EPILOGUE

145 34 2
                                    

"Apa? Telat 1 jam?! Kau yang benar saja memilih model baru ini!?"

"Maaf direktur, tapi model yang ini memang terkenal sekali!"

"Persetan dengan terkenal atau tidak, jika tidak tepat waktu, dan tanggung jawab tetap saja tidak bisa di percaya!"

"Maaf direktur. Dia bilang ada sesuatu yang mendadak yang tidak di rencanakan!"

"Hyunsuk, tenang saja. Dia akan datang sebentar lagi" pemuda dengan kacamata yang baru masuk itu tersenyum simpul, "Jaehyuk kau bisa urus yang di depan, bocah ini biar jadi urusanku!"

"Baik!"

Brak!

"Profil model baru produk kita. Aku seperti pernah bertemu perempuan ini tapi aku tidak ingat dimana dan dalam keadaan apa. Mungkin kau ingat?"

Pemuda yang dari tadi marah-marah itu meraih map coklat dan dengan teliti membukanya. Dalam lembar pertama, matanya melebar dan jantungnya berdegup kencang.

"Hyung, ini..."

"Benar kan kita seperti pernah melihatnya? Kau pasti juga tidak ingat bertemu dia di mana? Atau teman sekolah mu? Dia seumuran denganmu"

"Hyung, apa aku sedang berhalusinasi? Kang Hyewon? Hyewon? Yang menjadi model baru produk kita?"






💫···__···__···💫




"...dia begitu terkenal sekarang. Kau tahu, karirnya sebelum ini sangat sulit. Aku menyukainya—Yoshi!?"

Laki-laki dengan setelan jas formal itu tersentak kaget.

"Sejak tadi kau mendengarkan ku tidak?"

"Dengar Kokoro, jadi kau ingin bertemu penulis itu?"

"Aku hanya bilang aku menyukainya bukannya ingin bertemu dengannya!"

"Ah, maaf kalau begitu"

"Kau tidak pernah tertarik dengan topik ku. 5 tahun ini kau banyak berubah. Kau sebenarnya kenapa?"

"Aku baik-baik saja. Kalau boleh tahu siapa nama penulis itu?"

"Chaewon Kim, nama penanya Kim Ssamu. Ah, itu dia!" Tunjuknya pada sebuah papan Billboard yang berada di sebrang jalan

Ketika kepala si laki-laki ikut menoleh. Sudah bisa di tebak, dirinya menjadi kaku di tempat. Orang yang sama seperti apa yang dia bayangkan. Orang yang sama yang 5 tahun ini terus membuatnya menderita karena merindu.

"Jadi, dia menjadi penulis? Tapi kenapa Kokoro tidak ingat dengannya bahkan rambutnya masih dalam model yang sama"






💫···__···__···💫




"Kim, usaha yang bagus!"

Pemuda berkacamata tanpa lensa itu memutar bola matanya malas ketika laki-laki pemilik senyum manis itu menepuk pundaknya bangga.

"Na Jaemin, aku sebenarnya masih belum tahu kenapa bisa kita akur. Namun, terimakasih untuk ini. Kau mencarikan ku surga dunia"

"Tidak masalah, lagi pula tempat ini tidak sengaja aku temukan"

Pemuda berkacamata itu terus membidikkan kamera mengarah ke seluruh penjuru gedung penuh sejarah ini. Fotonya harus menjadi foto terbaik tahun ini.

"Ketika aku bertunangan dan menikah aku ingin kau menjadi fotografer ku. Kau keberatan?"

"Iya, kau selalu membayar setengah harga padaku!"

"Astaga Kim, kita saudara meski tiri tapi setidaknya aku sudah membantumu mencari tempat ini kan?"

"Jadi kau meminta imbalan? Tidak ikhlas membantuku begitu?"

"Katakanlah seperti itu," laki-laki bernama Jaemin itu mendekat kemudian mengambil alih kameranya, "Lagipula kau terlihat begitu tertarik dengan pacarku!"

"Maksudmu?"

"Guru TK yang kau temui tempo hari adalah pacarku!"

Pemuda itu terdiam. Matanya menatap lurus pada Jaemin. Sedangkan Jaemin, pemuda itu menunjukkan wajah datar yang memancarkan aura suram.

"Kim Minju, dia pacarku dan kau terlihat begitu tertarik dengannya. Apa aku salah?"






💫···__···__···💫




"Apa yang kau pikirkan?"

Gadis berambut pendek coklat itu menghela nafas pelan.

"Banyak," jawabnya kemudian menyesap kopi yang ada di tangannya, "Pemuda yang tidak bisa melihat tadi... Aku seperti mengenalnya!"

"Ah, yang tidak tahu di untung itu?"

"Jangan begitu, mungkin selama ini tidak ada orang baik yang mau menolongnya ketika terjatuh. Makanya dia begitu!"

"Astaga, Yujin kau selalu berpikir positif. Tapi, kau bilang kau mengenalnya kan?"

"Aku tidak yakin. Aku benar-benar mengenalnya atau aku pernah tidak sengaja bertemu dengannya. Atau... Aku tidak ingat!"

"Sekarang tidak perlu kau ingat-ingat lagi. Toh mungkin ada seseorang yang mirip dengannya yang tidak sengaja kau temui!"

"Kim Doyoung? Wah... Bahkan namanya tidak asing untukku. Semua seperti deja vu"






💫···__···__···💫




"Apa ibu boleh masuk?"

"Apa ibu harus meminta izin untuk itu?"

Pemuda yang sedang berkutat dengan dokumen-dokumen itu nampak acuh dengan wanita berusia di kepala 5 yang masih terlihat cantik itu. Merasa di abaikan, wanita itu meletakan gambar-gambar gaun pengantin.

"Apa ini?" Tanya si pemuda

"Gambar gaun yang akan menantu ibu kenakan ketika acara ulang tahun kantor besok!"

"Apa harus ibu juga yang pilihkan? Lagian hanya pesta makan malam biasa, apa harus menggunakan baju semahal ini?"

"Harus, Ruto. Menantu ibu harus terlihat paling mewah dan cantik. Jadi kau selalu calon suaminya, harus pilihkan salah satu. Dia bilang kesulitan memilih!"

"Astaga, merepotkan saja" pemuda itu melihat-lihat satu demi satu gambar beragam gaun yang cantik, "Rancangan siapa ini?"

"Brand yang sedang naik daun, W.Young!"

Gerakan tangannya terhenti ketika mendengar nama brand terkenal itu, "Nama pemiliknya?"

"Kenapa kau jadi tertarik? W.Young milik Vicky Jang yang sedang naik daun itu"

"Ah... Hanya saja nama brand-nya mengingatkanku pada seseorang!"



















###
Hai-hai... Sudah sampai epilog nih jadi cerita ini resmi selesai yaa. Terimakasih sudah membaca dan memberikan dukungan. Gak nyangka bisa menyelesaikan cerita kedua setelah banyak hal yang terjadi. Nah, di epilog ini ada sepenggal cerita buat squelnya nanti. Apa yang terjadi sama mereka? Akhirnya bakal kaya apa? Pasti penasaran lah! Nah, untuk itu tunggu sampai Januari ya baru aku up squelnya hehe... Sampai ketemu di cerita-cerita ku selanjutnya guys!!!!

[✓] HAPPINESS FAIRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang