "Siapa dulu dong pacar Araa!" seru Dermaga.

Ara ikut tersenyum mendengar ucapan Dermaga barusan. Tak pakai malu malu lagi tangan Ara dilingkarkan kepinggang Dermaga. "Pegang yang kenceng gue mau ngebut!" peringat Aga.

Ara mengangguk dan mengencangkan pegangannya, tak perlu waktu untuk yang lama Dermaga dan Ara sudah sampai disekolah. "Sampai jumpa dikantin Aga!" ujar Ara.

"Mau gue anter sampai kelas enggak?" tanya Dermaga.

Ara menggelengkan kepalanya, dan dengan cepat meninggalkan tempat parkir. Koridor yang biasa Ara lewati agak beda dengan hari sebelumnya hari ini agak beda suasana sekolahan.

Bukan karena ada hal mistis, tetapi tatapan anak anak disetiap koridor. Tatapan sinis terlempar kepada Ara. Dan Ara mempercepat langkah kakinya.

Perasaan Ara tiba tiba tidak enak, dan benar saja sesampainya ditengah koridor tepatnya dipapan majalah dinding, terpampang jelas foto Ara dan Dermaga tertempel disana.

Walaupun wajah laki laki dalam foto ditutupi, Ara sudah tau itu foto kemarin dengan Dermaga dirooftop. "Apa apaan ini?" Decak Ara.

Ara tampak kesal, mukanya tak bisa lagi membendung rasa marahnya. Bagaimana tidak hampir satu papan majalah dinding tertutup foto wajahnya dengan tulisan 'PEREK'

Walaupun Papan mading sudah bersih tetapi tak membuat tatapan sinis orang disekitarnya berubah. "Apa liat liat? KALIAN PIKIR INI TONTONAN?" teriak Ara.

PLOK PLOK PLOK

suara tepuk tangan terdengar dari salah satu kerumunan yang menonton Ara yang melepas foto dirinya, "Gimana kemarin udah puas?" tanya Dinda dengan wajah sinisnya.

DERMAGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang