14. Semua orang sudah gila

51 4 2
                                    

Menghempas agak kasar tangan Jungkook yang mencekalnya, mencebik setiap ucapan manis yang memenuhi telinganya, nyatanya Yerin lebih malu saat Jungkook mendengar ucapan ngawurnya perihal cinta dan kencan, yang entah benar pun salah ia juga sebenarn...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menghempas agak kasar tangan Jungkook yang mencekalnya, mencebik setiap ucapan manis yang memenuhi telinganya, nyatanya Yerin lebih malu saat Jungkook mendengar ucapan ngawurnya perihal cinta dan kencan, yang entah benar pun salah ia juga sebenarnya tidak tahu. Niat awalnya hanya ingin menyelami Jungkook, tetapi yang terjadi malah dirinya merasa yang akan terjebak sendiri.

"Oh kau salah dengar, Jungkook, sungguh!" teriak Yerin saat mulai menyangkal apa yang ia katakan. Ia memilih bangkit dan menjauh dari keberadaan Jungkook. Tidak pergi sampai keluar kamar, hanya melangkah sampai kursi belajarnya dan duduk di sana. Bersandar dan menengadah, berpikir mana yang harus ia katakan lebih dulu. Pertanyaannya atau pernyataannya.

"Aku sudah menanyakannya dan mereka tidak memiliki tato apa pun."

Yerin mengatakan itu sembari memejamkan matanya, ia bukan mau mengeluh lelah, ia hanya ingin tidur dan memiliki kualitas hidup yang baik. Seperti tidur yang nyenyak, makan yang enak, dan bisa membeli apa saja tanpa berpikir diskon dan berapa isi kartu debitnya. Memang Yerin sudah mendapatkan semuanya, hanya saja setiap detik dalam hidupnya sekarang ia merasa ada yang terus mengawasinya. Jika yang mengawasinya adalah Jungkook, maka ia tidak masalah, pasalnya siapa pemilik pesan misterius itu dan sudah dapat ditebak kalau orang itu berhasil meretas ponselnya. Ponsel adalah elektronik yang paling mudah diretas, data, kamera hingga mikroponnya. Jika ponsel sudah berhasil ditembus pertahanannya, maka apa pun yang kau lakukan, peretas akan dengan cepat mengetahuinya.

Jungkook yang tahu sebagaimana Yerin selama ini, berteman hingga terkadang berbagi secangkir kopi untuk dua bibir, atau berbagi satu batang chorrus menjadi dua bagian sama besar, Jungkook jelas menyadari Yerin sedang tidak baik-baik saja.

Jungkook membenarkan tatanan rambutnya yang berantakan karena habis tertidur, tidak sengaja tertidur setelah membaca laporan medis dari pamannya tentang cairan itu. Lalu sebenarnya ia sudah terbangun saat Yerin mengusap pelipisnya, mengatakan hal yang tak pernah ia sangka sebelumnya, tapi seperti biasa Yerin akan menyangkalnya karena merasa tidak seharusnya kalimat semanis itu keluar dari bibir yang passionnya mengumpat.

Jungkook melangkah sedikit hingga kakinya berhenti di depan Yerin, tubuh Yerin yang merebah ke belakang membuat Jungkook bisa menikmati pemandangan indah yang bisa saja menggelapkan akal pikirnya, tetapi yang ia lakukan justru ikut merendahkan tubuhnya, mendekat ke arah wajah hingga Yerin membuka kedua kelopak matanya perlahan.

Jungkook secara bergantian menatap mata dan bibir, gigitan kecil di bibir Yerin membuatnya membayangkan yang tidak-tidak. Yerin cukup menggoda jika hanya dilihat dari jauh, tapi akan sangat menggoda saat dilihat dari jarak yang sedekat ini. Jemari yang semula hanya diam di samping tubuh pun sekarang turut andil menyingkirkan ke belakang telinga rambut yang menutupi sebagian pipinya.

"Kencan bukan hanya saling berbagi saliva dalam berciuman, berbagi kenikmatan meski kita belum pernah melakukannya, tapi kau bisa membagi sedikit bebanmu padaku, Yerin. Apa gunaku sekarang dalam hidupmu jika kau bahkan tetap memendam semuanya sendiri?"

The Law Behind The Scales ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang