300 part 8

41 9 0
                                    

Pertarungan melawan Wooyoung belum selesai. Sebenarnya, ketika sebelumnya pria itu sengaja mengalah dengan bertarung tanpa mengeluarkan kekuatannya, SuA dan JiU memiliki kesempatan untuk mengalahkannya, sayang mereka belum tahu metode dan cara seperti apa yang paling cocok untuk menjadi solusi menghadapinya.

SuA sudah memperkirakan bahwa kecepatan adalah salah satu kunci, JiU membuktikan perkiraan itu sebelumnya dengan melakukan serangan cepat pada Wooyoung. Padahal, apabila SuA tidak terjepit, maka mereka berdua bisa memojokkan pria itu, sayang sekali situasi tidak mendukung mereka untuk terlalu cepat memojokkan pria itu.

Alhasil, kedua gadis itu harus bertarung bergantian menghadapi pria itu. Setelah JiU yang tiba-tiba berubah menjadi kuat lalu berakhir pingsan, SuA kini yang ambil alih pertarungan untuk berusaha menjatuhkan pria itu.

Di sisi lain, Wooyoung yang baru saja mengenyahkan noda dari pakaiannya harus menghindar tembakan beruntun yang SuA lepaskan. Ketika ia melompat mundur, tubuhnya langsung masuk ke dalam asap hitam yang muncul.

SuA menghentikan tembakannya ketika sasarannya sudah lenyap, ia berdecak kesal lalu memfokuskan diri pada pendaratannya. Hanya selang beberapa detik saja ia berada dalam keadaan jatuh sebelum kemudian ia mendarat agak keras di atas permukaan jalan raya yang tidak ada puing di sekitarnya, aspal sedikit mengalami keretakan ketika kedua kakinya menghantam.

“Aku tidak melihat kalau itu juga memiliki gatling gun,” ucap Wooyoung yang tepat berada di belakang SuA.

Mendengar suara pria itu tepat di belakangnya, SuA langsung berbalik badan lalu menembakkan pelurunya secara beruntun, sayangnya, di sana hanya ada reruntuhan saja. SuA menghentikan tembakan begitu kesalnya.

“Lenyap lagi.”

Tepat dari sisi samping kanannya dengan jarak sekitar sepuluh meter, Wooyoung kembali muncul dari portal hitam berbentuk asap hitam tebalnya. Kali ini SuA tidak langsung menembaknya, ia hanya memutar badan untuk bertatapan langsung dengannya.

“Aku tidak ingat kalau bentuk senjatamu seperti itu.” Wooyoung buka suara, tampak benar-benar mengabaikan luka yang terdapat pada kedua tangannya. “Terakhir kali aku melihatnya bahkan tidak ada gatling gunnya.”

SuA tidak berbicara, ia tampak tak memiliki niat untuk menjawab atau membalas perkataan pria di depannya.

“Jika seperti ini, maka hanya satu kesimpulan yang bisa kuambil. Senjatamu bisa berubah bentuk, bukan?” ujarnya. Setelah tampak berpikir, ia mengangkat wajah memandang SuA seolah meminta klarifikasi. “Jika seperti itu ceritanya, maka masuk akal juga.”

“Apa kau hanya bisa melarikan diri? Kenapa tidak menghadapiku secara langsung?” tanya SuA tak sabar. Ia benar-benar mengabaikan pertanyaan Wooyoung mengenai senjata yang dirinya pegang saat ini. Ia segera mengenakan kacamatanya lagi, benda itu akan sangat berguna untuk melacak keberadaan pria ini dalam waktu yang singkat.

“Aku hanya sedikit menghindar, tidak sampai melarikan diri, sebenarnya.” Wooyoung menggeleng menyangkal perkataan SuA.

“Bagaimana kalau kau sedikit lebih serius? Aku akan benar-benar mengeluarkan kekuatanku sekarang.” SuA yang sudah telanjur kesal dan sudah benar-benar muak berhadapan dengan pria ini yang mana ia terus dipermainkan, ia meminta pria itu untuk bertarung dengan lebih bersungguh-sungguh.

“Terdengar menarik, kalau begitu kita lihat apakah ....”

Belum selesai Wooyoung berbicara, SuA sudah menodongkan senjatanya, kini pelontar itu kembali berubah bentuk menjadi lebih besar dengan selongsong besar juga, moncong gatling gun masih ada di sepanjang sisi senjatanya.

“Oey, oey, setidaknya dengarkan aku dulu sampai selesai bicara.” Wooyoung bergumam tak senang. Pada saat itulah SuA segera menarik pelatuk yang mana langsung terlontar sesuatu berwarna hitam bulat, Wooyoung langsung masuk ke dalam benda hitamnya sebelum terkena dampak serangan.

Benda yang SuA lontarkan segera saja meledak dengan kekuatan besar, satu gedung yang menjadi korban dari ledakan api itu segera hancur berantakan. Suara runtuhan gedung segera terdengar setelah ledakan besar itu. SuA sendiri langsung berlari mundur untuk menjauh dari sana, takutnya ia malah terkena radius.

“Itu adalah ledakan besar, pesawat induk bisa-bisa mengalami kerusakan seandainya kita memang bertarung di atas sana.” Di daerah aman, Wooyoung berdiri menyaksikan korban dari ledakan itu, gedung dan reruntuhan yang tersisa tercerai-berai berubah menjadi puing dan potongan bebatuan kecil. Asap dari ledakan membumbung tinggi.

“Berhentilah melarikan diri seperti pengecut, hadapi aku dengan seluruh kemampuanmu!” SuA berteriak dari kejauhan tatkala pasang matanya mendapati sasarannya malah tampak memandangi ledakan terjadi, bukan ikut serta terkena ledakan itu sendiri.

Wooyoung yang mendengar seruan itu segera menoleh memandang ke arahnya.

“Aku hendak melakukannya, lihat ini.” Wooyoung mengentakkan kaki ke atas reruntuhan, asap hitam tebal itu segera keluar dari bayang-bayang tubuhnya, asap yang pekat terus menyebar luas.

“Apa yang kau lakukan?” tanya SuA yang agak panik ketika mendapati sesuatu yang pria itu munculkan malah terus menyebar.

“Lihat saja baik-baik.” Wooyoung membalas tanpa menjawab, ia tersenyum penuh maksud. Asap hitam yang tampak padat itu seolah hidup, benda itu terus menyebar luas merayap menutupi seluruh permukaan dalam radius lebih dari lima ratus meter. SuA sendiri segera menjauh lagi dari daerah itu agar ia tak terkena jangkauannya. Apa pun itu, ia merasa yakin bahwa hal tersebut sama sekali bukan sesuatu yang bagus.

Ketika sudah mencapai radius yang diinginkan, asap padat itu berhenti menyebar, meski tetap tampak bergerak-gerak seolah hidup sungguhan.

“Apa sebenarnya ini? Seluruh daratan di sekitar sana sudah tertutupi benda hitam itu.”

Baru saja selesai bicara, SuA segera mendapatkan jawaban atas pertanyaannya tatkala segala yang ada di dalam asap hitam padat itu mulai bergetar lalu secara perlahan amblas, terdapat gaya tarik seolah gravitasi di dalam asap padat itu bertambah beberapa kali lipat dari normalnya.

“Apa yang ... gedungnya dilahap?” SuA bergumam begitu terkejut dengan apa yang saat ini dirinya saksikan.

Wooyoung membuat bangunan dan reruntuhan yang ada terserap habis ke dalam asap pekat tebal itu, satu persatu gedung yang masih berdiri mulai terlahap ke dalam asap hitam itu, tak sedikit bangunan yang tak mampu mempertahankan bentuknya ketika proses itu terjadi sehingga ketika pelahapan terjadi, beberapa bangunan hancur lebih dulu.

Proses dari melahap puluhan bangunan itu hanya berlangsung kurang dari satu menit, pengecualian bagi gedung yang memiliki tinggi lebih dari lima puluh lantai, itu memerlukan waktu lebih lama lagi agar bisa sepenuhnya terlahap. Meski begitu, SuA sudah yakin bahwa tidak ada benda fisik yang tak mampu dilahap oleh asap padat hitam pekat itu.

Maka ketika benda hitam itu menyusut di sekitar tubuhnya, daerah sana menyisakan tanah kosong seolah tidak pernah terdapat apa-apa, hanya fondasi bangunan yang tertanam dalam di bawah tanah saja yang menjadi bukti bahwa sebelumnya di sana terdapat beberapa bangunan.

Tempat yang dilahap habis itu sudah seperti lembah saja karena kini daerah tempat SuA berada di mana tidak terlahap sudah jauh lebih tinggi dari seharusnya.

Sedetik kemudian, tubuh Wooyoung yang masuk ke dalam asap hitam yang tepat berada di bawah kakinya, lalu setelahnya ia tiba-tiba muncul tepat di hadapan SuA dengan jarak kurang dari sepuluh meter, cukup dekat untuk memberi serangan kejutan yang membahayakan.

“Apa-apaan itu?” tanya SuA yang sama sekali tak terkejut ketika ia mendapati pria itu berada di hadapannya

“Anggap saja itu adalah demonstrasi.”

