Bulan Oktober. Sudah masuk musim penghujan. Pagi ini Nara dan Fani sudah disambut dengan guyuran air hujan. Tadinya hanya mendung, jadi mereka memutuskan untuk naik motor ke sekolah. Sok-sok'an memprediksi kalau hujan nya akan turun saat mereka sudah sampai di sekolah, alhasil mereka berakhir di warung kopi dekat sekolah untuk berteduh, karena hujannya sangat deras.
"Aduh tas gue kebasahan" ucap Fani sambil menepuk-nepuk tasnya.
"Harusnya tadi nurut sama emak lo aja ya" ucap Nara. Tadi ibunya Fani sempat melarang mereka berdua membawa motor karena langit sangat gelap. Tapi mereka ngeyel.
"Mak gue kayanya lagi ngetawain kita di rumah, ampe jungkil-jungkil kali" kata Fani.
"Lo sih, batu" Nara menyenggol lengan Fani.
"Lo juga bang" Fani balas menyenggol.
Banyak sekali yang berteduh di sini. Jam sudah menunjukkan pukul 7 lewat 15 menit, gerbang biasanya sekolah ditutup jam 7.30, sebentar lagi. 'Ya tapi kan ini ujan, jahat amat pa Tono kalau ga ngebolehin masuk' kata Nara dalam hati.
Hujan semakin deras, semakin banyak juga motor-motor yang berdatangan. Untungnya warung ini lumayan besar, jadi masih cukup untuk menampung beberapa orang lagi.
Mereka mengira, yang paking telat datang ke sekolah adalah mereka. Ternyata siswa di kelas baru ada 5 orang, Lea memberi tahu di grup kelas.
Motor ninja hitam berhenti di depan warung. Postur tubuhnya tidak asik bagi Nara dan Fani. Saat membuka helm, ternyata itu Raka.
"Ey brow, kehujanan ya" ucap Nara sambil mengajak tos.
"Kasian amat Rak" kata Fani tidak sadar diri.
"Lo juga kehujanan nyet, kasian gue juga sama lo pada" ucap Raka sambil membenarkan rambutnya yang acak-acakan.
Setelah Raka datang, Kevin menyusul. Dilanjut Aksa dan Qilla, lalu Gilang bersama Delia.
"Anjing kelas kita semua ini mah" celetuk Gilang.
"Neduh doang, beli kagak" sang pemilih toko keluar menghampiri anak 11 IPS 1. Mereka memang sangat dekat dengan pemilik warung ini, karena suka dijadikan tempat mabal.
"Masih pagi mang, ga enak ngopi saya" ucap Kevin.
"Saya juga mang" lanjut Raka
"Ko sama sih gaisss" ucap Gilang merangkul Kevin dan Raka.
"Najong" Raka mendorong Gilang.
Ada mobil berhenti di depan warung, pemilik mobil berlari ke dalam warung. Itu Arkan.
"Lo mau ikut neduh Ar?" tanya Fani polos.
"Iya" singkat Arkan.
"Apaan sih bego, kaga jelas amat" Raka menoyor kepala Arkan.
"Mabal yu" bisik Arkan.
"Gas aja sih gue mah"
"Tapi satu kelas"
"Main di rumah lo yaa?"
"Okee"
"Di kelas juga belum banyakan, udah lah gausah sekolah aja"
"Buruan chat di grup, suruh pada ke rumah gue"
Mereka berkerumun di satu meja sambil bisik-bisik.
"Eleh-eleh, mani kompak anag ie sakelas babarengan" Bu Nani -istri pemilik warung- keluar.
"Ujan bu"
"Atu enya ibu geh tau hujan"
"Keren ya bu, solid kita mah" Kevin memukul dadanya merasa bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASSMATE
Teen FictionSudah tidak heran jika setiap hari ada saja siswa kelas 11 IPS 1 yang keluar masuk ruangan BK. Kelas ini selalu saja membuat onar. Menjadi bahan gibahan guru-guru sudah menjadi hal wajar bagi mereka. Bahkan wali kelas mereka pun sudah tidak tahan d...