10

25 7 0
                                    

"Gantikan posisiku sebagai kekasihnya, Yuya."

.

.

.

.

.

.

Kaki Yuya refleks berhenti berjalan, meninggalkan Yu yang berdiri di depannya sambil melihat ke arahnya.

Telinganya masih bekerja dengan baik kan?

Dia tidak salah dengar kan?

Kekasih?

Apa maksudnya itu?

"O-oi, hentikan lawakanmu Yu. Ini tidak lucu."

"Aku sedang tidak bercanda."

Buagh!

Satu pukulan di perut Yuya layangkan.

Dia tidak tau mengapa emosinya memuncak.

Tubuhnya seperti bergerak dengan sendirinya.

Tidak peduli dirinya menjadi pusat perhatian orang lalu lalang karena memukul Yu terlalu keras.

"Jangan bercanda! Apa kau tau betapa Dai chan mencintaimu!? Apa maksudmu dengan menggantikan posisimu sebagai kekasihnya, hah?! Apa kau tau bagaimana Dai chan akan---"

"Aku tau itu! Aku tau semua ini tidak benar!"

"Lalu kenapa kau melakukannya bodoh!?"

"Aku hanya tidak mau meninggalkannya!"

"Hah?"

"Aku hanya tidak mau memutuskan pertemanan antara Arioka kun dan Kei. Kupikir aku mengencani keduanya, pertemanan keduanya tidak akan putus. Tapi hal itu malah berbanding terbalik dari apa yang kupikirkan."

"Tentu saja hal itu akan terjadi bodoh! Jangan mempermainkan perasaannya hanya karena rasa kasihanmu itu! Dai chan tidak memerlukan rasa ibamu!" Yuya kembali berteriak, meluapkan semua amarahnya pada Yu.

"Karena itu... kumohon Yuya!" Yu bersimpuh di depan hadapan Yuya.

"Kumohon!"

Berlututnya Yu dihadapannya, membuat Yuya bisa mendengar berbagai bisikan dari orang orang yang melewati area itu.

Ini bukanlah hal yang enak untuk dipandang.

Yuya pun segera meminta Yu untuk menangkat kepalanya, dia tidak perlu bersimpuh di depan publik seperti itu. Namun, mau berapa kali pun Yuya meminta Yu untuk mengangkat kepalanya, Yu tetap tidak bergeming sama sekali dari posisinya.

"Kubilang angkat kepalamu Yu!" Yuya menarik kasar lengan Yu, berharap kakaknya berhenti bersimpuh di hadapannya.

"Aku tidak akan mengangkat kepalaku sampai kau menyetujuinya Yuya."

Dia benar benar tidak bergeming sama sekali walaupun Yuya menyakiti tangan dominannya, entah bagaimana dia bisa menyelesaikan semua dokumennya besok.

Yuya menghela nafasnya.

Ternyata mereka benar benar 1 kepribadian yang sama.

Mereka sama sama keras kepala.

Yuya ingin menolak.

Yuya ingin melarikan dari sini.

Yuya ingin pergi sejauh mungkin.

Tetapi dia tidak bisa.

Topik utama pembicaraan mereka adalah Daiki, Arioka Daiki.

Teman baiknya.

Yuya tentu tidak mau melihat Daiki bersedih.

Within Trouble [ ON HOLD ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang