IV

94 24 14
                                    

Satu bulan berlalu sejak Chaeyra mengajak Joel untuk makan siang bersama, hubungan keduanya sudah mulai ada kemajuan. Dari mulai Joel yang dekat dengan keluarga Chaeyra, sampai Chaeyra yang beberapa kali masak bersama Ibu Lee—karena ternyata pemilik dari Nata Resto adalah Ibu Joel, dan berkunjung ke apartemen milik si sulung Lee.

Joel pernah bilang kalau Ayahnya sedang ada bisnis di luar kota, sementara Adiknya—entahlah, Chaeyra bahkan tidak tahu Adik Joel itu laki-laki atau perempuan. Joel hanya bilang jika ia memiliki Adik, itu saja.

Kedekatan mereka makin terlihat karena seminggu ini Joel rutin mengantar-jemput Chaeyra, seperti sekarang ini. Pewaris Adinata itu duduk manis di sofa, mengobrol bersama Bapak Son, menunggu Chaeyra keluar dari kamarnya.

"Bapak denger katanya kamu mau buat bisnis baru, Jo?" tanya Jinyoung alias Jehian—Ayah Chaeyra keturunan asli Korea—setelah meminum tehnya.

"Ah, bisnis kecil aja, sih, Pak. Cuma galeri kecil, kebetulan sepupu saya punya sekolah taman kanak-kanak, jadi bisa sekalian kerja sama." jawab Joel.

Jehian tersenyum tipis, "Bukan karena Chaeyra suka melukis?"

Joel mengusap tengkuknya, merasa malu. Apa niat terselubungnya terlalu terbaca? Yah, memang dari awal memiliki rencana pun, Joel berniat membuka galeri untuk mengisi waktu kosong Chaeyra. Namun karena takut Chaeyra merasa tersinggung, Joel sedikit memutar otak agar niatnya bisa terealisasi.

brak!

"Aaaaaaa! Mama tolongin Eric!"

Suara pintu dibuka keras serta jerit kesakitan yang berasal dari Eric membuat perhatian Jehian dan Joel teralihkan sepenuhnya. Ada Chaeyra di sana, menjambak rambut Eric kuat dengan sebuah hair dryer di tangan satunya.

"Siapapun yang berani ngedeket, Chaeyra jambak juga!" Sebuah ultimatum dilayangkan Chaeyra, membuat Jehian, Joel, serta sang Mama yang berniat mendekat kembali beringsut mundur. Menonton adegan itu sambil berdoa agar rambut Eric tidak botak nantinya.

"Eric gak sengaja, Kak, suer!"

"Gak sengaja kamu bilang? Kamu tau gak kalo yang kamu pinjem kemarin itu album apa? Hah? Jawab! Jangan aduh aduhan aja kamu, ketombe dugong!"

Sumpah, Eric benar-benar tidak sengaja merusak album favorit dari semua koleksi album Twicey milik Chaeyra. Ia hanya meminjamnya, menaruh album itu di samping jus buah naga, lalu menyenggol gelas berisi jus itu hingga mengenai seluruh bagian, termasuk photocard bias kesayangan Chaeyra.

"Eric ganti hari ini juga! Bonus semua photocard yang belum Kakak punya!"

"Janji?"

"Janji!"

Menyeringai tanda menang, Chaeyra mengangkat bahu lalu kembali masuk kamarnya, melajutkan dandan yang sempat tertunda. Sedangkan Eric hanya bisa menangisi dompet dan puluhan helai rambutnya yang gugur mengenaskan. Sementara Jehian, Joel, dan juga sang Mama akhirnya sudah bisa bernafas lega.

Duapuluh menit semenjak adegan anarkis barusan, Chaeyra menuruni anak tangga dengan anggun. Seolah Chaeyra yang mereka lihat duapuluh menit lalu itu hanya ilusi semata. Tapi siapa peduli? Barbar atau elegan, Chaeyra tetaplah Chaeyra, gadis yang selalu Joel cinta. Ciaaa.







🌼🌼





Minggu ini Joel mengajak Chaeyra berkunjung ke Bandung, mengunjungi objek wisata alam sekaligus mencari tempat yang cocok untuk membuka cabang Nata Resto.

Setelah berjalan beberapa puluh meter, Chaeyra mulai merasakan perih di sekitar atas tumitnya. Gadis Son itu mendesah kasar, ini pasti karena heels yang ia pakai! Merasa tak enak dengan Joel yang tengah menikmati pemandangan, Chaeyra akhirnya hanya bisa pasrah. Untung saja tidak ada jalanan menanjak di sini.

Would You Come In?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang