🌿80:Dilema Zariel

1K 147 20
                                    

Di bilik rawatan Akademi Demora's Shield yang menempatkan Zariel....

Setelah ditenangkan oleh Saniwa, Zariel hanya terdiam sambil menundukkan kepalanya dengan penuh rasa kerisauan terhadap yang lain. Saniwa yang melihat keadaan sang remaja itu hanya mampu menghelakan nafas tanda risau terhadapnya.

Tiba-tiba, pintu mulai dibuka oleh seseorang sehingga membuatkan Saniwa mulai tersenyum kecil disaat itu. Dia terus saja bangun lalu berjalan mendekati pintu.

"Oh, hai, Tuan Pengetua. Maaf kalau aku menganggu,"kata Yuma sambil tersenyum.

"Ya, maafkan kami kalau kami semua menganggu Tuan pengetua & Zariel,"kata Silviana.

"Tak mengapa, semua. Marilah masuk ke dalam,"kata Saniwa.

Mereka semua hanya mengangguk tanda faham lalu terus saja berjalan masuk sebaik saja telah mendapatkan kebenaran daripada sang pengetua mereka itu.

"Hai, Zariel. Macam mana dengan keadaan kau hari ni?"tanya Yuma sambil memandang Zariel yang berada dihadapannya itu.

Pada masa yang sama, Zariel yang sedar akan kehadiran mereka hanya terdiam sambil memandang ke arah mereka. Dia tidak pasti apa yang ingin dia katakan. Lidahnya malah mulai kelu untuk mengatakan sesuatu lalu dia hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan Yuma.

"Haha, baguslah tu, wahai sahabatku, Zariel! Aku senang mendengarkan yang kau rasa lebih baik hari ni,"kata Hiro dengan penuh rasa senang hati.

"Ya, betul tu. Ia sangat menyenangkan hati bila dapat tahu yang awak rasa lebih baik sekarang, Zariel. Kami senang mendengarkan hal itu,"kata Silviana sambil tersenyum.

Walaupun begitu, Zariel hanya terdiam & masih terkelu tidak terkata kerana masih tidak tahu bagaimana untuk memulakan perbicaraan diantara mereka. Yang lain mulai merasai suasana yang agak kekok itu termasuklah ahli pasukan Zariel & Saniwa.

Tak lama kemudian...

Mereka semua hanya tetap saja menunggu untuk melihat mahupun mendengarkan Zariel mengatakan sesuatu tapi sayangnya, sang remaja itu tetap saja mendiamkan diri sehingga membuatkan yang lain mulai terkesan dengan suasana itu.

"Haih, kalau kau asyik diam macam ni memang takde gunanya jugak kalau kami datang melawat kau tahu tak? Lagipun, kami datang sini bukan sebab nak tengok kau je, tapi sebab nak tanya khabar kau, nak cakap dengan kau & banyak lagi lah,"kata Dyana yang sudah bosan dengan Zariel yang tetap saja mendiamkan dirinya itu.

"Hm, ya, ada betulnya juga apa yang Dyana katakan tu, Zariel. Kamu hanya mendiamkan diri saja sejak dari tadi. Kamu ada masalah ke, Zariel?"tanya Saniwa yang sedikit risau.

"Zariel, kalau kau ada masalah, bagitau sajalah kami. Kami sebagai sahabat kau pasti tetap saja akan cuba membantu sedaya yang kami mampu seperti mana yang kau lakukan untuk tolong & lindungi kami semua,"kata Yuma yang turut risau.

"Hm, ya, betul tu, Zariel. Jangan pendam perasaan kau sendirian. Kau kena bersemangat, Zariel. Kau kawan kami & kami sedia membantu kau kalau kau ada masalah tau,"kata Hiro yang cuba menaikkan semangat Zariel.

Zariel yang hanya menundukkan wajahnya itu telah mendengarkan kata-kata daripada para sahabatnya itu, mulai mengangkat wajahnya laku terus saja memandang sahabat-sahabatnya itu disaat air matanya mulai berlinangan.

Zariel yang hanya menundukkan wajahnya itu telah mendengarkan kata-kata daripada para sahabatnya itu, mulai mengangkat wajahnya laku terus saja memandang sahabat-sahabatnya itu disaat air matanya mulai berlinangan

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"M..Maaf sebab saya terlalu lemah sehingga tak dapat me..lindungi awak semua,"kata Zariel perlahan.

Mereka yang melihat keadaan & mendengarkan kata-kata Zariel itu tiba-tiba saja terpegun sebaik saja mendapati  punca sebenar Zariel hanya mendiamkan dirinya itu selama ini.