“Aku tidak terkesan sama sekali. Sebaiknya jangan bertele-tele lagi sekarang.”

Wooyoung tampak mengabaikan seruan SuA, ia malah menundung melihat tangan kanannya yang terangkat sejajar dengan dada sebelum ia mengepalkan tangannya lalu mendongak kembali memandang ke arah SuA.

“Dengan kekuatan ini, aku bisa melahap apa pun, tentu saja dengan volume dan radius tertentu, karena akan sangat sulit dan memerlukan waktu cukup lama apabila harus melahap satu planet sekaligus.”

“Kau bisa melahap planet?”

“Tentu, bukannya melebih-lebihkan atau semacamnya, tapi dengan kekuatanku, melahap planet bukan sesuatu yang mustahil. Satu-satunya yang menjadi alasan aku tak melakukannya karena aku tidak mendapat perintah juga tidak mau melakukan pekerjaan berat dan melelahkan seperti itu.” Wooyoung mengangkat kedua bahu dan memasang wajah acuh tak acuh.

“Ini sudah gila, kau bukan manusia lagi.”

“Tentu saja aku manusia, lebih tepatnya manusia super.”

“Hentikan ocehanmu, makhluk apa pun dirimu, akan kukalahkan sekarang juga,” ujar SuA tegas, ia segera mengangkat senjatanya lagi.

“Bukannya itu tidak mungkin? Kau tahu sendiri batasanmu.” Wooyoung membalas begitu menyepelekan lawannya.

“Ya, meski begitu aku akan berusaha.”

“Bagus, ayo kita lihat seberapa keras dan besarnya usahamu.”

SuA segera membuka gatling gunnya lalu menembak pria itu secara beruntun, melihat peluru-peluru memelesat ke arahnya, Wooyoung melompat berputar ke sisi kanan.

“Hati-hati dengan itu, kau bisa menambah luka pada tubuhku.” Ia lanjut menghindar dengan cara merunduk bahkan sampai melompat karena SuA tak menghentikan tembakan, ia mengarahkan senjatanya ke mana pun pria itu bergerak.

“Itu tujuanku, bodoh.” SuA memaki, daerah di sekitar Wooyoung kini sudah memiliki banyak lubang akibat banyaknya peluru yang menyasar.

Ketika berada di atas, Wooyoung melemparkan beberapa bola hitam tepat menuju ke arah SuA.

SuA tidak diam saja, ia berlari maju untuk menghindari benda pelahap itu sambil menghentikan tembakan, ia kembali mengganti bentuk senjatanya.

Wooyoung sudah berpindah dari satu gedung ke gedung lain. SuA yang sudah selesai mengganti bentuk senjatanya, sambil berlari ia mulai membidik pria itu. Ketika tiba di ujung atap gedung, ia melompat sambil menarik pelatuk, dari senjata itu segera terlontar bola cahaya yang amat terang yang mana ketika mencapai target, benda itu segera meledak menghasilkan ledakan cahaya yang amat terang. Ini bagaikan flashbank yang diperkuat beberapa puluh kali lipat.

SuA sendiri yang mendarat di gedung lain langsung memalingkan badan bersembunyi di balik tiang, ia juga menutup gendang telinganya karena ledakan cahaya itu bukan hanya menghasilkan cahaya yang besar dan amat menyilaukan, tapi juga menghasilkan suara berdenging keras yang amat mengganggu indra pendengaran.

“Ya ampun, keras sekali suaranya.”

Selama sepuluh detik lamanya, ledakan cahaya disertai suara dengungan keras terjadi, jelas itu mengganggu siapa saja yang berada dalam jangkauannya, dalam kasus ini, Wooyoung dan SuA berada dalam jangkauan ledakan itu.

Tentu ledakannya tak memberi cedera pada keduanya, hanya saja mereka mengalami gangguan pendengaran sesaat, bahkan Wooyoung yang tak menyangka akan terjadi ledakan malah melihat cahaya itu selama beberapa detik, hasilnya adalah ia mengalami buta sementara.

“Aku tak berharap efeknya akan sebesar ini. Ya ampun, sebaiknya aku mulai melakukan percobaan terlebih dulu sebelum menggunakan segala jenis materi yang bisa senjata ini lontarkan.” SuA menggerutu pada dirinya sendiri, ia berjalan agak sempoyongan sambil memegang kepalanya.

“Apa-apaan itu? Aku tak tahu kalau dia juga bisa melakukan apa yang Hongjoong bisa lakukan, ini bahkan disertai suara yang menyakitkan telinga.” Wooyoung menggerutu kesal, saat ini ia sedang berusaha mengembalikan penglihatannya.

Baru saja ia tersadar dan terbebas dari efek samping ledakan cahaya itu, tiba-tiba saja ia sudah mendapatkan serangan lanjutan berupa ledakan bom seperti sebelumnya, untunglah Wooyoung sudah berpindah tempat sehingga lokasi tempat terakhirnya berada mengalami kerusakan fatal.

“Yang benar saja, kenapa kau terus ambil giliran? Kapan aku dapat giliran menyerang?!” seru Wooyoung yang berada tepat di atas sebuah kendaraan terbalik di daerah jalan raya yang rusak. Lokasinya sekitar dua ratus meter dari tempat SuA berada.

Dengan bantuan kacamatanya, ia bisa melihat pria itu cukup jelas meski daerah sekitar terdapat debu akibat ledakan yang terjadi sebelumnya. SuA berdecak kesal, ia sama sekali tidak menanggapi perkataan pria itu.

Baru saja SuA hendak melakukan serangan lagi, tiba-tiba saja gedung yang menjadi tempatnya berdiri mengalami guncangan. Sedetik kemudian oa langsung sadar bahwa gedung itu tengah dilahap tatkala secara perlahan gedungnya mulai runtuh.

SuA segera berlari lalu melompat ke daerah lain yang tampaknya aman, sambil bergerak, ia mengganti bentuk senjatanya lagi. Pada saat ini posisinya dengan pria itu masih agak jauh dan terhalang sekitar dua atau tiga bangunan berukuran kecil.

Meski ia tak bisa melihat di mana targetnya berada, berdasarkan penafsiran ketika terakhir ia melihatnya, ia bisa memperkirakan posisi pria itu di mana. Dengan hanya mengandalkan insting,  SuA langsung melepaskan tembakan, senjatanya melontarkan sambaran petir dengan ukuran yang besar dan kecepatan yang tinggi. Sambaran petir itu memelesat menembus dan menghancurkan bangunan yang berada dalam jalur lintasannya.

Rupanya bukan hanya SuA saja yang memiliki inisiatif menyerang dengan memperkirakan lokasi lawan, ternyata Wooyoung juga melakukan hal yang sama. Karena mereka melepaskan serangan secara bersamaan, yang terjadi adalah ketika sambaran petir disertai suara guntur itu menghancurkan semua bangunan, tiba-tiba saja semuanya terisap atau terlahap habis di tengah jalan, bukan hanya sambaran petirnya saja, tapi juga bangunan-bangunan yang hancur ikut terlahap.

Ketika bangunan-bangunan yang menghalangi sudah tinggal seperempatnya dari tinggi aslinya, keduanya bisa melihat satu sama lain. Tampak mereka sama-sama sedang berdiri berpijak di atas atap sebuah gedung dengan tinggi yang nyaris sama.

“Ini belum berakhir.” SuA menggumam, baru saja ia hendak bergerak, Wooyoung sudah lebih dulu menyerangnya, sekitar empat bola hitam dilemparkan ke arahnya.

Melihat bahaya itu, SuA segera menghindar, berkelit ke sana sini sehingga yang terjadi adalah daerah di belakang SuA langsung terlahap habis oleh bola-bola hitam itu. SuA terus bergerak maju dengan senjata yang sudah berubah bentuk lagi.

Sambil berlari dan melompat untuk memperpendek jarak, SuA menembak secara beruntun. Sementara Wooyoung yang melihat serangan datang bertubi-tubi langsung melompat mundur, ya, ia tidak berbalik badan, dengan angkuhnya ia menghindar ke sisi kanan dan kiri sambil bergerak mundur, ia memandang rendah pada SuA.

Setiap tembakan akan menyasar ke gedung yang kebetulan berada dalam sasaran yang salah sementara tembakan yang tepat sasaran akan dilenyapkan oleh kekuatan misterius Wooyoung sehingga pria itu tampak tidak terancam meski bergerak melompat secara mundur.

SuA yang melihat itu jelas tampak tambah kesal dibuatnya, pria itu sangat mengejeknya dengan melakukan hal seperti itu. Maka dengan kemarahan yang sangat, Ia menembakkan laser yang merusak banyak gedung, tembakan yang dilepaskannya sudah setengah dari sinar plasma yang ditembakkan oleh pesawat induk beberapa waktu lalu. Bagi pesawat raksasa, setengah itu tidak berarti apa-apa, tapi bagi senjata yang bisa dibawa-bawa oleh seorang gadis tak berotot, itu adalah kekuatan berdaya hancur luar biasa.

