Vote dulu kak sebelum baca~
Warning 21+
Karna Rakha gak jadi tunangan dan dia juga udah balikan sama Tilaar jadi sepulang dari gedung, Rakha malah ngajak Tilaar nginep di hotel. Mereka berdua sekarang lagi ada di salah satu kamar yang cukup mewah. Di samping kasur ada jendela besar yang nampilin pemandangan luar. Sehabis berendam bareng tadi, dua cowo itu makai bathrobe putih. Rakha meluk Tilaar dari belakang, mereka sibuk mandang gemerlap malam.
"Tilaar," bisik Rakha. Bibirnya nyentuh perpotongan leher Tilaar.
"Iya?"
"Suka gak sama hotelnya?"
"Gua suka dimana aja asal sama lu."
Rakha cuma bisa menyeringai. Dia sibuk nyium leher Tilaar.
"Arkh~" rintih Tilaar pas ngerasa kulitnya dicupang sama Rakha.
Dengan nakal tangan Rakha narik tali bathrobe yang terikat di pinggul Tilaar sampai bikin bagian depan badan Tilaar yang gak pake apa-apa, ke ekspos.
"Rakha..."
"Apa, sayang?"
Rakha gak tahan. Dia bawa Tilaar ke kasur dan ditindihin. Rakha ngecup nipple coklat muda Tilaar dan sang submissive cuma bisa tergeletak pasrah sambil mejamin mata.
"Bayi gede lu udah siap buat nyusu," goda Rakha yang setelahnya melahap puting Tilaar bergantian.
"Anghh, Rakha~" jari Tilaar masuk ke sela-sela rambut Rakha. Dia dorong pelan kepala Rakha seakan minta lebih. Di bawah sana tangan Rakha sibuk naik-turun di penis Tilaar. Agak lama mereka ngelakuin hal itu sampai Rakha udah gak tahan lagi. Dia beranjak dari atas badan Tilaar. Rakha melepas bathrobe nya sendiri ngebikin dia telanjang sempurna. Kaki Tilaar dia lebarkan sampai keliat lubang merah muda incaran Rakha.
"Laar, siap?"
Tilaar cuma bisa ngangguk kecil. Dia udah nyerahin diri sepenuhnya buat Rakha. Ngeliat itu, Rakha segera ngambil pelumas di nakas, dia olesin ke jarinya dan juga ke permukaan lubang Tilaar. Setelahnya satu jari Rakha masuk ke dalam lubang tadi.
"Shh!" Tilaar ngegigit bibir bawahnya, keliatan kalo dia ngerasa sakit.
"Sakit, ya? Kalo sakit kita udah–"
"Lanjutin, lanjutin."
Dengan persetujuan Tilaar, Rakha mulai keluar masukin satu jarinya di dalam lubang Tilaar. Dari satu berubah jadi dua lalu berubah lagi jadi tiga jari. Tilaar udah mulai relax meski masih rada perih. Ngerasa Tilaar santai, Rakha ngeluarin jarinya terus ngerahin penis ke lubang Tilaar.
"Gua masukin," izin Rakha lalu setelahnya penis itu perlahan masuk.
"Ah!"
Sebenernya Rakha rada gak tega tapi udah terlanjur horny. Cowo itu masukin penisnya lebih dalam sampai masuk sepenuhnya. Dia biarin Tilaar terbiasa dulu, baru dia gerak pelan-pelan. Ini sebenernya udah kedua kali mereka ngelakuin itu tapi tetep aja tadinya susah masuk dan still sempit.
"Aanghh~ ahh... Rakh~"
Desahan Tilaar menggema di dalam kamar hotel. Rakha juga nikmatin banget ekspresi keenakan Tilaar.
"Laar, gua kali ini gak pake kondom," ucap Rakha sambil ngecup bibir Tilaar.
"Anjir," desis Tilaar. Mau berenti juga ngapain, toh udah terlanjur enak. Beberapa menit pake gaya klasik, Tilaar bosen.
"Rak, ganti gaya, yuk."
"Mau yang gimana?" Rakha masih setia maju mundurin pinggulnya.
"Gua yang gerak, boleh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Papa! (Completed)
Teen Fiction[Sebelum baca ini, disarankan baca book Kecebong Unggul dulu] "Kalo lu pulang gua mau ikut, pengen ngomong sama ortu lu." Tilaar ngeroll eyes. "Ngapain ngomong sama ortu gua? Mau ngelamar?" Rakha ketawa kecil. "Mau dilamar? Kalo mau mah ayo aja." "B...