Mereka tahu yang sang remaja itu sedang mengalami dilema akan kejadian serangan Demoniac yang telah menimpa kepada mereka sehingga membuatkan Zariel tetap saja merasa bersalah & kecewa dengan dirinya.

"Dengar sini, Zariel. Berhenti lah untuk tetap merasa bersalah akan apa yang terjadi sebab kau tak bersalah dalam hal ni. Kau dah selamatkan nyawa ramai orang. Kau tak lakukan sebarang kesalahan melainkan menyelamatkan kami,"kata Leon sambil berdiri dihadapan Zariel.

"A..Apa maksud awak, Leon?"tanya Zariel yang masih tidak memahami apa yang cuba disampaikan oleh Leon.

"Apa yang aku cuma nak kata ialah berhenti menyalahkan diri kau, Zariel. Kau dah lakukan sehabis baik untuk melindungi kami tanpa memikirkan nyawa kau sendiri & kau bukanlah seorang yang lemah tapi aku yang lemah, Zariel. Sebab aku tak pernah pun terfikir untuk melindungi kau & yang lain macam yang kau lakukan,"kata Leon yang tiba-tiba terdiam itu.

Zariel hanya memandang Leon yang mulai diam itu. Tiba-tiba, Leon terus saja memeluknya tanpa mengisahkan keadaan disekitar nya. Mereka yang melihat hal itu semakin terpegun dengan perbuatan mengejutkan Leon itu.

"Hisk, m..maafkan aku, Zariel. Aku ketua & seorang sahabat yang teruk. A..Aku tak dapat melaksanakan tanggungjawab aku sebagai ketua pasukan kita apatahlagi sebagai sahabat kau. T..Terima kasih untuk segalanya, Zariel. Aku minta maaf sebab tak pernah menghargai kebaikan kau sebaik-baiknya. Jadi, aku merayu sangat yang tolong lah berhenti menyalahkan diri kau,"kata Leon yang tetap saja memeluk sahabatnya itu.

Zariel yang mendengarkan kata-kata Leon mulai sedar akan kesilapannya yang hanya menyalahkan diri tanpa memikirkan akan jasa malah kebaikan yang telah dia lakukan buat sahabatnya & orang lain.

"Hm, bertenanglah, Leon. Saya memang berterima kasih kepada awak, Leon & awak semua juga. Saya memang menghargai keprihatinan awak semua terhadap saya,"kata Zariel perlahan sambil memandang Leon yang mulai melepaskan pelukannya itu.

"Awak semua memang hebat sebab saya tak pernah bertemu sahabat yang baik & ambik berat seperti awak semua termasuklah awak, Tuan Saniwa. S..Saya tak pernah rasa macam ni dalam seumur hidup saya. Inilah apa yang saya rasa terhadap awak semua. Inilah kejujuran yang datang dari keikhlasan hati saya,"kata Zariel dengan lembut sambil memandang sahabat-sahabatnya itu.

Mereka yang mendengarkan kata-kata Zariel itu mulai berasa terharu sehingga tanpa sedar yang mata mereka mulai berkaca seperti ingin menangis termasuklah Saniwa.

Kata-kata Zariel yang lembut itu benar-benar membuatkan mereka berasa senang sebaik saja mendengarkan nya sehingga beban & tekanan yang mereka pendam didalam diri mulai hilang.

"Saya memang menghargai kewujudan awak semua sebagai sahabat saya selama ni. Tanpa awak semua, hidup saya terasa tidak lengkap,"kata Zariel yang tetap saja memandang sahabat-sahabatnya itu.

 Tanpa awak semua, hidup saya terasa tidak lengkap,"kata Zariel yang tetap saja memandang sahabat-sahabatnya itu

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Jadi, terima kasih, semua,"kata Zariel perlahan yang mulai tersenyum.

Yuma & Hiro yang melihat Zariel yang mulai tersenyum itu  terus saja meluru ke arah sang remaja itu lalu memeluknya dengan erat.

"Zariel! Tak kira sejauh mana pun kita akan pergi atau terpisah, kita tetap akan sentiasa bersama dalam menempuhi halangan & cabaran yang bakal datang pada kita!"kata Hiro dengan penuh bersemangat.

"Jadi, mari lakukannya bersama!"kata Yuma dengan penuh semangat sambil tersenyum.

"Ya! Mari kita lakukannya bersama!"kata mereka semua serentak kecuali Zariel laku mereka memandang ke arah sang remaja itu.

"Ya, mari lakukannya bersama-sama,"kata Zariel perlahan sambil tersenyum.

Bersambung......

Zariel:Budak Berhood PutihOù les histoires vivent. Découvrez maintenant