best friend, always

1.9K 447 106
                                    

twitter lokal au
75% narasi

pt. 4

○●○

Lili mengetuk meja untuk mengurangi rasa gugupnya. Hari ini adalah hari di mana ia akan bercerita yang sesungguhnya pada Jihan, Rose, dan Yorra.

Aroma kue baru keluar dari oven dan bermacam dessert di etalase cafe bahkan tidak membuat Lili merasa baikan. Padahal kue adalah kesukaannya lebih dari apa pun.

"Nggak apa-apa, mereka nggak bakal jauhin lo."

Ia menghela napas. "Iya, gue tau. Tapi lo tau gimana kondisi gue kan? Susah nyari temen kayak mereka, Jef."

"Kaya baru kenal mereka aja," ujar Jefri sambil menepuk kepala Lili. "Tuh, mereka udah dateng."

Lili tersenyum tipis melihat eksistensi ketiga sahabatnya. Tak ia sangka dibalas dengan senyum lebih lebar oleh mereka semua.

Seketika keraguan Lili meluap, ternyata ia takut terhadap hal yang tak mungkin terjadi.

"Met pagi, Lili, Jefri,"

"Kek baru kenal aja, Ros." Sahut Jihan merasa geli.

Rose mencebikkan bibir. "Soalnya gue nggak tau mau ngomong apalagi. Biasanya kan, kalo liat mereka berdua bawaannya pengen ngejek mulu."

"Bener tuh. Waktu tau Jefri udah punya pacar dan bukan Lili pacarnya, gue ngerasa aneh." Yorra berkata sambil mengambil duduk di depan Lili.

"Kayak sekarang. Lo juga masih ngikutin Lili mulu ke mana-mana."

Jefri memutar bola mata, ia sudah bosan diledek oleh sahabatnya Lili. Sepertinya sejak mereka berempat menjadi satu grup, Jefri adalah objek yang wajib diejek.

"By the way," Jihan ikut duduk dan berbisik, "siapa pacarnya Jepri?"

"Kalo bisik-bisik tuh yang pelan biar nggak kedengeran."

"Apaan, sih? Nyaut aja lo."

"Jelas lah, gue denger nama gue lo bawa."

"Nye nye nye, ngeselin banget lo, Jep!"

"Udahlah, jangan ribut di sini. Malu tau." Ucap Yorra melerai Jefri dan Jihan.

"Dek?"

"Mbak Airin?!"

Mata Jihan, Rose, dan Yorra langsung berbinar. Bagi sahabat-sahabat Lili, Airin adalah sosok kakak yang sangat baik dan berhati lembut. Airin juga sering memberikan hadiah atau makanan jika mereka datang ke rumah Lili.

Airin tertawa kecil. "Lama nggak ketemu temennya Lili. Kabar kalian baik kan?"

"Baik kok, Mbak. Cuma butuh pacar cogan aja, hehe." Jawab Jihan sambil cengengesan.

"Aduh, Jihan nggak perlu didengerin, Mbak. Dia mah jones akut. Mbak Airin apa kabarnya?"

"Mbak juga baik-baik aja, Yorra." Airin tersenyum lembut dan membuat Rose melamun kagum.

"Mbak kangen ngobrol sama kalian, tapi Mbak harus pergi duluan, ada urusan di perusahaan Papa. Kalian Mbak tinggal sama Lili, ya?"

"Siap, Mbak! Tenang aja, Lili nggak bakal ilang kalo sama kita." Jihan menjawab riang.

Airin tertawa renyah, lalu menatap Jefri dan menganggukkan kepala.

"Hati-hati, Mbak!" seru Rose disertai lambaian tangan.

The Story of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang