Demi kepuasan kita semua, baca Author's note di bagian akhir chapter ya.
Also, jangan lupa buat vote dan spam komen.
🔍🔍🔍🔍🔍🔍🔍🔍🔍
Gue mulai paham dengan situasi yang gue lihat saat ini.
1) Kak Berlian dapat teh.
2) Karena tehnya berhubungan dengan anak Baper, Kak Berlian ngasih tau ke temannya yang anak Baper. Dalam hal ini, Mbak Kiki orangnya.
3) Mbak Kiki yang ember bocor, ngasih tau anak-anak Baper lain lewat jalur bawah tanah, alias jalur pribadi/personal chat.
4) Gue, Mbak Kiki, Ci Anqi, Ci Shaking, dan Ci Xiaotang bukanlah objek teh yang didapat Kak Berlian, sejak kita semua diajak mengintai disini.
5) Ci Keke menempati urutan nomor wahid orang paling gue curigai saat ini sejak bazar yang kita datangi adalah bazar jurusan arsitektur.
6) Di urutan selanjutnya ada Ci Xueer yang digadang-gadang lagi dideketin sama cowok arsi, teman Ci Keke.
7) Yang terakhir ada Ci Esther, sejak doi gak ada disini gue juga jadi menaruh curiga ke dia.
Syntia? Ah, gue bahkan lupa kalo itu anak masih bernapas. Palingan doi lagi main bareng Moble Legend sama temen-temennya.
Ga ada niatan pacaran dia mah!
Ci Esther tiba-tiba saja terlihat berjalan cepat ke arah meja kita. "Doi datang. Doi datang. Sembunyi!"
Oke. Hapus nama Ci Esther.
Kak Berlian menutupi setengah wajahnya menggunakan masker duckbill-nya, Mbak Kiki menutup mukanya penuh dengan buku menu yang terletak di atas meja, dan Ci Esther yang duduk di samping Mbak Kiki menutup mukanya dengan berpura-pura serius bermain hp. Posisi mereka cukup berbahaya sejak tempat duduk mereka menghadap ke arah pintu masuk.
Di barisan tempat dudukku, duduklah Xiaotang, Anqi, gue, dan Shaking secara berurutan. Walaupun duduk membelakangi pintu, Ci Xiaotang tetap mencoba menyembunyikan wajahnya dengan menggunakan rambutnya. Lain halnya dengan 2 orang cici (aneh) yang duduk menghimpit gue. Gelagat mereka kayak menunjukin banget ke semua orang 'HEI KITA LAGI NGINTILIN ORANG NIH!'. Alias gak natural banget aktingnya.
Mulai dari Ci Anqi. Udah tau ngebelakangin pintu, kenapa noleh mulu buset dah. Mana gak pake masker lagi. Minta ditampol banget emang.
Di posisi kedua ada Ci Shaking yang terlampau cerdas. Cerdas karena dia menjadikan HP-nya yang menampilkan kamera depan sebagai spion untuk melihat ke belakang. Jadi tidak perlu menoleh seperti Ci Anqi. Bodohnya dia adalah tidak melakukan usaha apapun untuk menyembunyikan mukanya, plus strangers yang duduk tepat di belakang kita terlihat sadar kamera dan agak risih dengan kamera deoan Ci Shaking yang ia gunakan untuk melihat aktivitas orang di belakangnya.
"Xin datang guys!" Ucap Ci Anqi yang langsung buru-buru menoleh ke depan.
XIN!?!?
Xin yang itu?
Syntia???
Gue mengambil tisu makan di meja. Membuat 'masker' darurat sembari menoleh pelan ke belakang. Sepelan mungkin supaya Xin gak menotice eksistensi gue disini.
ANJIR?!
XIN BENERAN!
Xin berjalan ke arah meja kosong yang tak jauh dari pintu masuk, disusul dengan seorang cowok yang mengekor di belakangnya. Tunggu-
Cowok?!
ANJING?! Mata gue hampir keluar.
Xin jalan sama cowok.
I repeat. XIN JALAN SAMA COWOK.
"Anjing, cowoknya Syntia ganteng banget." Umpatku.
Ci Shaking dan Ci Anqi refleks menoleh ke belakang. Mbak Kiki, Kak Berlian, dan Ci Esther yang duduk agak dibelakang berusaha mendongakkan lehernya untuk melihat objek umpatanku saking penasarannya.
"Setuju sih gue sama lo, Yan." Ci Shaking approved.
"Ganteng sih, tapi bukan tipe cowok gue. Pass lah," komen Ci Anqi.
Karena capek menoleh ke belakang, gue kembali meluruskan pandangan gue ke depan. Menatap 3 cici yang masih kompak dalam usaha memanjangkan lehernya.
"Kok bisa sih Xin jalan berdua sama cowok?" Tanya gue.
"Maksudnya, gue tau teman cowok Xin banyak, tapi ini gak jalan rame-rame gitu. Berdua doang." Gue memancing siapapun untuk menjelaskan detailnya. "Mana kayak dekat banget lagi."
"Geez... merinding gue. Gak disangka rencananya Ci Kir berhasil." Ci Shaking mengusap-usap lengannya merinding.
Mereka enggak terpancing, tapi biarlah.
Biarkan aku nguping /(° 3 °)/
Semakin banyak gue nguping, semakin banyak gue mengerti. Jadi mari kita nguping.
"Kalau Xin berhasil, gue juga mau daftar ah." Ucap Mbak Kiki.
"Istigfar Mbak. Itu cowok mengular ngantri di belakang lo. Bused dah, maruk bener jadi orang." Kata Ci Anqi yang sudah menormalkan posisi duduknya.
"Gue kristen, lol."
Lol for tolol.
"Iya, iya. Gue tau."
"I feel sorry for Kak Paul yang udah beli-" Gue membelalakkan mata, Ci Shaking dengan secepat kilat berdiri menutup mulut Ci Esther yang hampir membocorkan rahasia.
Ci Xiaotang menepuk jidatnya. Ci Anqi menghela napas lega.
Habis itu keadaannya langsung hening. Kita semua menghindari kontak mata ke Mbak Kiki yang bingung dengan perkataan gantung tadi. Sedangkan Kak Berlian memainkan hpnya tidak ambil pusing.
Pekerjaan rumah gue sekarang : Buat karangan tentang hadiah yang dibeli Kak Paul karena pulamg Mbak Kiki pasti nanyain itu! Tambahannya adalah tanyakan juga kenapa bisa dan bagaimana campur tangan Cici-cici Baper ke Xin yang jalan sama couo berdua doang.
🔎🔎🔎🔎🔎🔎🔎🔎🔎
Guys...
Gue adain voting buat Main Character since dedek Yuyan cantik manjalita tidak tahu menahu alasan kenapa bisa Xin jalan sama cowok.
Pemilihan MC chapter selanjutnya ada di wall profi wattpad gue.
Ayo vote disana!
KAMU SEDANG MEMBACA
Whatsapp : Baperly Hills [THE 9]
Fanfiction"Siapapun orangnya, pasti Yu Yan babunya." Kata Ci An Qi yang mendapat anggukan dari 7 orang cici-cici Baper lainnya. Ya Tuhan, gini amat jadi mangnei. -*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*- Sebuah buku yang menceritakan kisah rumitnya menjadi seorang Yu...