Kini jauh lebih banyak gedung yang menjadi korban. Sementara Wooyoung, dia tampak begitu kaget sehingga ia terlambat untuk menghindari sepenuhnya serangan laser itu, hasilnya adalah sebelum sempat berpindah tempat sepenuhnya, kakinya sempat terserempet cahaya panas itu.

Ketika ledakan berutun yang menghancurkan beberapa gedung sekaligus terjadi. SuA terus melompat bergerak di antara puing dan gedung yang masih berdiri, ia sudah menghentikan serangannya. Saat ini ia melihat keberadaan lawannya yang sedang melarikan diri menjauh dari lokasi gedung-gedung yang hancur akibat laser.

“Jangan harap kau bisa lari!” seru SuA, ia mengganti bentuk senjatanya lagi. Apa yang gadis itu lakukan tentu dilihat oleh Wooyoung, sebelum sempat melakukan serangan dengan daya hancur besar lagi, pria itu segera mendahului untuk menyerangnya.

Wooyoung berhenti berlari, ia berbalik badan untuk menghadap SuA lalu merentangkan kedua tangannya. SuA yang sudah selesai dengan perubahan senjatanya segera membidik, sayang ia harus segera mengurungkan niatnya untuk menembak tatkala ia segera sadar dengan apa yang sedang pria itu lakukan, ia sadar ketika tiba-tiba saja ada bayangan besar yang menaungi dirinya. Bayangan di bawahnya tampak sangat besar dan luas meski cahaya matahari sudah condong ke barat.

SuA berhenti bergerak lalu ia mendongakkan kepalanya ke arah atas coba mencari tahu mengenai apa yang membuat bayangan sebesar itu. Tepat di atasnya, SuA mendapati sekitar beberapa ratus meter terdapat sebuah lubang hitam berukuran besar, benda itu tidak mengisap apa-apa, melainkan sebaliknya, itu mengeluarkan sesuatu yang besar.

“Apa yang ... sial, dia menjatuhkan sebuah gedung.” SuA mengumpat kesal, ia yang awalnya tak sadar dengan apa yang keluar dari lubang hitam itu segera tahu bahwa itu adalah gedung-gedung yang sebelumnya dilahap oleh asap pekat yang menyebar. Beberapa gedung kecil dan satu gedung dengan ketinggian seratus lantai, semuanya dijatuhkan dalam posisi terbalik, yaitu bagian atas berada tepat di bawah menghadap ke permukaan.

Melihat hal itu, SuA segera berlari untuk menghindari gedung raksasa bersama beberapa gedung dan puing yang dijatuhkan dari langit dengan ketinggian lebih dari satu kilometer. Arah pelariannya tepat kembali ke tempat di mana JiU berada.

“Yang benar saja, bagaimana bisa dia melakukan itu? Bangunan-bangunan yang tadi dia lahan untuk demonstrasi malah dimuntahkan dari ketinggian itu. Sialan, ini benar-benar di luar kemampuan manusia!” SuA memaki geram karena lawannya memang terlalu kuat.

Tepat di belakangnya, satu persatu puing dan gedung yang ukurannya lebih kecil dan sudah lebih dulu jatuh, benda-benda itu juga lebih dulu menghujani permukaan. SuA harus berlari lebih cepat, dia menghidar ke sana sini agar tak tertimpa, sesekali ia bahkan harus mendongak untuk melihat arah kejatuhan benda-benda itu.

Salah satu gedung sepuluh lantai langsung jatuh menghantam reruntuhan tepat sepuluh meter di hadapannya, SuA melindungi wajah dan tubuh depannya dengan senjatanya, bersamaan dengan ia yang melindungi diri, potongan dari benturan itu beterbangan dan salah satunya menghantam senjatanya. Ia mengenyangkan potongan itu lalu terus berlari sambil menghindar.

“Gila, ini benar-benar gila.”

SuA melompat menuju ke atas gedung yang baru saja jatuh lalu melanjutkan pelariannya, pada saat itulah gedung terakhir dan yang paling besar akhirnya menghantam permukaan juga. Gedung raksasa itu membentur beberapa bangunan di permukaan yang memang kebetulan berada tepat di tempatnya jatuh.

SuA yang masih berada dalam radius segera dibuat terlempar, ia diterbangan bersama dengan puing lain akibat efek benturan yang keras itu. Gedung megah seratus lantai sudah menjadi puing dengan ketinggian lebih dari seratus meter. Kerusakan yang ditimbulkan tidaklah kecil.

JiU yang tertidur juga sontak segera bangun akibat suara benturan keras itu.

Nightmare - Escape the ERA Next Stories (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang