Jake menampar keras pipi Sunghoon emosinya meluap kala melihat putra bungsunya terbaring diruang IGD dengan alat-alat medis disana."APA YANG KAU LAKUKAN PADA PUTRAKU BAJINGAN!!?"
"...""KENAPA KAU DIAM!? APA KAU BISU!?"
"...""Tenang Jake.. bisa kau ikut denganku sebentar? Ini menyangkut kanker dan kondisi paru-paru Riki"
Sunghoon terkejut bukan main kanker? Anak itu terkena kanker? Lucu.
"Kau bercanda lagi Dokter Kim. Jangan percaya padanya Jake anak itu hanya patah tulang itu masih bagus aku tidak membunuhnya"
"BERCANDA KATAMU!? YAK!! KEPARAT KAU TIDAK TAHU APA-APA TENTANG PUTRAKU BAJINGAN SUNGHOON"
"Jake dengar kau percaya dokter ini? Dia hanya mengahasutmu agar dapat menguras uang kita kau tahu?"
"Maaf Tuan Park, apa kau belum mengecek berkas kesehatan Riki yang kuberi? Aku bersumpah tidak mereka adegan apapun untuk mendapatkan uang. Aku jujur mengatakannya , aku juga tahu betul Riki tidak akan pernah mengakui penyakitnya karna ia takut, sedih dan tidak ingin membuatmu khawatir"
"Kau dengar park? Jika terjadi sesuatu padanya aku tidak akan membiarkan mu hidup tenang"
Sunghoon diam.. Jake mengusap air matanya kasar mengikuti Junkyu.
"Sialan"
—:—
Sunghoon melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Membanting stir nya gusar. Mengacak-acak rambutnya frustasi
Brak!
Sunghoon memasuki ruang kerjanya kasar mencari-cari berkas yang kemarin Heeseung kembalikan padanya..
Sunghoon buru-buru membuka map tersebut raut marahnya berubah drastis menjadi shook dan bingung. Ia masih belum percaya dengan surat pernyataan itu. Ia mengambil hasil Rontgennya seketika badannya membeku.
"Anak itu..bedebah sialan"
—:—
Sunghoon berlarian mencari Junkyu ia tidak menemukannya diruangannya.
Brakh!
Junkyu yang sedang memeriksa keadaan seorang pasien pun terkejut. Manik marah Sunghoon terfokus pada Dokter Kim itu lalu menarik kerahnya kasar.
"Lakukan tes DNA sekarang"
"Kau tidak lihat pak saya sedang menangani pasien?""Aku tidak peduli bajingan!"
Junkyu menghempas kasar tangan Sunghoon dari lehernya membenahi posisinya. Orang tua satu ini akan membuat keributan jika tidak dituruti. Cih.
"Suster tolong urus sisanya"
Perawat disana pun mengangguk.—:—
Keesokan harinya Sunghoon mendudukkan dirinya di kursi tunggu lab menantikan hasilnya. Pikirannya campur aduk. Ia berharap Riki bukan putra kandungnya bagaimanapun juga ia tetap kokoh pada pendiriannya
“Riki bukan putra kandungnya, Ia hanyalah anak yang lahir karena kesalahan dan kehadirannya tidak diinginkan ”
"Bagaimana hasilnya!?"
"Kau bisa membukanya sendiri, permisi""Apa.. 98% cocok?.. dia.."
Sunghoon terduduk lemas melihat hasilnya badannya terasa kelu tertampar fakta. Sunghoon berteriak histeris seperti orang gila.
"BAJINGAN!"
Selama ini ia menyiksa putra kandungnya? Darah dagingnya sendiri begitu?
"AHAHAHAHA TIDAK MUNGKIN!"
Sunghoon mencengkeram kerah Junkyu menahan amarahnya.
"Kau bermain-main denganku Kim?"
"Untuk apa? Apa hasil itu kurang jelas Tuan Park?Sunghoon menjatuhkan tubuh Junkyu memukul dinding dengan beringas, Ia tertawa keras kemudian menangis merutuki segala perbuatannya.
Sunghoon menelpon beberapa orang suruhan. Sunghoon datang kegudang tanpa nyawa ia masih tidak percaya.
"Ada apa tuan?"
"Pukul aku ah tidak bunuh aku"Sontak orang suruhan disana saling beradu pandang apakah tuannya ini sudah tidak waras?
"PUKUL AKU BAJINGAN!!"
Salah satu dari mereka pun memberanikan diri memukul Sunghoon kuat-kuat. Sunghoon tersenyum kemudian menantang lainnya agar ikut menyerangnya.
—:—
Sunghoon memandangi putra bungsunya yang terbaring lemah dari luar. Mengusap-usap kacanya ia merasa tidak pantas untuk mendampingi putranya..
"Maafin ayah dek..ayah tahu ayah tidak bisa dimaafkan tapi tolong bertahan agar ayah bisa menebus dosa-dosa ayah.."
Jake menarik tubuh Sunghoon mendudukkannya di kursi tunggu depan ruang rawat inap Riki.
"Bodoh"
Sedikit jengkel Jake membersihkan luka Sunghoon menekannya emosi. Sunghoon diam bahkan rasa sakitnya sekarang ini tidak ada apa-apanya dari apa yang ia lakukan pada putra kecilnya.
"Jake.. dia putraku"
"Kau baru mengakuinya saat ia berada diujung tanduk kehidupan?""Maaf.."
"Apakah permintaan maaf mu bisa membuat putraku kembali seperti semula?""Dia juga putraku.."
"Benarkah? Aku hanya ingat dia putraku ayahnya sudah meninggal""Jake.. kumohon.."
"Aku ingin berpisah""Tidak! Aku tidak akan pernah menceraikanmu"
"Ya memang bukan kau tapi aku yang akan menceraikanmu"Setelah selesai mengobati lukanya, Jake meninggalkan Sunghoon yang duduk termangu..
—:—
Jake dan Jungwon setia menunggu Riki.
"Adek capek banget ya pa? Tidurnya lama"
"Adek butuh istirahat kak..""Adek bangun .. kita kan harus piknik .. jajan bungeoppang banyak-banyak.. jalan-jalan.. adek ga mau ya jalan-jalan sama kakak?"
"Adek nanti kalo bangun mau apa deh nanti kakak turuti semuanya boleh"
"Adek bangun.. kakak kangen.."
Jungwon terus mengoceh mengajak Riki berbicara.
Ceklek..
Sunoo datang membawa rantang makanan, ia dapat kabar dari kakaknya bahwa Riki down lagi..
"Jungwonnie makan dulu aku bawakan curry kesukaanmu"
"Nanti Noo tunggu adek bangun dulu..""Dengarkan papa sayang, Riki anak yang kuat nanti adek sedih kalo kakak sampai sakit, kakak makan dulu ya?"
"Tapi pa.."
"Gada tapi-tapi"Jungwon mengalah menerima makanan yang Sunoo bawakan.
"Papa juga" Jake menggeleng pelan.
"Nanti, papa belum lapar.."Jake mengusap lembut surai bungsunya sesekali menyeka air matanya yang terus mengalir.
Tbc—
Kasian pak sunghun(。•́︿•̀。)..
Sungjake karamin jangan?
KARAMIN LAH YA KALI ENGGAK AWOKAWOKAWOK
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ Ayah Hoonie
Fanfiction[ Selesai ✓] Sepenggal cerita seorang putra bungsu yang ingin disayangi, dihargai dan diperlakukan seperti seorang anak. "Adek sayang ayah" "Adek percayakan sama kakak?" "Riki itu anak kamu! Sudah berapa kali lagi aku menjelaskannya kau bahkan menul...